Home / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Tiga Bayi Sang Mafia: Chapter 51 - Chapter 60

309 Chapters

Bab 51. Ga Mau

Beno dan Arvin mempersiapkan pernikahan mereka sendiri-sendiri sedangkan Cakra mempersiapkan acara untuk si kembar. "Sayang, sabtu ini semua sudah siap hampir 99% acara si kembar, namanya juga sudah ada. Ini dia, kamu suka tidak, kalau tidak kita ganti. Tapi, menurutku, ini sudah pas dan cocok dengan mereka. Aku suka dengan nama mereka," ucap Cakra yang memperlihatkan kertas berisi nama si kembar. Alena melihat satu persatu nama si kembar dari yang tertua sampai si bontot. Alena tersenyum karena anaknya memiliki nama yang sangat bagus. Alena menoleh ke arah Cakra yang saat ini tengah duduk sebelahnya. Mereka saat ini duduk di ranjang sambil membicarakan persiapan acara si kembar. Alena menyandarkan dirinya di lengan Cakra dan memeluknya. "Aku suka dengan namanya. Tidak perlu dirubah, ini sudah bagus. Jadi, ga sabar untuk acara sabtu esok. Undangan berapa orang, apa anak yatim sudah di undang juga?" tanya Alena kepada Cakra. "Sudah di undang anak yatimnya. Kalau untuk tamu hanya
Read more

Bab 52. Genit

"Tidak ada, suami you rese." Luna melirik ke arah Cakra yang saat ini terlihat kesal. Kenapa harus dia yang dikatakan rese. Alena menggelengkan kepala melihat keduanya. "Ayo sarapan dulu baru kalian berangkat kerja. Mulailah dengan sarapan agar kalian bisa fokus bekerja," ucap Alena mengajak Cakra dan Luna, Aa Arvin untuk makan. Mereka semua menikmati makanan yang sudah di sajikan. Tidak ada pembicaraan sama sekali. Arvin melirik ke arah Cakra dia ingin mengajak calonnya untuk pergi foto prewedding. Cakra yang tau lirikkan matanya Arvin berdehem. "Kalau ada urusan pergi saja, nanti saya pergi dengan pinky boy, urus dulu persiapan pernikahan kalian, nanti kalau sudah selesai ke kantor, tapi kalau tidak selesai juga ambil cuti satu hari saja," ucap Cakra mengatakan kepada Arvin untuk cuti satu hari. Arvin yang mendengarnya tersenyum, dia menganggukkan kepala karena senang bosnya mengizinkan dia untuk cuti hari ini. Selesai makan, Luna ikut dengan Cakra, sedangkan Arvin menunggu cal
Read more

Bab 53. Ciuman Panas

Pasha yang berada di kantor tiba-tiba teringat dengan wanita yang tidak lain Inez sahabat Alena. Sejak bertemu dengan Inez dia semakin rindu. Sudah lama tidak bertemu sejak dia membelikan ponsel baru untuk Inez. Sejak itu dia tidak bertemu lagi. "Kok rindu gue dengan tuh cewek barbar, apa karena gue tidak bertemu. Kata orang harus bertemu baru bisa memupuk perasaan sayang, jika tidak ya percuma, rasa itu tidak ada. Lebih baik,gue ketemu dia, lumayan siapa tahu gue dikasih minum," ucap Pasha. Pasha pun membereskan pekerjaannya dan bergerak menuju keluar. Sampai di luar, Pasha berhenti di meja sekretaris dan menatap ke arah sekretarisnya yang saat ini terlihat sedang sibuk. "Nanti kalau Daddy datang, katakan saya ke kantor Tuan Cakra. Ada urusan dan asisten saya mana? Kenapa tidak kelihatan?" tanya Pasha. Sekretaris Pasha mengangkat kepala dan melihat bosnya yang tampan plus playboy. "Tono lagi rapat, bukannya Anda meminta dia menggantikan Anda rapat, Anda lupa ya?" tanya Sekretari
Read more

