Home / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Tiga Bayi Sang Mafia: Chapter 1 - Chapter 10

309 Chapters

Bab 1. Kehilangan Kesucian

"S~sakit , Pak. Tolong lepaskan!" teriak Alena.Alena mencoba untuk menahan sakit di antara kedua pahanya. Alena mendorong tubuh atasannya sekuat tenaga. Tapi, dorongan Alena kalah dengan tenaga Cakra."Diam. Aku menginginkanmu, Sayang!" Seru Cakra dengan suara bariton.Cakra menarik tangan Alena untuk masuk ke ruang pribadinya yang juga ruang kerja Cakra di perusahaannya.Cakra tidak peduli dengan perlawanan Alena. Dia yang sudah diselimuti gairah menyeret Alena dan melemparnya di ranjang. Alena terhempas dan dengan cepat Cakra mengukung Alena di bawah tubuhnya. Cakra menulikan telinganya saat mendengar tangisan Alena. Cakra merobek pakaian Alena begitu saja dan membuangnya."Jangan lakukan itu, aku mohon, Pak Cakra!" Tangis Alena pecah saat melihat Cakra semakin dekat dengannya."Shuttt! Diamlah, Sayang. Aku ingin lebih dekat memandangmu," bisik Cakra pelan. Tanpa menunggu lama lagi, Cakra pun melakukan penyatuanTangisan Alena tidak dihiraukan oleh Cakra. Sang CEO dingin tersenyum
Read more

Bab 2. Berapa Hargamu

"Anda merebutnya dari saya. Merebut apa yang saya jaga selama ini. Apa Anda lupa?" tanya Alena dengan tatapan nanar.Cakra terdiam mendengar perkataan Alena, dia tidak mungkin melakukan itu. Ingatannya masih campur aduk. Antara percaya dan tidak jika dia sudah melakukan hal itu kepada karyawannya. Brakkk!Cakra memukul pintu dengan kencang hingga membuat Alena terlonjak mendengar pukulan yang cukup keras. Alena meremas pakaian Cakra dengan erat dan itu bisa dilihat oleh Cakra. Pakaiannya yang dia kenakan tadi malam berada di tangan Alena."Pembohong! Dasar wanita murahan, pasti kamu yang mengambil kesempatan di saat saya tidak sadar!" teriak Cakra dengan kuat dan keluar dari ruangan tersebut. Cakra berjalan cepat dan kembali ke ruang kerjanya. Dia membuka pintu ruang kerja dengan kasar. Cakra menghempaskan bokongnya dan mengusap wajahnya dengan kasar. Cakra masih memikirkan ucapan dari Alena mengatakan jika dia merebut kesucian gadis itu.'Dia bohong, aku yakin. Ini pasti salah!?' b
Read more

Bab 3. Hamil

Alena menangis di ruangannya, hatinya sakit ternyata dirinya disamakan dengan perempuan yang menjajah tubuhnya hanya karena uang."Aku bukan perempuan murahan. Aku juga tidak mau jika tubuhku disentuh oleh pria yang bukan suamiku," ucap Alena dengan suara lirih dan air mata yang berlinang. Puas menangis, Alena segera menghapus air matanya dan berdiri. Dia mulai bertekad kalau dirinya tidak akan menangis dan akan hadapi masalahnya sendiri apapun yang terjadi. Berbeda, Alena beda pula Cakra yang terus mengingat Alena. Cakra tidak fokus bekerja karena mengingat Alena. Cakra mengusap wajahnya dengan kasar. Entah kenapa dia harus berada di posisi yang tidak baik, kenapa harus wanita itu pikirnya. Cakra Bramantyo Sastrawinata adalah seorang pengusaha kaya raya. Ayahnya yang bernama Rosario Sastrawinata keturunan Jerman dan Jawa juga seorang pengusaha hebat. Cakra mewarisi bisnis Ayahnya, tapi dia juga memiliki usaha sendiri. Selain itu, tanpa diketahui ayahnya dan orang banyak, Cakra se
Read more

