Home / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Tiga Bayi Sang Mafia: Chapter 81 - Chapter 90

309 Chapters

Bab 81. Semakin Menggoda Baby

Minahashiro terdiam sesaat, dia mulai mencerna apa yang dikatakan oleh Della. Orang yang dia kenal dan yang menjadi musuhnya. Mungkinkah dia? Minahasiro menoleh ke arah ketua Woody dirinya mulai mengetahui siapa yang dimaksud oleh Della. Ketua klan Woody bernama Felix menyerngitkan keningnya melihat Minahasiro yang menatapnya tanpa berkedip sedikitpun. "Aku pemikiran kita sama?" tanya Minahashiro saat memandang ke arah Felix. "Aku tidak tau kalau itu dia. Kalau memang dia pelakunya maka aku akan habisi dia, aku akan pastikan dia mendapatkan balasannya. Hari ini dia sudah membuat aku rugi besar tapi nanti dia akan menyesal karena sudah melakukan ini padaku," jawab Felix yang mengepalkan tangannya. Dia menyadari jika yang dimaksud oleh Della adalah musuh bebuyutannya siapa lagi kalau bukan Cakra. Felix akan membalas apa yang musuhnya itu lakukan padanya. Tidak akan dia biarkan itu terjadi. ***Cakra yang berada di pelabuhan, baku tembak dengan anak buah dari Klan Minamoto. Dia ber
Read more

Bab 82. Bayi Besar Yang Manja

Alena terharu melihat suaminya sudah datang. Dengan cepat dia turun dari ranjang dan memeluk suaminya. Alena benar-benar sangat senang karena dirinya bisa melihat suaminya lagi. Cakra merentangkan tangannya dengan lebar dan membalas pelukkan Alena. "Aku rindu padamu, kenapa lama sekali kamu pulang, apa tidak rindu denganku, Tuan?" tanya Alena dengan manja. Cakra terkikik mendengar apa yang dikatakan oleh Alena. Dia baru sehari pergi sudah dirindukan oleh Alena. Senang sudah pasti, tidak bisa dia pungkiri. Cakra mengecup kening Alena dan bibir Alena dia benar-benar gemes dengan pertanyaan Alena. "Jelas aku rindu, aku hanya ingin kamu selalu bersamaku, aku tidak nyenyak untuk tidur. Selalu merindukan dekapanmu, sudah ya, aku mau mandi dan aku juga ingin memeluk si kembar, setelah itu kita mandi keringat ya," ucap Cakra yang mengedipkan matanya. Alena tersipu malu, dia mencubit pinggang Cakra. Cakra selalu seperti itu, dia menggoda dirinya. Sudah tau dia belum bisa masih saja memanc
Read more

Bab 83. Dia Wanitaku

Cakra mendengus kesal karena istrinya mengatakan kalau dia bayi besar yang masih manja. Alena menggelengkan kepala ke arah Cakra. Suasana di mansion Cakra rame karena pembagian oleh-oleh baik dari Cakra maupun Luna. "Sayang, ini bagus sekali. Pasti mahal kan?" tanya Alena melihat oleh-oleh pemberian dari Cakra. "Ga kok, ini spesial dari aku. Lagipula, ini untuk wanitaku yang cantik, jadi cocok digunakan untuk kamu," jawab Cakra dengan senyum tertampannya.Cakra memberikan gaun berbentuk sabrina. Alena langsung memeluk Cakra dan mengecup pipinya. Ibu Aminah, Luna dan Hani yang melihat ikut merasakan kebahagiaan. "Sudah, Nyonya. Hari ini kita akan ke panti asuhan. Aku ingin ajak kamu untuk kunjungan rutin setiap bulan, kamu bisa ikut denganku. Kita akan beri santunan ke mereka, aku juga ingin memperkenalkan kamu ke mereka," ucap Cakra yang membuat Alena menganggukkan kepala. "Aku mau, sangat mau. Tapi, si kembar ga bisa ikut masih kecil," sahutnya."Tidak apa, nanti biar ibu yang j
Read more

