Raut wajah Ririn begitu kecewa. Pelepasan yang hampir didapatnya dalam hitungan detik lagi, tak bisa diraih karena Damar menghentikan aksi jarinya dengan sengaja. "He-he," Damar terkekeh, duduk di antara kedua paha Ririn yang terbuka lebar. "Hh, kenapa berhenti?!" "Kenapa? He-he," Damar balik bertanya kemudian menggeser duduk ke samping tubuh Ririn."Sedikit lagi aku akan terbang melayang, kamu malah berhenti," omel Ririn membetulkan lingerie yang tersingkap sampai perut.Damar telentang di samping Ririn. "Manjakan punyaku terlebih dulu, baru aku akan memanjakan milikmu."Dengan malas Ririn bangun kemudian duduk di samping tubuh Damar. "Dasar curang.""Kalau tidak mau, ya sudah. Aku tidak memaksa. Lagipula, malam ini aku cape banget," ucap Damar pura-pura, perlahan memejamkan mata.Apa yang tertutup kain dan tersembunyi di dalam boxer, tak bisa membohongi Ririn. "Dasar licik, pake acara jual mahal. Matamu boleh terpejam, tapi lihat senjatamu itu hi-hi-hi berdiri tegak bak tiang pan
Last Updated : 2023-12-20 Read more