Bab 4. Pergi

"Gudang kita dibakar, barang habis, Master," jawab penelepon. "Cari tahu siapa pelakunya, setelah itu lakukan hal yang sama," jawab Cakra dengan tegas. Panggilan berakhir, Cakra melihat ke arah Arvin yang menunggu dirinya memutuskan apakah dia pergi ke Italia atau tidak. "Siapkan pesawat." Cakra akhirnya memutuskan untuk pergi ke Italia untuk mengurus bisnis haramnya. "Siap, bos," jawab Arvin. Arvin segera keluar dari ruangan Cakra, dia segera mempersiapkan semuanya. Termasuk memberitahukan kepada anggota di Italia bahwa bosnya akan tiba di sana. ***Alena yang sudah tiba di kantor merasa ada yang mengikutinya. Saat dia melihat ke belakang, orang tersebut tidak ada. "Aku merasa ada yang mengikutiku. Tapi, siapa?" tanya Alena pada dirinya sendiri. Alena melangkah kaki, dia benar-benar lemas dan tidak bertenaga sama sekali. Terlebih lagi dirinya mendapatkan ada tiga malaikat kecil di perutnya. "Aku harus keluar dari kantor ini. Aku tidak mau semua orang mengetahui aku hamil te
Read more

Bab 5. Kenapa Dia

Cakra tidak berkata apapun. Dia hanya menatap foto yang dikirimkan oleh anak buahnya. Cakra penasaran kenapa dia ke sana. "Apa yang dia lakukan di sana?" tanya Cakra pada dirinya sendiri. Cakra masih tidak mengerti Alena wanita yang dia minta untuk diawasi oleh anak buahnya ke rumah sakit dan ke poli kandung. Terbesit di pikirannya kenapa wanita itu berada di sana. Tapi, balik lagi ego mengalahkan semuanya. Cakra tidak banyak bicara dia nonaktifkan ponselnya. Pesawat lepas landas menuju Italia. Italia banyak sekali tempat yang indah dan terkenal salah satu tempat di mana Romeo dan juliet berada yaitu kota Verona. Cakra akan ke kota tersebut dia ingin bertemu dengan salah satu mafia di sana yang juga merupakan salah satu sahabatnya. "Bos, Tuan Hansel sudah mengkonfirmasi kalau klan Minamoto saat ini ada di kota yang akan kita datangi. Dari kabar yang saya terima jika dirinya sedang bersama seseorang wanita." Arvin menjelaskan kepada Cakra jika orang yang diincar oleh bosnya ini ad
Read more

Bab 6. Mengikuti

Melihat bosnya bertanya dia siapa, Arvin segera mengatakan siapa dia. Dan saat ini, tidak ada yang harus di tutupi lagi. "OB yang bernama Alena, dia memutuskan untuk berhenti. Ini surat pemberhentian yang diberikan oleh ketua OB kepada bagian HRD," jawab Arvin singkat sambil menyerahkan surat pengunduran diri Alena di meja Cakra. Cakra segera mengambilnya, dia membuka kertas tersebut dan membacanya. Dengan amarah memuncak Cakra meremas surat tersebut dan membuangnya. "Apa dia sudah habis kontrak? Maksudku, apa dia masih terikat kontrak dengan kita?" tanya Cakra dengan tatapan bak belati. "Menurut informasi, dia masih masa percobaan selama tiga bulan. Jika dia keluar sebelum tiga bulan dia tidak mendapatkan apapun," jawab Arvin. Cakra semakin gusar, dia tidak mengerti kenapa wanita OB itu pergi dari kantor. Cakra menekukkan tangannya dan memijit keningnya. Tidak mengerti kenapa bisa dia pergi, padahal dia tidak memecatnya. Tapi, lama~lama Cakra mengingat sebelum pergi dia ke Itali
Read more

Bab 7. Mulai Tersentuh

"Baik, bos," ucap anak buah Cakra mengiyakan apa yang dikatakan oleh bosnya. Anak buah Cakra yang mengikuti Alena dan saat ini berdiri di belakang Alena, anak buah Cakra segera maju ke depan. Alena melihat pria bertubuh kekar maju sedikit ketakutan dan mencoba bergeser ke samping. "Mas, sini!" Anak buah Cakra segera memanggil pelayan tadi dan membisikkan sesuatu kepada pelayan tersebut. Mendengar apa yang dibisikkin oleh anak buah Cakra, pelayan tersebut terkejut tapi seketika berubah dengan menganggukkan kepala. Anak buah Cakra menepuk pundaknya dan mundur ke belakang. "Maaf ya, saya mendahului, Nona," jawab anak buah Cakra kepada Alena sambil menundukkan kepala. "Tidak apa, Mas," jawabnya dengan lembut. Pelayan tersebut segera menyiapkan apa yang dikatakan oleh anak buah Cakra. Setelah selesai barulah, pelayan tersebut memberikan kepada Alena. "Mbak, ini pesanannya. Kebetulan sekali, kami ada giveaway dan Mbak mendapatkan giveaway itu. Dan giveaway, saya kasih rendang dan b
Read more

