Home / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Tiga Bayi Sang Mafia: Chapter 101 - Chapter 110

309 Chapters

Bab 101. Emu Agi Ita

Cakra tidak bisa mengatakan apapun, dia hanya diam mencari jawaban yang tepat untuk Alena karena dirinya benar-benar tidak bisa menjawabnya karena dirinya tidak bisa salah jawab bisa bahaya. "Kenapa? Apa kamu tidak bisa menjawab pertanyaan dariku?" tanya Alena.Suara Alena sudah berubah, tatapan matanya juga sangat tajam hingga Cakra menelan salivanya, terlihat jika dirinya sangat takut dengan Alena yang dalam mode singa betina. "Anu, Sayang. Aku mau katakan padamu, begini aku mau katakan kalau aku sebagai pengusaha dan aku ...." ucapan Cakra terhenti saat mata Alena semakin tajam. "Aku apa?" tanya Alena dengan penuh penekanan. "Aku tidak punya pekerjaan lagi, selain menyayangi kamu dan mencintai kamu apa adanya tanpa aku sadari kalau aku tidak bisa jauh dari kamu. Dan aku mau lagi," jawab Cakra yang segera naik ke atas tubuh Alena dan mengukungnya. Alena membulatkan matanya melihat Cakra naik ke atas tubuhnya. "Sa-sayang, apa ini, kenapa kamu melakukan ini padaku? Aku mohon, j
Read more

Bab 102. Tidak Ada

Mendengar pertanyaan dari Cakra mereka menoleh ke arah Luna yang tertawa cekikikan. Dia yakin para arwah yang saat ini dia pekerjakan akan membuat semua orang yang di tempat tersebut kabur. "Woi, Luna, lo dengar tidak apa yang sahabat pompong kupu-kupu gue tanyakan. Kenapa lo, tertawa? Kesambet, lo?" tanya Beno. Dia heran si pinky boy kenapa tertawa seperti itu. Dan dia terus melihat ke arah tempat yang mau mereka serbu. "Gue rasa dia emang lagi kurang eh maksudnya kesambet, lebih baik kita buat dia sadar. Daripada berlarut. Hei, asisten gue yang paling tampan, cepat sadarkan dia," ucap Malik kepada Tom. Tom yang mendengar bosnya meminta dia untuk menyadarkan Malik terdiam. Ada rasa takut karena dia kesambet bukan yang lain. Semua melihat ke arah asisten Malik yang diam tidak bergerak sama sekali. "Gue rasa asisten lo itu kram, lebih baik jangan minta dia. Tunggu, biar gue saja," ucap Pasha mencoba menyadarkan pinky boy yang masih saja terkikik."Siapa ini, ayo ngaku. Cepat nga
Read more

Bab 103. Romantis Itu Wajib

"Aku akan kasih tau yang pasti tempatnya akan aman untuk kita melakukan itu. Kamu tunggu saja," jawab Felix dengan seringai yang membuat Della hanya diam dan menganggukkan kepala. Felix akan menghancurkan klan milik Cakra. Gara-gara klan milik Cakra dia dibenci oleh mafia lain dan dianggap musuh oleh semua klan mafia. "Kapan kamu akan mengajakmu ke sana?" tanya Della. "Saat aku bisa menemukan cara untuk bisa menculik kembali anak dari mafia itu, aku sudah meminta mereka mengawasi mereka semuanya. Tinggal tunggu eksekusinya saja. Jangan takut, aku akan buat kamu membalaskan dendam kepada mereka begitu juga aku," jawab Felix dengan seringai iblisnya. Della tersenyum mendengar apa yang dikatakan Felix, dia akan segera mendapatkan wanita itu. Felix melangkahkan kaki menuju ruang kerjanya. Della hanya menatap ke arah pria dingin itu masuk dan menghilang dari balik pintu. ***Cakra yang sudah kembali ke rumah segera melangkahkan kaki menuju kamar, dia sangat rindu dengan istrinya itu.
Read more

