Beranda / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / Bab 221 - Bab 230

Semua Bab Tiga Bayi Sang Mafia: Bab 221 - Bab 230

309 Bab

S2 Bab 63. Berjalan Dengan Lancar

Malam ini, Alex hanya menyendiri dia tidak keluar dari kamarnya, untuk saat ini dia ingin menenangkan diri agar tidak terbawa emosi. "Aku tidak percaya kepada siapapun, karena saat ini semua orang sudah membuat aku marah dan kesal. Mereka semua munafik, tidak ada yang bisa membuat diriku percaya padanya. Aku menyesal sudah percaya pada mereka," jawab Alex dengan raur wajah sendu.Alex berdiri dan membersihkan tubuhnya, dia tidak mendengar suara ibunya lagi. Sepertinya ibunya sudah pergi. Maria tidak lagi mengganggu Alex dia membiarkan anaknya itu sendiri di dalam kamar. Panggilan telepon masuk ke ponsel Alex. Alex yang baru keluar dari kamar mandi segera mendekati nakas dan melihat siapa yang menghubunginya. Saat tau yang menghubunginya adalah anak buahnya Alex segera menekan tombol hijau. "Ya, halo ada apa?" tanya Alex dengan suara dingin menjawab panggilan telpon. Alex mendengar apa yang dikatakan oleh anak buahnya, dia mengepalkan tangan dengan erat. Alex geram ernyata mereka
Baca selengkapnya

S2 Bab 64. Apa Maumu Sebenarnya

Alex yang tidak terima dengan apa yang terjadi dengan keberanian yang dia miliki Alex langsung ke rumah sakit untuk bertemu dengan musuhnya. Alex menuruni anak tangga satu persatu, selama beberapa hari ini, Alex tidak ke markas karena dia sedang mempersiapkan diri untuk menemui musuhnya. Apakah Alex takut? Jawabnya, tidak.Alex tidak pernah takut sudah terlanjur mereka mengetahuinya jadi dia akan bertemu secara langsung. Maria yang melihat Alex turun menatapnya dengan tajam, dia membiarkan anaknya itu duduk dengan tenang dan Maria memperhatikan setiap tingkah laku yang Alex kerjakan. Alex duduk di tempat biasa, dia tidak memperdulikan Maria yang menatapnya. Alex dengan santai mengambil beberapa makanan yang sudah disediakan. Saat makanan Alex ingin meletakkan di piring, terdengar suara Maria."Alex, apa maumu, sebenarnya?" tanya Maria dengan tegas. Mendengar pertanyaan Maria, Alex diam dan tersenyum, dia meletak kembali sendok dan menoleh ke arah Maria. "Apa maksudnya, mau apa?"
Baca selengkapnya

S2 Bab 65. Tunggu Pembalasan Dariku

Suara teriakan tersebut berasal dari Maria, dia muncul tepat di depan mereka semua. Luna tersenyum melihat siluman ular muncul di depan mereka."Aduh, aduh, you coba lihat itu, dia muncul dan dia sepertinya ingin menjadi Ibu you sesungguhnya, sungguh terlalu sekali siluman ular ini ya, banyak pria tapi suami orang yang dikejar," sindir Luna menatap sinis ke arah Maria yang berjalan mendekati mereka. Alex yang mengetahui Ibunya datang langsung berubah wajahnya menjadi masam, dia tidak percaya kalau Ibunya datang ke sini. Alex berbalik memandang ke arah Maria yang saat ini sudah berada di sampingnya. Maria menatap tajam ke arah musuh-musuhnya, ia pura-pura-pura marah tapi sesungguhnya dia mencari keberadaan dari Cakra dan ternyata Cakra tidak ada di sana. Maria terlihat tenang walaupun hatinya bertanya kemana pria yang selama ini dia, incar. Alex yang melihat perubahan wajah Maria sudah menduga kalau wanita ini pasti mencari mafia itu. Alex semakin marah dan kesal karena Maria tidak
Baca selengkapnya