Bab 8. Lemah

Cakra yang memangku Alena melakukan pertolongan pertama dengan menepuk-nepuk pipinya untuk membangunkan Alena yang saat ini pingsan di pangkuannya. "Bangun, cepat bangun. Kenapa kamu pingsan, bagaimana ini," ujar Cakra yang tidak tahu harus berbuat apa. Cakra tidak punya pilihan lain, akhirnya dia menggendong Alena untuk membawanya ke rumah sakit. Dia takut jika terjadi apa-apa dengan Alena. Anak buah Cakra yang saat ini berada di luar ikut terkejut melihat bosnya menggendong wanita yang mereka ikuti. "Bos, kenapa dengan dia?" tanya anak buah Cakra bernama Bule. "Jaga di sini, saya mau bawa dia ke rumah sakit," jawab Cakra singkat. Bule dan Bejo mendengar jawaban dari Cakra hanya menganggukkan kepala, dia membiarkan bosnya pergi membawa wanita tersebut. Cakra melangkahkan kaki menuju mobilnya sesampainya di mobil, Cakra sedikit kesulitan untuk membuka pintu mobil. "Sial, bagaimana aku bisa membuka pintu ini, akhh!" Cakra kesal karena dia tidak tahu bagaimana cara mengambil kunci
Read more

Bab 9. Tidak Lari

Cakra semalaman menjaga Alena dia tidak membiarkan Alena sendirian di rumah sakit. Cakra meletakkan kepalanya di samping tangan Alena sambil memegang tangannya. Alena terbangun dari tidurnya, matanya perlahan terbuka. Dia mengerjapkan matanya dan melihat sekeliling ruangan. Bau obat dan bercat putih itu yang dia lihat saat ini. "Dimana aku, apa aku? Kepalaku sakit sekali," ucapnya sambil mencoba memejamkan matanya kembali mencoba menenangkan dirinya. Saat tangannya ingin digerakkan, Alena merasakan ada sesuatu di sampingnya. Dia melihat ada pria yang tidur sambil memegang tangannya. Alena menariknya perlahan, tapi tarikkannya membuat pria tersebut terbangun dan langsung menatapnya. Alena terkejut dengan apa yang dia lihat, pria yang ada di depannya adalah Cakra, CEO sekaligus ayah dari anak-anaknya. Alena menundukkan kepala ke bawah sambil memilin tangannya. Alena takut untuk bertemu Cakra apa lagi dia tidak mau jika Cakra mengetahuinya hamil. Alena tidak mau dihina lagi seperti w
Read more

Bab 10. Rumahmu

Cakra terdiam saat mendengar apa yang dikatakan oleh Alena. Cakra memandang lekat Alena dan tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya. Mereka berdua saling memandang satu sama lain. Alena yang gugup segera mengalihkan pandangannya dari Cakra, dia menundukkan kepala sambil memilin jarinya. "Aku sudah katakan. Jika ada yang berbicara denganmu pandang lawan bicaramu bukan malah menunduk," ucap Cakra dengan suara datar yang meminta kepada Alena untuk memandang dirinya. Alena pun mengangkat kepalanya, dia memberanikan diri untuk memandang Cakra. Cakra menghela nafas, dia sudah membuat wanita yang di depannya ini ketakutan. Padahal di awal wanita ini sangat berani untuk memandangnya dan menjawab apa yang dia katakan tapi saat ini Alena malah diam 1000 bahasa. "Kamu ingin bertemu dengan ibumu, kalau begitu keluar dari rumah sakit kita akan ke rumahmu, aku akan mengatakan kepada ibumu jika aku akan melamarmu kalau perlu langsung menikah tidak perlu menunggu lama bagaimana kamu senang?" ta
Read more
PREV
123456
...
31
DMCA.com Protection Status