Bab 104. Tripel Penganggu

Cakra yang kesal karena kegiatannya diganggu membuka pintu dengan wajah cemberut. Saat pintu terbuka terlihat dimatanya ada tiga bocil yang menatap ke arahnya dengan tatapan sendu. Mau marah nanti ada yang marah padanya, akhirnya Cakra tersenyum walaupun berat. Kesabaran Cakra setipis tisu hingga dia harus menghela napas untuk menahan semuanya. "Ada kalian ke sini, boy? Kenapa kalian kompak mengedor kamar Daddy, kalian tau kalau gedoran kalian seperti itu, bisa hancur kamar Daddy," ucap Cakra yang jongkok agar setara dengan ketiga anaknya. "Daddy, ami au idul engan Mommy ami. Daddy, pinggil," jawab si Kenzo. "Daddy, jangan larang kami untuk tidur dengan Mommy. Mommy milik kami," ucap Kenzi lagi yang masuk tanpa persetujuan dari Cakra. Kenzi membawa kedua adiknya masuk ke dalam dan segera berlari ke arah Alena. Cakra mengangga melihat apa yang anaknya lakukan. Cakra segera berdiri dan berbalik melihat istri manis dan bohaynya direbut oleh tiga anaknya. "Hei, boy, kenapa kalian m
Read more

Bab 105. Hanya Untukmu, Istriku

Alena tidak menyangka jika Cakra melakukan ini padanya. Entah kenapa dirinya sangat senang dengan apa yang suaminya ini lakukan. Taman dibuat seindah mungkin, bunga mawar disusun seperti buket yang cukup besar dan ada tulisan yang indah. "Hanya untukmu, istriku, love you forever." tulisan di buket tersebut hingga membuat Alena meneteskan air matanya. "Sayang, hei, kenapa menangis. Ya Tuhan, kamu ini luar biasa sekali. Bisa-bisanya menangis, harusnya kamu itu tidak perlu menangis, Sayang. Aku persembahkan ini untukmu dan lihat di sini," ucap Cakra yang menunjukkan seluruh keluarganya datang. Alena menutup mulutnya, ada sepupunya dan ibunya juga mertuanya Tuan Rosario juga sahabat temannya juga pelayan, suster anaknya mereka juga datang. Alena semakin menangis karena ternyata mereka datang."Ini bukan ulang tahunku, Sayang. Kenapa kamu seperti ini. Aku ...." Alena sulit untuk mengatakannya karena saat ini bibirnya kelu untuk mengatakan bahwa semua ini sangat manis dan indah. "Saya
Read more

Part 106. Siapa Kalian, Hah?

"Sekarang cepat kamu tangkap mereka, ingat jangan sampai ketahuan. Aku mau mereka segera ditangkap dan kita bawa mereka ke tempat biasa, cepatlah," ucap pria kepada wanita yang duduk di sebelahnya. "Apa kamu yakin kita bisa menangkapnya?" tanya wanita tersebut yang tidak lain adalah Della. Pria yang meminta Della menangkap Alena adalah Felix ketua klan mafia Woody. "Apa kamu takut, Della? Kemana nyalimu? Apa sekarang nyalimu sudah hilang. Bukannya kamu menggebu-gebu saat ingin menangkap wanita itu? Tapi, kenapa kamu sekarang bertanya seperti itu?" tanya Felix kepada Della yang saat ini menatapnya. Della membolakan matanya mendengar apa yang dikatakan Felix. "Aku hanya bertanya. Kamu bisa lihat itu, pengawalnya banyak. Dia juga punya pengawal bayangan seperti yang kamu katakan. Bagaimana kalau pengawal tersebut mengetahuinya, apa tidak bahaya? Sama saja itu akan membuat nyawa aku yang melayang," jawab Della dengan wajah kesal. Felix tertawa melihat wajah kesal Della. Secara reflek
Read more

Bab 107. Aku Akan Membunuh Kalian

Alena terus menggelengkan kepala, dia tidak mau dirinya diberikan obat apapun. Alena mencoba untuk memberontak tapi anak buah dari Della tidak peduli sama sekali. "Cepat kalian suntik dan kau cepat pergi dari sini. Tutup mulutnya terlebih dahulu dan anak kecil ini. Cepat, aku tidak mau ada yang tau kita menculiknya." Della memerintahkan kepada anak buahnya untuk segera menyuntik Alena. Anak buah Della segera menutup mulut Alena dan Kiano. Alena yang melihat mulut anaknya di tutup membuat Alena memberontak. Dia tidak tega melihat anaknya disakiti. "Jangan sentuh anakku. Lepaskan dia, aku tidak akan maafkan kalian. Aku akan membunuh kalian jika kalian menyakiti anakku. Aku katakan lepas!" pekik Alena. Alena segera bungkam karena mulutnya sudah ditutup. Begitu juga dengan Kiano yang terus menangis. Mobil bergerak meninggalkan taman di saat Cakra mencari Alena. Pasukan bayangan Cakra memberitahukan kepada Arvin mereka saat ini mengejar mobil yang membawa Alena dan Kiano. "Anda jang
Read more

