Home / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Tiga Bayi Sang Mafia: Chapter 61 - Chapter 70

309 Chapters

Bab 61. Istriku Nakal

Cakra mengeluarkan suara nakalnya, seiring dengan permainan nakal sang istri. Cakra membiarkan istrinya berfantasi seperti yang dia inginkan. Walaupun hanya bermain diluar, tapi Cakra senang istrinya mengerti dengan apa yang dia mau dan melayani dirinya. "Uehmm, kamu nakal. Istri nakalku sudah bisa memuaskan aku, lagi Sayang, iya seperti itu," ucap Cakra yang merinding karena tangan Alena mulai bermain dengan lincah di adik kecilnya yang sudah menegang dan jangan ditanya bagaimana dirinya saat ini. "Aku akan membuatmu melayang, Tuanku. Aku tidak akan mengabaikan kamu, karena aku tau kamu suka dengan permainan yang aku lakukan, uhmm, enak tidak, Tuan tampan?" tanya Alena dengan suara parau dan hembusan napas Alena menerpa dada Cakra. Lagi-lagi Cakra merinding dan sudah dipastikan jika tubuh Cakra makin bergairah, wajahnya merah padam dan tubuhnya menegang. "Lakukan sekarang, aku sudah tidak kuat," ucap Cakra merasakan gairahnya sudah di ubun-ubun dan ingin segera pelepasan. Alena
Read more

Bab 62. Jangkrik

"Kalau dia tau tidak tau sahabat you mana mungkin dia kirim ini, you kadang aneh. Tapi, i rasa ini salah satu teror mereka. Karena you sudah diketahui oleh musuh you, jadi you harus hati-hati jangan sampai you masuk perangkap mereka. Paham you?" tanya Luna mengatakan kepada Cakra agar hati-hati. Cakra hanya bisa diam, dia mengepalkan tangannya karena kelakuan dari orang yang sudah menerornya. Arvin segera membuang kotak yang berisi boneka yang kepalanya sudah lepas dari hadapan bosnya. Mereka tidak mau kalau Alena dan yang lainnya mengetahui apa yang terjadi. "Sekarang, kalian tenang saja. Jangan takut, gue yakin ini hanya teror dari lawan bisnis Cakra, tidak mungkin yang punya gudang tadi malam. Jangan lo pikirin, Cakra. Kalau pun iya, kita pasti membalas dia. Sekarang, gue akan minta bantuan dari orang suruhan gue, kalian tenang saja jangan khawatir," ucap Pasha yang meminta kepada Cakra tenang. Pasha mulai menghubungi anak buahnya, Cakra segera berbalik dan dia ingin menemui Al
Read more

Bab 63. Awas Lo

Luna masih menunggu jawaban dari Cakra apakah dia akan setuju dengan apa yang dia katakan atau tidak. Cakra menghela napas, dia tidak tau harus mengikuti kata Luna atau tidak. Bisa saja bukan dia, tapi keyakinan Luna cukup besar. "Bos, kalau bos belum yakin saya akan cari siapa pengantar paket tadi pagi. Saya akan retas semuanya. Apa bos mau?" tanya Arvin. "Selidiki dulu, bawa si pengantar tersebut. Buat mereka menyesal karena sudah melakukan itu padaku dan keluarga kecilku jangan sampai acara si kembar terganggu dan acara kamu dan yang lainnya juga," ucap Cakra. "Siap bos," jawab Arvin. Mobil terus melaju sampai di kantor, Arvin memarkirkan mobil diparkiran khusus. Dia bergegas turun dan membuka pintu mobil. Cakra segera keluar dan berjalan menuju lift khusus. Ketiganya masuk ke dalam lift, Arvin menekan angka menuju ruangan kerja bosnya. Kring! Kring! Cakra mendengar suara ponselnya, dia segera mengambil ponsel dari saku celana dan saat melihat id panggilan dari Alena membuat
Read more

