Home / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Tiga Bayi Sang Mafia: Chapter 201 - Chapter 210

309 Chapters

S2 Bab 43. Ketemu Lagi

"Paman, siapa dia?" tanya Kahfi berbisik di telinga Luna yang saat ini terlihat kesal dan jengkel dengan orang yang ada di depannya. "Lukman atau Luna benar tidak apa yang aku katakan. Sedang apa you di sini? Apa you sudah lupa dengan teman lama you ini yang selalu memberikan informasi mengenai hal yang penting? Apa sekarang mau jadi kacang lupa isinya?" tanya pria tersebut sembari tertawa. Luna pergi begitu saja meninggalkan pria yang menertawakan dia. Kiano mengikuti Luna karena dia tidak tau siapa yang mengenal pamannya ini. Begitu juga dengan Hans, Dio, Arvan, Mike dan Kahfi. Mereka masih penasaran karena Luna tidak mengatakannya dan saat di lift pria tersebut ikut berdiri di sebelah Luna dengan raut wajah yang serius. "Sudah tau apa yang ingin aku katakan?" tanya pria tersebut yang membuat Luna terdiam. "Apa mau you? Bukannya you di luar negeri kenapa ada di sini. Apa kekasih you meninggalkan you? Atau dia lari dimakan musang?" tanya Luna tanpa sedikitpun menoleh ke arahnya.
Read more

S2 Bab 44. Aku Membencimu

Cakra yang melihat raut wajah anaknya berubah setelah mendapatkan telepon sedikit curiga. Dia menunggu sampai Kiano slesai menjawab telepon. Setelah selesai, Kiano memandang ke arah sepupunya dan semuanya yang ada di ruangan tersebut."Apa yang terjadi?" tanya Mike kepada Kiano. "Apa rusuh lagi ya di sana?" tanya Kahfi menduga jika terjadi rusuh lebih tepatnya klan mafia sedang melakukan serangan."Iya, kalian benar. Mereka sekarang sudah mendekati markas kita, sepertinya mereka menduga kalau kitalah yang menyimpannya. Aku tidak tahu siapa yang menghembuskan isu itu," jawab Kiano."Markasmu di mana,? Di Indonesia atau di sini?" tanya Cakra. "Italia, Daddy," jawab Kiano."Oh, ya sudah, kalau seperti itu, pergilah ke sana. Luna tunjukkan di mana tempatnya," jawab Cakra."You yakin, maksud i you harus diskusi dengan teman-teman you dulu," ucap Luna yang menegaskan kepada Cakra untuk mendiskusikan mengenai nuklir tersebut kepada teman-temannya. "Tidak apa dari awal mereka sudah menyerah
Read more

S2 Bab 45. Utuna Iya

"Mami tidak akan kasih tau, karena Mami tidak mau kamu merusak rencana Mami. Mami tidak mau kamu merusak rencana Mami. Kamu urus semuanya, bukannya di dunia mafia sedang tidak kondusif? Jadi, kamu urus dan cari nuklir dan juga racun serta penawarnya. Jangan sampai ketiganya jatuh di tangan yang salah, itu punya Daddy kamu, mengerti! Mami mau pulang dulu," ucap Maria yang meminta kepada Alex untuk tidak ikut campur dengan apa yang akan dia kerjakan. Alex mendengar perkataan dari Maria tertawa dia tidak menyangka kalau Maria berbohong kepadanya. Alex menggelengkan kepala dan mendekati Maria dan tersenyum penuh arti. "Mam, aku tidak menyangka Mami itu baik sekali karena tidak menginginkan aku ikut campur tapi sayangnya, aku itu tidak seperti orang lain yang bodoh tidak tau semuanya. Kalau Mami ingin berbohong silahkan, karena apa? Karena, aku tidak peduli, aku akan mencari kebenarannya. Untuk nuklir dan lainnya akan aku usahakan merebutnya setelah itu aku akan pergi, Mami silahkan den
Read more