S2 Bab 66. Suka Padaku

Asisten Alex yang sudah membawa korban dari kecelakaan yang tuannya lakukan segera membawa korban tersebut ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di rumah sakit, asisten Alex memanggil suster dan segera suster membawa korban ke IGD. Asisten Alex menunggu sampai selesai dokter merawat korban dari tuannya dan setelah itu dia membayar semua biayanya."Tuan, pasien sudah kita obati dan dia bisa dirawat di rumah sakit satu atau dua hari, kondisinya juga cukup baik," ucap Dokter menjelaskan kepada asisten dari Alex yang mengatakan kalau korban yang ditabrak oleh Alex baik walaupun harus dirawat. "Terima kasih Dokter, bisa saya bertemu dengan dia?" tanya sang asisten. "Silahkan," jawab Dokter. Asisten Alex menganggukkan kepala dan segera pergi menemui korban tuannya itu. Dengan raut wajah datar dan dingin asisten Alex masuk ke ruangan IGD untuk saat ini belum dipindahkan oleh suster. Saat tiba di depan wanita tersebut, asisten Alex meletakkan amplop coklat. "Motormu yang rusak akan digan
Baca selengkapnya

S2 Bab 67 . Kapan Aku Jatuh Cinta

"Alasan, terlalu banyak drama lain yang aku katakan lain yang kamu," jawab ucap Ryan yang kesal dengan Alex. "Sudah tidak ingin hidup lagi ya?" tanya Alex memicingkan mata dengan tajam ke arah Ryan. "Apa pernah aku katakan kalau aku tidak ingin hidup lagi kalau untuk masalah itu semua sudah beres kamu tidak perlu khawatir dan foto yang satu itu sudah kamu lihat yang ketinggalan di hotel waktu itu, sudah kamu lihat siapa dia?" tanya Ryan"Itu foto?" tanya Alex lagi. "Menurutmu apa? Tagihan gajiku ya? Iyalah, itu foto sekarang sudah sana lihat. Sepertinya kamu meninggalkan sesuatu mungkin satu mafia lagi yang belum kamu selidiki," jawab Ryan yang membuat Alex menaikkan alisnya."Maksudmu satu satu mafia lagi? Siapa yang belum aku lihat, bukannya aku sudah melihatnya?" tanya Alex karena dia belum sempat melihat foto yang terakhir. "Aku mana tahu. Kata petugas kebersihan itu foto cewek. Apa itu foto cewek ini atau foto cewekmu yang kamu simpan takut ketahuan olehku, dasar munafik, tid
Baca selengkapnya

S2 Bab 68. Mengintai

"Apa yang terbakar, Ryan?" tanya Alex dengan suara datar."Yang pasti markasmu yang menyimpan barang-barang semuanya terbakar dan mereka sepertinya sudah mengetahui kalau kita mencoba untuk menipunya," jawab Ryan. "Cari markasnya dan bakar kembali jangan ada sisakan satupun barang mereka, aku tidak ingin sampai mereka merasakan kebahagiaan karena sudah membakar markasku, lakukan sekarang cari semua markas milik Kenzi dan segera habisi semuanya," sahut Alex memerintahkan kepada Ryan untuk segera menghabisi markas yang menyimpan barang-barang milik Kenzi dan timnya. Mendengar perintah dari Alex, Ryan menganggukkan kepala, dia segera menghubungi anak buahnya untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh tuannya. Ryan segera keluar, dia akan pergi ke markas yang ada di Barat karena dia takut jika markas tersebut dibakar. Alex mengepalkan tangannya, dia sangat marah karena dia tidak habis pikir di saat hatinya terluka menerima kenyataan bahwa Mika gadis yang dia incar ternyata musuhnya d
Baca selengkapnya