Bab 64. Kenzi, Kenzo, Kiano Bramasta Sastrawinata

Cakra terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Tuan Rosario, dia sejenak berpikir dengan saran Tuan Rosario untuk memindahkan acara ke tempat lain agar tujuannya tidak membuat keluarganya terluka bukan berarti memindahkan acara akan menambah masalah tidak. Cakra akan memberikan semua makanan kepada panti asuhan. Jadi, biarlah mereka yang menikmati sedangkan dia akan membuat acara di sini secara kecil-kecilan yang penting penambalan nama pikirnya "Baiklah,.aku akan ikut cara Daddy. Aku akan buat acara di sini secara kecil-kecilan sisanya aku akan mengantar ke panti asuhan. Arvin katakan kepada catering kirim ke panti asuhan dan kasih alamatnya cepatlah," ucap Cakra yang memerintahkan Arvin untuk memberitahukan orang catering agar semua makanan yang sudah dipesan dikirim ke panti asuhan. "Baik, Bos saya akan lakukan dan untuk undangan apa saya akan kirim pemberitahuan jika ditunda atau dibatalkanm?" tanya Arvin kembali. "Batalkan saja, katakan kepada para undangan kalau acaranya dib
Read more

Bab 65. Pernikahan Arvin

"Mau ke club, ikut you? Lagian, you udah tau kalau dia akan menikah, kenapa you masih saja bertanya. Bukannya minggu depan you juga menikah." Luna menjawab apa yang ditanya oleh Beno. Beno terkekeh karena Luna mengatakan mereka akan ke club. "I lupa, you jangan marah ya, i tidak akan ikut you ke club. Ya sudah, i ikut. Sayang, ikutlah denganku, jangan dengan mereka," ucap Beno. Beno mengajak Hani untuk ikut bersama dirinya. Hani menoleh ke arah ibu Aminah untuk persetujuan. Ibu Aminah menganggukkan kepala, dia tidak masalah karena sudah jadi calon suami. Mendapat persetujuan dari Ibu Aminah, Hani pun turun bersama dan mendekati Beno. Cakra memberikan kode untuk bicara dengan Beno. Beno yang tau segera mendekati Cakra. Keduanya berbicara dan terlihat keterkejutan di wajah Beno. Beno menepuk pundak Cakra dan mereka segera naik ke mobil masing-masing. "Ada apa, Sayang?" tanya Alena kepada Cakra. "Aku katakan kalau ada kejadian di rumah hari ini. Dia terkejut dan akan membantu menca
Read more

Bab 66. Malam Pertama

Acara pernikahan sangat meriah, Alena dan Cakra menikmati acara pernikahan dari asisten Cakra. Semua tamu undangan dan seluruh karyawan di perusahaan Cakra di undang. Mereka patah hati karena Arvin idola mereka menikah. "Sayang, ayo bawa si kembar ke kamar. Kasihan mereka. Pasti mereka membutuhkan istirahat kamu juga," ucap Cakra yang mengajak Alena untuk masuk ke kamar. "Ya sudah, lagian aku juga sudah lelah, Sayang. Ayo kita pergi sekarang." Alena juga setuju untuk kembali ke kamar. Alena dan Cakra bersalaman dengan kedua mempelai. Sekarang, Arvin adalah sepupu Alena karena menikah dengan Hana begitu juga dengan Cakra mereka bukan lagi asisten tapi sudah saudara sepupu. "Bos, makasih sudah datang. Nona Alena, terima kasih juga menyempatkan hadir di pernikahan saya," ucap Arvin dengan tulus. "Sama-sama, jangan panggil nona lagi, kita sudara sepupu. Bahagia terus dan cepat dapat momongan ya," sahut Alena. Alena memeluk sepupunya, dia senang sepupunya mendapatkan suami yang baik,
Read more

Bab 67. Di Entup Lebah

Esok harinya Cakra dan Alena bersiap untuk pulang hari ini mereka akan kembali ke rumah lebih tepatnya ke rumah Tuan Rosario. Cakra ingin menenangkan istrinya sampai situasi aman dan dia tidak ingin kejadian terulang lagi walaupun banyak pengawal tetap dia tidak ingin sampai terjadi sesuatu dengan istrinya dan juga si kembar. "Apa sudah siap semua, Sayang? Kalau sudah ayo kita pergi sepertinya hari ini kita akan tinggal di rumah Daddy untuk sementara waktu sambil aku mencari pelakunya kamu jangan takut aku akan menemukan pelaku yang sudah membuat kamu ketakutan," ucap Cakra. "Aku ikut saja yang penting si kembar aman," jawab Alena. "Pasti, si kembar dan kamu juga ibu akan aman. Setelah itu, kita pindah kembali ke rumah ya, sabar ya," jawab Cakra yang dianggukan oleh Alena. Mereka pun segera keluar dari kamar hotel sebelum pulang mereka sarapan lebih dahulu semuanya sudah berkumpul termasuk ketiga sahabat Cakra Arvin juga sudah turun bersama istrinya, mereka makan bersama. Beno yang
Read more