S2 Bab 46. Jangan Salahkan Aku

"Akhh, Mika jangan seperti ini. Aku minta maaf padamu. Aku janji tidak akan melakukannya lagi, aku janji Mika. Tolong hentikan Mika. Aku masih ingin jadi bujang, Mika!" pekik Kenzo yang berusaha untuk tidak bergairah saat melihat Mika tanpa busana sama sekali. Mika kesal karena dia dikatai kerempeng, tidak membuat pria bergairah. Jadi, dia buktikan kepada Kenzo kalau dia itu lebih bisa membuat pria bergairah termasuk Kenzo. Tidak peduli di antara mereka belum ada cinta. "Apa yang kamu lakukan Mika! Aku sudah katakan kalau aku tidak akan melakukannya. Jangan salahkan aku jika malam ini eh, sore ini akan jadi malam pertama kita menjadi suami istri. Jangan menangis kamu ya!" pekik Kenzo sekali lagi. "Aku tidak peduli kakak, aku sudah terlanjur ingin membuktikan kalau aku tidak seperti itu kakak. Aku tidak peduli kalau kamu melakukan itu karena kita sudah suami istri," ucap Mika yang meluapkan kekesalannya kepada Kenzo. Dia marah dan kecewa kepada Kenzo, dia yang awalnya mengatakan in
Read more

S2 Bab 47. Kok Pingsan

Luna menghela napas, karena mendengar suara orang yang dia tidak sukai. Kiano dan yang lainnya menoleh ke arah orang yang memanggil paman mereka. "Apalagi mau you? Kenapa you ganggu i ? Apa you tidak bisa sekali saja tidak memperlihatkan diri you itu di depan i ?" tanya Luna saat melihat siapa yang memanggil dirinya. Daniel yang mendengar perkataan Luna tertawa. Dia menepuk pundak Luna, tapi Luna mencoba menepis tangan Daniel karena dia mendengar nasehat Cakra kalau dia harus hati-hati, apalagi saat ini, pria ini sudah mengelabui dia dengan trik yang menyebalkan itu bertambah kesal lah Luna padanya. Daniel yang tangannya ditepis hanya menatap Luna dengan tatapan yang Kiano lihat agak sedikit berbeda. Dio yang sebelas duabelas seperti Kenzo konyolnya segera angkat bicara. "Permisi, Paman. Kami mau pergi ke kantor, ada urusan ini, bisa kami bawa Paman Luna kami ini? Kalau paman mau bicara dengan Paman Luna nanti saja," ucap Dio tanpa peduli dengan apa yang akan dipikirkan oleh pria
Read more

S2 Bab. 48 Jangan Pancing

Kenzo membuka matanya dia melihat Mika sudah tidak ada di ranjang. Kenzo langsung duduk dan turun dari ranjang. Dia berjalan menuju kamar mandi, saat Kenzo membuka handel pintu, Mika lebih dulu keluar. "Kakak, sudah bangun?" tanya Mika. "Belum," jawab Kenzo yang langsung masuk. Kenzo akan ke rumah sakit, dia ingin melihat kondisi ibunya dan kakaknya. Keduanya bersiap untuk segera menemui keduanya. Dan, di sinilah mereka. Tepat di depan Kenzi dan Aluna yang saat ini terlihat keduanya sudah jatuh dari ranjang. Lebih tepatnya, ranjangnya yang jatuh dan itu karena ulah keduanya. Apalagi, Kenzo melihat Aluna seperti hantu. Anak Cakra semuanya takut hantu dan itu turunan dari Cakra. Mika menoleh Kenzo yang sembunyi dibalik pintu. "Kakak, ayo masuk. Itu kakak ipar hanya pakai masker. Dan kakak Kenzi, kenapa seperti ini? Apa kakak nggak bisa lakukan itu di rumah. Apa kondisi seperti ini gairah kalian meningkat ya?" tanya Mika yang berjalan masuk ke dalam kamar dan geleng kepala melihat
Read more

S2 Bab 49. Aku Manja

Aluna keluar dari kamar mandi dan tersenyum ke arah Kenzi, Kenzo dan Mika yang saat ini tersenyum ke arahnya. "Kalian mau makan? Kalau iya, aku akan belikan di kantin yang ada di sini," ujar Aluna yang berjalan ke arah nakas dan mengambil beberapa tisu dan mengusap wajahnya dengan tangan bergetar. Pergerakkan tangan Aluna mengusap wajah dilihat oleh Kenzi. Kenzi terus memperhatikan Aluna yang terlihat berbeda dari tadi."Tidak perlu, kami mau ke tempat Daddy, kakak dan Kakak ipar makan saja. Apa mau kami pesankan?" tanya Kenzo menawarkan kepada keduanya untuk dibelikan makanan. "Tidak perlu, nanti aku akan pergi ke kantin," jawab Aluna menolak untuk dibelikan. Kenzi tersenyum dan mengangguk. "Kakak, kami pergi dulu. Mau ke ruangan Mommy, mau tau apa sakit Mommy, kenapa bisa sepucat itu, apa kakak sudah tau sakitnya Mommy apa?" tanya Kenzo. Kenzi geleng kepala, dia pun risau melihat Mommynya dan dia lupa untuk menanyakan kenapa dengan Mommynya yang tiba-tiba pingsan."Tidak, belu
Read more