Bab. 108. Mana Istri Dan Anakku

Della yang menghubungi seseorang di telpon tersenyum karena dia akan membuat Cakra juga teman-temannya hancur. Della memerintahkan untuk meledakkan gudang saat Cakra masuk ke dalam mencari Alena dan anaknya. Mobil Della masuk ke parkiran bandara. Dia akan naik jet pribadi membawa Alena dan dua anaknya. Felix sudah berada di tempat tersebut menunggu Della. Saat mobil berhenti tepat di depan Felix, pintu terbuka, Della tersenyum ke arah Felix dan merentangkan tangannya. "Kamu hebat, sudah melakukan dengan baik. Sekarang, ayo kita pergi. Sebentar lagi, kita akan jadi penguasa," ucap Felix. Felix mengurai pelukkannya dan mengecup kening Della. Felix melakukan dengan spontan. "Terima kasih karena sudah memujiku. Aku lakukan ini juga karena kau yang mengajari aku. Apakah semua sudah siap? Bagaimana nuklirnya, apakah sudah bisa digunakan?" tanya Della yang berjalan menuju tangga masuk pesawat. Felix mengibaskan tangan ke arah anak buahnya untuk segera membawa tahanan ke dalam pesawat. D
Read more

Bab 109. Tolong Aku, Cakra

"Tenang, Cakra. Kita akan cari istrimu dan anakmu. Jadi, kamu tenang ya," ucap Tuan Rosario mencoba menenangkan Cakra. "Bagaimana mau tenang, Dad. Istri dan anakku diculik, aku yakin ini pasti ulah dari Della dan mafia itu, tidak ada yang lain. Aku harus temui mereka, sekarang mereka aa daa di bandara, aku harus ke sana. Aku tidak mau, Alena dan anakku dibawa pergi, aku akan susul mereka," ujar Cakra yang membuat Tuan Rosario tidak bisa berbuat apa-apa. "Iya, tapi kamu harus sembuh, Cakra. Bagaimana kamu mau selamatkan mereka jika kamu seperti ini. Daddy sudah minta kepada anak buah Daddy yang di luar negeri untuk melacak mereka. Kamu jangan khawatir, kita akan temui mereka, pulihkan dulu diri kamu, setelah itu kita akan cari mereka," ucap Tuan Rosario meminta kepada anaknya Cakra untuk tenang. Cakra tidak bisa tenang, dirinya benar-benar merasakan sakit saat ini. Bukan sakit karena luka yang dia terima tapi luka karena kehilangan istri dan anaknya. Dia takut jika keduanya dilukai
Read more

Bab. 110. Kita Selamatkan Mereka

Tuan Rosario yang berada di luar segera masuk dia terkejut mendengar Cakra menjerit dengan cepat dirinya mendekati Cakra. "Ada apa kamu? Kamu seperti orang ketakutan, apa kamu bermimpi, Cakra?" tanya Tuan Rosario dengan wajah cemas. "Dad, Alena dan Kiano, mereka ketakutan, Dad. Kita harus selamatkan mereka, Dad. Aku takut jika mereka disiksa. Apa Daddy sudah tau di mana mereka berada saat ini?" tanya Cakra.Tuan Rosario masih belum bisa mengatakan apakah mereka di negara itu atau tidak. Terlebih lagi, kondisi Cakra yang saat ini. Dia takut jika Cakra langsung pergi ke negara tersebut. "Daddy, belum tau pasti. Tapi, Daddy sudah memerintahkan anak buah Daddy untuk pergi ke negara itu," jawab Tuan Rosario. "Di negara mana, Daddy?" tanya Cakra. Tuan Rosario lagi-lagi terdiam saat mendengar pertanyaan Negara mana. Cakra memegang tangan Tuan Rosario, dia menunjukkan raut wajah yang memohon kepada Tuan Rosario Ayahnya. Tuan Rosario menghela napas dan pada akhirnya dia mengatakan Negara
Read more
PREV
1
...
910111213
...
31
DMCA.com Protection Status