Bab 68. Mancing Ikan Duyung

Tuan Rosario memandang tajam ke arah Cakra, dia kesal kepada anaknya itu karena Cakra berpura-pura tidak tahu apa yang dia katakan. "Apa kamu benar-benar tidak tahu atau kamu benar-benar tidak ingin memberitahukan kepada Daddy, apa yang terjadi?" tanya Tuan Rosario lagi. "Aku benar tidak tahu apa yang Daddy maksudkan kalau untuk masalah pelemparan itu, aku belum menemukan orangnya dan aku sudah meminta kepada Arvin untuk mencari siapa orangnya jadi Daddy tidak perlu khawatir. Apa Daddy keberatan aku dan anak-anakku serta istriku tinggal di sini bersama dengan mertua dan sepupu dari istriku?" tanya Cakra. Tuan Rosario berdecih, dia tidak suka jika Cakra mengatakan hal itu. Dia melempar bolpoin ke arah Cakra beruntung Cakra bisa mengelak. "Sungguh keterlaluan, anak kurang ajar berani-beraninya kamu mengatakan itu kepadaku. Sejak kapan aku keberatan menantuku ada di sini dan keluarganya. Apa kau ingin aku coret dari kartu keluarga?" tanya Tuan Rosario yang kesal karena anaknya ini b
Read more

Bab 69. Kucing Belang

"Woi, jangan melamun di sini. Nanti lo kesambet kucing belang!" seru Beno yang terkikik karena Cakra melamun. Luna, Arvin, Pasha dan Malik tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Beno. Terlebih lagi melihat wajah cenong Cakra seperti orang kebingungan. Baru dia ngeh saat melihat sahabatnya dan asisten tertawa."Sialan kalian berdua, kucing belang apaan." Cakra kesal mendengar perkataan dari Beno. "Lagian, lo juga melamun. Ya gue katakan lah seperti itu, aneh lo. Sudah, kalau emang itu dia kita ada si pinky boy, dia akan menyamar sebagai kucing belang sesungguhnya, bagaimana pinky boy, lu mau kagak bantuin si Cakra yang tampan sekomplek dan sekecamatan?" tanya Beno kembali. Cakra menatap Beno yang asal bicara. Dia menoleh ke arah Luna yang masih terlihat cuek. Antara mau dan tidak. Dan pada akhir dia menganggukkan kepala setuju untuk melakukan apa yang dikatakan oleh Beno. "Tapi, tunggu dulu, bukannya lo sudah ketemu dengan dia waktu di mall, kalau dia jadi kucing belang bisa ke
Read more

Bab 70. Masuk Empang

Cakra Luna dan 3 sahabatnya juga asisten menikmati makanan yang sudah disajikan mereka benar-benar seperti orang biasa dalam artian tidak ada status kekuasaan terlihat. Cakra dan pengunjung lain juga membaur jadi satu. "Lihat itu, mereka bisa tangkap ikan, kita boro-boro nangkap, makan umpan saja ga. Dasar ikan sok kecakepan!" kesal Beno yang menatap ke arah pengunjung yang bahagia karena berhasil menangkap ikan. "You aja yang ga bisa nangkap ikan, desek aja bisa. Makanya you harus bisa tangkap itu ikan, masuk empang sana," ujar Luna meminta kepada Beno untuk masuk ke dalam empang. Beno membolakan matanya mendengar Luna mengatakan dirinya harus masuk empang baru bisa tangkap ikan. Malik dan Pasha menggelengkan kepala mendengar perkataan dari Luna. Mereka melanjutkan makan dan setelah selesai, mereka menikmati suasana di pemancingan. "Cakra, lo ingin jebak dia ga? Kalau iya bagaimana kalau kita pura-pura bekerjasama dengan dia, anggap saja lo ga kenal dengan dia maksudnya gue kena
Read more
PREV
1
...
56789
...
31
DMCA.com Protection Status