"Kalau bukan suara you suara siapa lagi? Mana mungkin suara I seperti itu!" Malik pun tidak mengakui kalau itu juga suaranya. "Sudah diamlah kalian. Kenapa kalian tidak bisa diam. Terserah itu suara siapa, ini kenapa nomor liftnya acak kadut sih, apa tidak ada yang bener, sial!" Cakra mengomel karena tidak tenang melihat lift yang naik turun itu bisa dilihat dari angka yang tertera di lift. Beno, Malik, Arvin, Luna, Pasha dan Cakra pasrah karena liftnya naik turun. Dan akhirnya, turun. Para pria yang sudah pucat keluar dari lift. Mereka jalan dengan cepat dan akhirnya sampai di depan lobby. "Bos, Anda baik-baik saja" tanya Arvin kepada bosnya. "Saya baik, kamu pikir saya sakit, cepat kita pergi mana mobil, saya kangen dan rindu dengan anak dan terutama istri saya, ayo cepat," ucap Cakra yang meminta kepada Arvin untuk segera pergi dia terlalu malas mengingat kejadian di kantornya. "Lo rindu dengan Alena, sayangnya Alena tidak sayang dengan lo, dia hangout dengan bini gue, sampa
Read more