Home / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Tiga Bayi Sang Mafia: Chapter 91 - Chapter 100

309 Chapters

Bab 91. Malam Penuh Cinta

Cakra masih mendengar apa yang dikatakan oleh seseorang di ujung telpon. Rahangnya mengeras dan tentu saja itu membuat Alena menatap ke arah Cakra dengan curiga. "Kenapa wajahnya menegang? Apa terjadi sesuatu dengan si kembar?" gumam Alena dalam hati. Cakra berdehem dan dia mengetahui jika sang istri memperhatikan dirinya. Cakra menoleh ke arah Alena dan tersenyum kecil. "Baik, tunggu perintahku saja. Awasi semuanya, jangan sampai kecolongan. Cari tau di mana posisinya. Aku ingin segera menemukannya, cepat ya," ucap Cakra. Cakra segera mengakhiri panggilannya. Cakra meletakkan kembali ponselnya di nakas. Helaan napas terdengar cukup berat. Cakra mengedipkan matanya ke arah Alena. Alena membolakan matanya karena Cakra mulai genit. "Jaga matamu, Sayang. Nanti kamu akan aku colok. Siapa yang menghubungi kamu? Apa ada sesuatu yang kamu rahasiakan?" tanya Alena dengan sorot mata tajam. "Tidak ada yang aku sembunyikan sayangku cintaku, manis manjaku, aku hanya bicara dengan anak buah
Read more

Bab 92. Tipu Muslihat

Hani yang ditanya oleh Beno menganggukkan kepala pelan. Hari ini dia akan menyerahkan kesuciannya kepada sang suami. Melihat jawaban dari Hani, Beno langsung melakukan penyatuan yang sangat indah. Suara teriakkan manja bergema di seluruh kamar hotel. Berkali-kali keduanya melakukan pelepasan dan sampai pagi, kegiatan penyatuan berhenti. Hentakan cukup kuat dan benih Beno masuk ke rahim dan berharap jika benih tersebut menjadi keturunan untuknya. "Makasih, Sayang. Kamu sudah memberikan aku kesucian hanya pada suamimu ini. Aku benar-benar senang karena hanya aku yang memilikinya," ucap Beno. "Iya sama-sama, aku senang bisa memberikan kesucian itu kepadamu seorang. Sekarang kita tidur yuk. Badanku lemes sekali ini," rengek Hani dengan manja. Suara rengekan manja dari Hani membuat Beno tertawa. Baginya itu menggemaskan, Beno menarik hidung Hani dan menciumnya dengan penuh kasih sayang, tidak peduli peluh memenuhi wajahnya baginya itu sangat seksi. "Yasudah, kita tidur sekarang."Ben
Read more

Bab 93. Wanita Rubah

Mobil yang membawa si kembar ke sekolah taman kanak-kanak tidak mengetahui ada yang mengikuti. Alena yang di dalam mobil bercanda riang bersama dengan si kembar. "Mom, nanti kalau sudah besar mau jadi seperti Daddy," ucap si sulung Kenzi. "Benal itu, Kenzo uga mau sepelti Daddy, tampan uga anyak wanita yang suka ama Kenzo," jawabnya lagi. Alena yang mendengar perkataan dari anak keduanya terkejut, dia melotot karena anaknya mau menjadi pria tampan agar banyak wanita yang menyukai mereka. "Tidak boleh, kakak. Berdosa kata Nenek. Wanita cukup satu saja," ucap Kiano dengan polosnya. Lagi-lagi Alena dibuat terkejut karena si bungsu mengatakan seperti itu. Para suster yang ikut bersama Alena tersenyum mendengar anak asuhnya mengatakan hal seperti itu. "Mereka sangat lucu ya, Nyonya. Dari kemarin seperti itu juga yang dikatakan Tuan Muda Kenzo. Teman wanita di sekolah dia anggap semuanya pacarnya," adu salah satu suster yang membuat Kenzo berbalik dan memicingkan matanya. Anak Cakra
Read more