S2 Bab 50. Ada Serangan Tuan

Kenzi melihat kekacauan yang ada di rumah sakit dia pun ikutan panik bukan karena suster dan yang lainnya menjerit. Akan tetapi dia panik karena dia harus berjibaku dengan para suster dan keluarga pasien untuk bisa keluar dari rumah sakit tersebut.Terlebih lagi, dia takut jika ada musuh yang tiba-tiba datang menyerang mereka. Di parkiran terlihat sebuah mobil memandang ke arah rumah sakit yang terlihat mengepulkan asap tebal, senyum terbit di wajahnya. "Kali ini tidak akan ada yang lolos, aku akan pastikan kalian semua mati seperti apa yang telah kalian lakukan kepada Daddyku," ucap pria tersebut. Pria itu adalah Alex. Dia meminta kepada anak buahnya meletakkan bahan peledak di rumah sakit tersebut dan sekarang Rumah Sakit tempat di mana Alena, Kenzi, Cakra, Aluna, Mika dan anak buah Cakra berada sudah terbakar cukup hebat. Cakra yang berada di ruangan Alena terkejut, dia yang sedang menyuapi istrinya, mendengar suara ledakan langsung meletakkan piring di atas meja. Cakra segera m
Read more

S2 Bab 51. Mana Dia

Mika yang sudah berhasil membuka pintu lift di lantai yang tadi mereka paksa buka hanya bisa menatap sendu karena lift yang jatuh ke bawah. Dia duduk sambil memandang ke arah bawah dan terdengar hempasan yang cukup kuat dari bawah hingga api menyembur ke atas membuat Mika harus menghindar. Pintu tersebut tertutup kembali. "Akhh, tidak! Kakak, Paman Bejo!" teriak Mika dengan cukup kencang memanggil keduanya. Kenzo berhasil membuka pintu tersebut dan membantu Mika untuk segera keluar tapi naas, mereka tidak bisa ikut bersama Mika dikarenakan lift tersebut sudah lebih dulu jatuh. Mika melihat Kenzo tersenyum ke arah dia dan mengucapkan satu kata dari bibirnya. "Bahagia selalu," ucapan terakhir Kenzo membuat Mika menangis histeris. Di tempat lain, Luna mendengar dari anak buahnya kalau rumah sakit yang merawat Alena dan juga Kenzi diserang oleh orang yang tidak dikenal mereka yang baru saja sampai di markas hanya bisa mengumpat dan memaki, mereka tidak menyangka kalau Rumah Sakit ters
Read more

S2 Bab 52. Dia Masih Hidup

Beno masih memperhatikan orang yang tadi dia curigai di antara kerumunan warga yang melihat terjadinya ledakan di rumah sakit. Pasha yang melihat Beno celingak-celinguk menepuk pundak Beno. "Ada apa? Apa ada terjadi sesuatu? Apa ada yang mencurigakan?" tanya Pasha. "Iy, tadi sepertinya aku melihat seseorang yang aku kenal, dia sangat mencurigakan dan dia tersenyum cukup aneh senyumanhya. Entah kenapa feelingku mengatakan kalau dia pelakunya," jawab Beno. Sontak saja apa yang dikatakan oleh Beno membuat Cakra, Kenzi memandang ke arahnya."Lo yakin?" tanya Pasha kepada sahabatnya itu."Entahlah, aku juga tidak yakin jangan tanyakan aku. Tapi, wajahnya itu berbeda dari yang lain, orang cemas sedangkan dia senang wajahnya seperti siapa ya wajahnya, seperti musuh kita dulu," jawab Beno yang tiba-tiba terdiam dan memandang ke arah Kenzi."Aku sudah tahu, kalian jangan menutupinya," jawab Kenzi memandang ke arah ketiganya. Beno dan Pasha serta Arvin terkejut dengan perkataan dari Kenzi
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
31
DMCA.com Protection Status