Bab 84. Rindu Ibu dan Ayah

Cakra, Alena, Luna dan Arvin akhirnya sampai di tempat tujuan. Alena melihat sekeliling panti asuhan terlihat asri dan sejuk juga tenang. Pintu terbuka, Cakra mengulurkan tangannya ke arah Alena. Alena segera menyambut uluran tangan Cakra. "Tempatnya bagus ya, kamu tau panti asuhan ini dari mana, Sayang?" tanya Alena yang tidak menyangka suaminya bisa menemukan panti asuhan yang sangat bagus. "Kamu suka ya di sini?" tanya Cakra balik. Alena menganggukkan kepala. "Tempatnya bagus, nyaman dan lihatlah pemandangannya sangat bagus. Aku sangat suka sekali tempat ini. Lain waktu aku akan bawa si kembar ke sini, aku ingin mereka merasakan apa yang aku rasakan," jawab Alena dengan senyum mengembang. Cakra tersenyum karena istrinya Alena menyukai tempat tersebut. "Ini dulu Mommy yang temukan. Dulu tidak seperti ini, anak-anaknya juga belum banyak, ada yang diadopsi tapi entah kenapa dikembalikan lagi karena yang mengadopsi sudah punya anak alasanya tidak mau berbagi kasih sayang dengan ya
Read more

Bab 85. Kamu Ibu Yang Terbaik

Mendengar apa yang dikatakan oleh Alena membuat Dean segera memeluk tubuh Alena sambil menangis. Dean menumpahkan kesedihannya kepada Alena rasa nyaman dihatinya membuat dia dekat dengan Alena wanita yang lembut dan berhati malaikat. "Sudah, jangan menangis ya. Kita bergabung dengan yang lainnya, yuk. Kamu ada teman ga di sini?" tanya Alena. Dean menganggukkan kepalanya pelan. "Punya, Ibu. Kenapa?" tanya Dean dengan polosnya. Alena mengusap rambut tebal Dean dengan lembut. "Tidak apa, hanya bertanya saja, ibu harap kamu bisa berteman baik dengan teman-teman di sini ya. Sekarang, ayo kita pergi, kasihan yang lainnya pasti saat ini cariin kamu," ucap Alena yang mengajak Dean untuk bergabung dengan yang lainnya. Keduanya pergi ke tempat di mana yang lainnya berkumpul. Cakra panik mencari Alena yang tak kunjung tiba. Cakra berjalan ke sana kemari seperti setrikaan hingga tanpa dia sadari kakinya menginjak kaki Luna yang sedang makan gorengan dengan cabe rawit. "Aw, jahara you ini. K
Read more

Bab 86. Selamatkan Istriku

Kode yang diberikan oleh Arvin sudah cukup jelas. Apa lagi suara tembakan dan ledakan mobil yang berasal dari belakang dan itu mobil anak buahnya. Cakra hanya bisa mengumpat dalam hati. Dia tidak bisa melawan karena ada Alena yang saat ini ketakutan. "Siapa yang berani menyerang kita, Sayang? Kenapa mereka berani melakukan itu? Apa dia musuh di kantormu?" tanya Alena dengan suara bergetar. Cakra hanya menggelengkan kepala, dia menarik Alena dalam dekapannya. Tidak mau Alena semakin ketakutan. Wajahnya sudah pucat pasi,tentu saja itu membuat Cakra semakin emosi dan amarahnya sudah diubun-ubun. "You jangan takut, i akan lindungi Alena, lihat i ada ini," ucap Luna memperlihatkan senjata yang waktu itu diberikan oleh Cakra. Cakra tersenyum, Luna berani melawan mereka. Tembakan terus terjadi, antara anak buahnya dan musuh yang diyakini oleh Cakra adalah klan Minamoto dan klan Woody. "Awas kalian semua, aku akan habisi kalian satu persatu, tidak akan aku biarkan kalian menyakiti istri
Read more

Bab 87. Mereka Selamat

Malik akhirnya menemukan Alena yang sudah bersimbah darah. Luka Alena sangat dalam dengan cepat Alena dibawa Malik ke tempat aman. Apa lagi, ledakan yang cukup kuat membuat dia hanya bisa menatap nanar. "Gila, ledakannya membuat tanah bergerak. Apa yang membuat mereka melakukan ini. Dendam itu belum surut juga. Aku yakin, mereka akan terus mengincar Cakra dan dia akan memburu Cakra dan juga keluarganya. Ini tidak bisa di diamkan, aku harus segera membalas semua yang terjadi," ucap Malik yang menatap ledakan dari mobil Cakra. Malik berbalik ke arah belakang, dia melihat dari kejauhan sebuah mobil hitam terparkir. Seluruh kacanya hitam tidak terlihat siapa yang ada di dalam. Apakah itu warga yang lewat atau musuh yang menyerang Cakra hingga seperti ini kondisi mereka. "Mobil itu kenapa berada di sana. Apa mereka saat ini sedang memantau keadaan. Ck, tidak tau malu, aku yakin mereka bukan warga yang akan melintasi jalan ini. Pasti mereka klan Minamoto, awas kalian. Akan aku buat perhit
Read more