Bab 94. Si Triple Diculik

Cakra langsung menakan tombol merah dia tidak melanjutkan percakapan dengan Della. Semuanya panik karena mendengar suara teriakkan dari Alena. "Sayang, kalian kenapa! Halo, Sayang! Kamu dengar aku? Ya Tuhan, ada apa ini! Alena kamu dengar aku!" pekik Cakra dengan kencang. "Tenang dulu, kamu hubungi dulu anak buahmu yang sering ikut Alena tanyakan dimana mereka, cepat. Aku akan minta anak buahku ke sana, cepatlah!" teriak Beno meminta Cakra menghubungi Bejo dan Bule. Cakra segera meraih ponselnya, dia gemetar saat memegang ponselnya. Dia tidak menyangka kalau keluarga kecilnya akan mendapatkan masalah lagi. Dia berpikir setelah kejadian itu tidak terjadi apapun. Nyatanya dia salah, ini yang dia takutkan membawa Alena dan si kembar keluar tanpa pengawasan darinya. Panggilan Cakra masuk tapi tidak dijawab sama sekali. Cakra hanya mengumpat berkali-kali karena kedua bodyguardnya tidak menjawab panggilan darinya. Situasi panik, Luna terus memanggil Alena tapi nyatanya Luna hanya menden
Read more

Bab 95. Aku Mau Anakku

Cakra saat ini berada di rumah sakit. Dia membawa Alena ke rumah sakit dan saat ini Alena dirawat di VVIP. Cakra setia menemani Alena, dirinya tidak mau meninggalkan Alena sedikitpun. Sedangkan Cakra dan tiga sahabatnya mengejar orang yang sudah menculik si kembar. "Sayang, cepat bangun. Aku menunggu kamu, aku tidak mau kehilanganmu. Kamu yang sabar ya, aku akan cari si kembar sampai dapat dan maafkan aku ya," ucap Cakra dengan suara lirih. Cakra tidak menyangka ketiga buah hatinya diculik oleh musuh mafianya. Selama ini Cakra sudah tidak lagi bergelut dengan yang namanya mafia, dia hanya memantau keadaan musuhnya agar tidak menyerangnya tapi dia kecolongan. Cakra dan anak buahnya mencari di seluruh markas besar Klan Minamoto dan Klan Woody, dia tidak akan melepaskan siapapun yang sudah menculik anaknya. Seminggu sudah Cakra mencari buah hatinya tapi sayangnya, tidak ketemu juga. "Eugh, sa-sakit!" suara erangan dari Alena membuat Cakra bahagia. Seminggu Alena tidak sadarkan diri
Read more

Bab 96. Lepaskan Kami

Cakra segera berlari menuju lift. Anak buah Cakra mengikuti Cakra dari belakang. Cakra juga mengkonfirmasi ke anak buahnya yang lain untuk segera mengikuti dirinya ke markas tersebut. "Aku harap mereka ada di sana, aku akan menghabisi mereka yang sudah menculik anak-anakku, tidak akan aku biarkan mereka sedikitpun melukai mereka jika sampai kulit anakku tergores sedikitpun, maka aku akan buat mereka menyesal seumur hidupnya," ucap Cakra yang saat ini berada di dalam lift. Pintu lift segera tertutup dan perlahan turun ke lantai bawah di mana anak buah Cakra sudah berkumpul. Tuan Rosario juga sudah memerintahkan anak buahnya mengikuti Cakra untuk menyelamatkan cucunya. Sesampainya di lantai bawah, Cakra melangkahkan kaki menuju ke mobil yang sudah menunggu dia untuk ke markas mafia klan Minamoto dan Klan Woody. "Cepat kita ke sana, aku tidak mau sampai mereka melukai anakku, cepatlah!" Cakra memerintahkan kepada supir untuk segera melajukan mobil. ***Di tempat lain, Della yang t
Read more

Bab 97. Menyelamatkan Triple

Perjuangan Cakra untuk sampai di tempat tersebut akhirnya membuahkan hasil, Cakra sampai di mana asisten dan sahabatnya berada. Cakra turun dari mobil dan berjalan menuju tempat di mana sahabatnya dan asistennya menunggu dirinya. "Apa kalian sudah menemukan tempat di mana anak-anakku, berada?" tanya Cakra dengan antusias. "Sudah bos, kami sudah menemukan lokasi di mana si kembar berada. Ayo kita bergerak sekarang, kita tidak punya waktu, saya takutnya mereka akan membawa si kembar pergi dari negara ini," jawab Arvin. Cakra menganggukkan kepala, dia segera berlari kembali ke dalam mobil, bersama dengan yang lainnya. Mereka segera ke tempat penyangkapan si kembar sedangkan di tempat tersebut Minahasiro dan Felix serta Della sudah berada di tempat di mana si kembar berada. Mereka melihat ketiga anak dari Cakra duduk di bawah dan wajahnya begitu tenang. "Coba lihat,.masih kecil tapi kelakuan sudah seperti orang dewasa, tidak ada rasa takut sama sekali , benar-benar luar biasa bukan
Read more