Bab 54. Peyuk Atu Lah

Cakra dan Luna sekarang berada di kantor tepatnya di ruangan kerja Cakra. Hari ini, Arvin tidak masuk karena urusan pernikahan. Cakra dibantu oleh sekretarisnya, beruntung semua hanya tinggal tanda tangan. "You, apa yang you lakukan?" tanya Luna yang menghentikan kegiatannya main ponsel. Dirinya sebenarnya tidak ingin bermalas-malasan, dia suka melakukan Pedicure dan sebagainya pokoknya berhubungan dengan salon, tapi ini dia harus duduk di depan gunung es yang dari awal tidak ada senyumnya sama sekali. Cakra mengangkat kepalanya, dia menyerngitkan keningnya melihat si pinky boy ini mulai protes lebih tepatnya bertanya. Apakah dia bosan pikir Cakra. "Kenapa? Kamu mau kerja juga, tuh hitungan burung yang terbang," ucap Cakra ngasal. Mendengar Cakra memintanya menghitung burung yang terbang membuat Luna mendengus kesal. Luna melirik ke arah jendela besar dan bening yang ada di sisi kirinya. Burung apa yang ada, dasar menyebalkan pikir Luna dengan wajah masam. Cakra ingin tertawa m
Read more

Bab 55. Suamiku Gemoy

"Siapa you? Kenapa you ikut campur dengan urusan I dan si tampan ini. Apa you iri ga bisa peluk dia? Iiih, i yakin you pasti ingin peluk dia kan? Jangan harap, mimpi you, sudah sana pergi. Ayo suami gemoy i, kita bayar dulu," ucap Luna mewakili Cakra.Seseorang itu adalah Della dan pasangannya siapa lagi kalau buka ketua klan Minamoto yang menatap Cakra dengan tajam. Cakra yang ditatap tajam oleh pria yang didepannya ikut memandangnya dan jangan ditanya kalau Cakra curiga dengan pria di depannya ini. " Tuan Cakra, saya kenal Anda sangat baik sekali, Anda adalah seorang pengusaha hebat dan Anda juga seorang suami yang sayang istri juga anak, apa anak Anda baik?" tanya pria tersebut yang tidak lain Minahashiro. Cakra mengepalkan tangannya, dia tidak tau kenapa pria di depannya ini menanyakan anaknya. Apa dia tau kalau anaknya sudah lahir. Tapi, darimana dia tau. Berita mengenai kelahiran anaknya tidak terekspos dan pria di depannya ini tidak diundang, walaupun tau kalau dia pengusaha
Read more

Bab 56. I Love You, Baby

Cakra dan sahabatnya, asistennya juga Luna sudah berkumpul mereka duduk di sofa dan saling memandang satu sama lain. Belum ada yang bicara sama sekali. "You mau diam aja? Kalau emang mau diam, i akan keluar nih. I mau berendam di kali agar I bisa mendapatkan ilham untuk pekerjaan besok," ucap Luna yang akhirnya membuka suara. "Ck, kali apa? Kali ciliwung? Ngadi-ngadi you. Apa yang mau lo katakan, Cak?" tanya Beno ke Cakra. "Tadi, gue ketemu wanita yang mau dijodohkan dengan gue dan dia bersama pria," jawab Cakra. "Jadi, lo cemburu dia dengan pria? Wah, gile bener lo. Ingat, anak tiga istri satu, masih baru juga tuh istri lo brojol. Eh, lo main cemburuan dengan wanita halu itu, parah lo!" Beno tidak menyangka jika Cakra cemburu dengan pria yang bersama wanita yang dulu dijodohkan dengannya. "Woi, dengarkan gue. Enak saja lo katakan gue suka dengan itu orang, gue hanya katakan kalau gue lihat dia dengan pria dan gue melihat pria itu sangat mencurigakan, belum gue selesai bacot lo
Read more

Bab 57. Atu Comel

Cakra dan Alena pagi-pagi sudah turun sarapan, mereka makan dengan tenang, Luna melirik ke arah Cakra, tidak ada pembicaraan apapun. Sampai selesai, Cakra segera bergerak dan pamitan kepada anak dan istrinya juga mertua barulah dia pergi bersama dengan Luna dan Arvin. "Beno sudah telpon you? Apa kita akan pergi sekarang?" tanya Luna yang saat ini sudah duduk di depan bersama dengan Arvin. Luna sudah memakai pakaian yang dibeli oleh Cakra. Dia tidak memakai pakaian pink lagi, tapi tetap di lehernya ada syal pink menjadi ciri khasnya. "Sudah, ini dia kirim pesan, dia menunggu kita di tempat biasa. Arvin, apa urusan kantor aman? Karena semalam jadwal saya tidak ada meeting penting, apa hari ini ada meeting penting?" tanya Cakra kembali. "Tidak ada, semua aman. Untuk meeting penting nanti hari senin depan, investor dari Dubai datang untuk memperpanjang kontrak baru," jawab Arvin. Cakra menganggukkan kepala dengan pelan, dia mengerti jika investor dari Dubai tidak bisa di cancel ole
Read more