Bab 88. Dia Baik

Tuan Rosario berbincang dengan pria yang dia jumpai setelah itu barulah dia duduk kembali dan menoleh ke arah ketiga sahabat Cakra. Tuan Rosario tersenyum melihat ekspresi dari ketiganya. "Kenapa, kalian tidak percaya kenapa saya mengenal dia. Dia itu mantan mafia, kami bersahabat. Jadi, apa yang saya katakan itu jujur. Apa kalian percaya dengan saya kali ini?" tanya Tuan Rosario kembali. Pasha, Malik dan Beno menganggukkan kepala pelan mendengar perkataan Tuan Rosario. "Kami percaya," jawab Beno kembali. "Bagus, sekarang katakan pada saya, apa kalian semua termasuk anak saya itu, mafia?" tanya Tuan Rosario lagi. Ketiganya menjawab dengan anggukkan kepala. Melihat jawaban ketiganya yang menganggukkan kepala membuat Tuan Rosario menghela napas berat. "Ah, kenapa dia mengikuti jejakku. Padahal, aku tidak pernah meminta dia untuk melakukan itu. Apa kalian juga ikut bersama anakku?" Tanya Tuan Rosario dengan tatapan teduh. "Iya," jawab mereka serentak. Tuan Rosario memijit keningny
Read more

Bab 89. Aku Bersamamu, Sayang

"Hai, kalian merindukan aku? Wah lihatlah, kalian sangat bahagia, gue jadi senang lihat kalian yang bahagia. Bagaimana kondisi kalian? Sudah mulai baikkan? Apa kalian akan pulang ke rumah dan menghadiri pernikahan gue?" tanya Beno yang masuk dan memberondong dengan pertanyaan hingga membuat Cakra dan Tuan Rosario membolakan matanya. "Ngapain kamu di sini, pergi sana. Menyebalkan, datang ga bawa apa-apa. Kalau jenguk orang sakit itu bawa makanan, bukan bawa angin keributan," jawab Cakra. Beno terkikik mendengar perkataan dari Cakra. Beno menunjuk ke arah belakang. Dimana ada Pasha dan Malik yang membawa bungkusan berisi buah tangan. Bukan hanya untuk Cakra dan istrinya juga untuk Luna juga Arvin. "Kami mau ke ruang sebelah, mau lihat Luna. Kasihan dia tidak ada yang jenguk, lebih baik kami jenguk dia dulu. Nanti kami ke sini lagi, ayo kita pergi sekarang!" ajak Beno kepada kedua sahabatnya. Beno memberikan buah tangan kepada Tuan Rosario setelah itu barulah dia pergi. Tuan Rosario
Read more

Bab 90. Pernikahan Beno

Semenjak dirawat kondisi Cakra dan Alena berangsur-angsur membaik. Bukan hanya keduanya saja, Luna dan Arvin juga membaik walaupun belum diperbolehkan pulang, mereka tidak mempermasalahkannya yang penting sehat. Seminggu dirawat, membuat rasa rindu di hati Alena semakin besar dengan si kembar. "Sayang, besok pernikahan Beno dan Hani. Kita hanya bisa melihat dari sini saja. Aku merasa bersalah dengan sepupuku karena tidak datang di pernikahan mereka."Alena sedih karena pernikahan sepupunya dia berada di rumah sakit. "Mau bagaimana lagi, Sayang. Kita masih belum pulih. Yang penting doa dari kita untuk mereka.""Iya, kamu benar, Sayang. Aku rindu si kembar. Lihat dari video tidak puas, aku ingin peluk dia. Tidak bisakah kamu tanya ke dokter kita rawat di rumah saja. Aku ingin memeluk si kembar, kamu tanyakan ya," pinta Alena. Cakra tersenyum dan menganggukkan kepala ke arah Alena. Dia juga rindu dengan si kembar, ingin menjahili si kembar tapi apa daya, dia harus kuat dan sembuh seca
Read more
PREV
1
...
7891011
...
31
DMCA.com Protection Status