Bab 98. Meninggal

Cakra yang di tantang oleh musuhnya tersenyum kecil, dia tidak menyangka kalau musuhnya begitu berani menantang dirinya. Walaupun saat ini Kiano bersama pria ini tidak membuat dia takut. "Tidak berani bukan? Hahaha, jangan bermimpi untuk menakuti aku kamu pikir aku akan takut? Tidak akan, aku tidak takut sama sekali, pengecut," ejek Minahasiro kepada Cakra. Cakra yang sudah memegang senjata apinya tersenyum kecil. Senjata tersebut diarahkan kepada Minahasiro yang saat menggendong si bungsu yang menangis memandang ke arah Cakra. Ada rasa sedih di dalam hati Cakra melihat si kembar menangis. "Daddy, tolong, Mommy, hiks!" Kiano menangis memanggil dirinya dan Alena. Sahabat Cakra dan asistennya tidak tega melihat si bungsu menangis. Dirinya benar-benar ingin sekali membantu Cakra menghabisi si mafia tengil ini. Tapi, apa daya dirinya selalu menahan diri karena ini urusan dengan sahabatnya. "Sabar ya, kamu tenang jangan takut. Daddy ada, Daddy akan selamatkan kamu ya," ucap Cakra deng
Read more

Bab 99. Terima Kasih Sayang

Cakra akhirnya bisa membawa ke tiga anaknya kembali ke rumah untuk bertemu dengan anaknya. Cakra benar-benar tidak bisa menutup kebahagiaannya. "Daddy, apa mereka akan menculik kami lagi?" tanya Kenzi kepada Cakra. Cakra yang mendengar apa yang di katakan oleh si sulung terdiam karena dia tidak tau apakah mereka akan menculik anaknya lagi atau tidak. "Kalian tenang saja, Daddy tidak akan membiarkan mereka menculik kalian lagi. Kalian akan dijaga dengan ketat, kalian juga tidak boleh pergi tanpa Mommy dan Daddy ok," jawab Cakra. Ketiganya menganggukkan kepala mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Cakra. Mobil terus melaju menuju rumah, mereka tidak diizinkan ke rumah sakit. Alena yang berada di rumah sakit hanya bisa diam dan berharap ketiga buah hatinya selamat. Ibu Fatimah mengusap tangan anaknya, dia tau anaknya saat ini memikirkan cucunya. "Sayang, sudah ya, kamu tidak perlu sedih lagi, ingat kamu harus kuat dan percaya jika Cakra pasti bisa selamatkan anakmu. Kamu berdoa s
Read more

Bab 100. Ranjang Berderit (21+)

Cakra yang saat ini berada di dekat Alena mulai meraba sang istri, dia ingin menumpahkan semua yang bergejolak di dalam dirinya. Apa lagi si otong sudah mulai berkembang dan mendesak untuk bertemu dengan pawangnya. "Otong ingin ketemu pawangnya, apa kamu mau, Sayang. Kita buat ruangan ini indah," ucap Cakra sambil mengedipkan matanya. Alena tersipu malu mendengar apa yang dikatakan oleh Cakra dirinya tidak menyangka kalau Cakra akan mengatakan itu padanya. Alena menyembunyikan wajahnya di dalam dada bidang Cakra. Cakra tau kalau Alena malu padanya. Tanpa disengaja, Alena menyentuh otong yang saat ini sudah memberontak. Cakra mengerang karena sentuhan dari kaki Alena. Hanya kaki saja sudah membuat sang mafia bergetar. "Sa-Sayang, aku sudah tidak tahan," ucap Cakra dengan suara yang serak. Mendengar suara serak dari Cakra itu artinya dirinya sudah mulai on. Alena mengangkat kepalanya dan mulai melakukan tugasnya. Alena mengecup bibir Cakra dengan lembut. Cakra yang mendapat kecupan
Read more
PREV
1
...
89101112
...
31
DMCA.com Protection Status