Bab 58. Dia Benar-benar Gemoy

Anak buah dari klan Minamoto melihat ke arah dimana Luna jatuh, mereka saling memandang dan memberikan kode ke arah di mana Luna berada. "Kita lihat, siapa dia, kenapa bisa dia ada di sini. Ayo cepat, takutnya dia musuh bos," ujar anak buah klan Minamoto kepada rekannya. "Ya sudah, ayo kita lihat sekarang, sepertinya dia harus dikasih pelajaran jika benar dia musuh di bos," sahutnya kembali. Keduanya pergi melihat ke arah Luna sedangkan yang lainnya berjaga di sekeliling. Luna yang mendengar suara langkah kaki tersenyum penuh kemenangan, dia akan mulai akting. "I harus akting, agar desek percaya dengan i, kita lihat artis dari tanah air mulai beraksi," ucap Luna pelan dan mulai drama jika dia kesakitan. Sebenarnya sakit, tapi dia harus menambah lagi kesakitannya. Dua anak buah klan mafia memandang ke arah Luna yang duduk di pinggir jalan. Mereka memicingkan mata ke arah Luna yang menangis. "Hei, kenapa kau menangis, apa kau hantu atau manusia?" tanya pria bertubuh tegap. Mende
Read more

Bab 59. Serangan

"Siapa kalian?" tanya anak buah dari Klan Minamoto kepada Arya. Luna yang latah segera buka mulut. "Mereka manusia, tidak mungkin mereka hantu, you aneh sekali," jawab Luna membuat anak buah dari Klan Minamoto menoleh ke arah Luna. Luna terdiam dan menutup mulutnya. Dia salah dan dia mundur ke belakang. "Jangan lupakan, emas batangan I ya? I, tunggu you di pojokan ya, " ucap Luna yang menggeser ke samping. Dia ingin menjauhi serangan kedua kubu. "Bahaya, I tidak bisa berpihak kepada musuh. I dibayar oleh mereka, aish, I mau mencari emas batangan saja. Biarkan mereka bertarung. Selamat, bertarung," jawab Luna yang berjalan ke samping sedangkan Cakra sudah berdiri di depan bersama sahabat, asisten dan anak buahnya. "Kenapa kalian ke gudang kami? Apa kalian tidak tahu jika gudang ini milik orang. Kalian mau mencuri ya? Dasar kurang ajar, berani sekali kalian mencuri, aku tidak akan biarkan kalian mengambil barang kami, serang mereka, habisi mereka jangan biarkan mereka lolos dan kab
Read more

Bab 60. Pengen Dimanja, Sayang

Cakra sudah kabur dari gudang tersebut dan dia puas karena barangnya sudah kembali lagi padanya. Dia akan melihat kembang api yang akan sebentar lagi terlihat. Minahashiro klan Minamoto yang melihat gudangnya habis di jarah mengepalkan tangannya. Dia tidak percaya jika semuanya hilang termasuk emas batangannya. Rencananya dia mau ambil, tapi keburu raib. "Cari mereka sampai dapat, bunuh mereka semua!" pekik Minahashiro dengan kencang karena dirinya harus menerima kenyataan pahit. Anak buah Minahashiro segera masuk ke dalam gudang bagian belakang mengejar Cakra dan gengnya, tapi sayang tidak berhasil sama sekali. Cakra dan rombongan sudah lebih dulu pergi. "Apa kalian sudah pasang semuanya?" tanya Malik dengan napas naik turun. "Sudah, kami sudah pasang, ini remotnya," jawab anak buah Malik menyerahkan remot untuk meledakkan gudang tersebut. Malik mengambil remot tersebut dan menyerahkan ke Cakra. Dua remot di ambil satu oleh Cakra satu Malik yang pegang. Cakra tersenyum penuh a
Read more
PREV
1
...
45678
...
31
DMCA.com Protection Status