S2 Bab 69. Dia Musuhmu, Lex

Keduanya segera bersembunyi takut jika ada yang menembak lagi. Alex dan Mika tidak sedikitpun bersuara dan mereka mengamati dari tempat mereka bersembunyi. Orang yang menembak mereka terlihat lari mengejar mereka. "Mereka tadi di sini, aku yakin. Sial, kenapa bisa kabur. Apa kita katakan pada bos kalau mereka kabur?" tanya orang bertubuh besar dan mengatakan kepada rekannya kalau mereka kehilangan target. "Kita cari saja mereka ke sana. Siapa tau ada di sana. Ayo cepat kita pergi sekarang, sebelum ada yang melihat kita!" ajak pria satunya kepada temannya untuk pergi mencari Mika dan Alex. Alex melihat siapa yang sudah berani melakukan ini. Dia memperhatikan tato di tangannya. Alex mengepalkan tangannya dengan cukup erat, dia tidak menyangka ada yang mau menyerang Mika. "Sial, kenapa ada yang menyerang aku. Apa salah aku? Hei, kenapa kamu mengikuti aku? Apa kamu salah satu dari mereka?" tanya Mika kepada Alex. Alex menyentil keningnya dan menarik kuping Mika hingga Mika meringis
Baca selengkapnya

S2 Bab 70. Kenapa Denganmu

Ryan yang mendapatkan telepon dari Alex segera pergi ke tempat yang Alex katakan. Dia tidak menyangka kalau Alex lagi-lagi menabrak orang dengan cepat dia pergi ke tempat tersebut. Sesampainya di tempat tujuan, terlihat Alex tidak melakukan apa-apa dengan korban. Sedangkan korban sudah mengeluarkan darah dan pingsan. Melihat hal itu, Ryan semakin kesal dengan Alex dan ingin rasanya Alex menembak sahabatnya ini. "Sialan kamu Alex, kamu ini benar-benar gila, lihat apa yang kamu lakukan, hah! Kamu membiarkan dia seperti ini, bukannya membawa dia ke rumah sakit, kemana akal sehatmu, hahh! Kalian cepat bawa dia ke rumah sakit. Kenapa denganmu, Alex. Dua kali kamu menabrak dia, kamu tidak ingat dia siapa?" tanya Ryan yang kesal karena Alex lagi-lagi menabrak wanita yang sama dan dengan motor yang sudah dia beli sebagai ganti motor yang Alex tabrak. "Aku tidak tahu dan tidak lihat juga. Itu semua salah sendiri. Siapa suruh dia menyeberang begitu saja," jawab Alex dengan tenang."Kali ini,
Baca selengkapnya

S2 Bab 71. Tidak Akan Menyerah

"Tuan Cakra, anda di sini? Wah, tidak menyangka Anda ada di depan saya dan kalau boleh tau Anda sedang apa di sini?" tanya orang yang memanggik Cakra dan dia adalah Maria. Maria benar-benar membuat Cakra naik darah, dia baru saja mendapatkan hasil kesehatan Alena yang buruk sekarang dia dipertemukan oleh Maria yang menjadi musuhnya. Cakra tahu siapa dia, untuk itu Cakra tidak lagi memperdulikan wanita ini. Cakra berdiri dan berjalan menjauhi Maria. Dia tidak mau masuk ke dalam kamar takut jika Alena di sakiti. Cakra memberikan kode kepada anak buahnya dengan lirikan matanya. Anak buah Cakra yang mengetahui hal itu hanya diam dan memberikan kode dengan kedipan mata. "Tuan Cakra, saya belum selesai bicara, kenapa Anda pergi begitu saja. Itu tidak sopan namanya. Tuan, saya mau katakan kepada Anda untuk bekerja sama dengan Anda, tolong mengertilah sedikit," pinta Maria.Mendengar perkataan dari Maria, Cakra hanya senyum sinis. Dia tidak mau bekerja sama dengan Maria apapun itu kondis
Baca selengkapnya

S2 Bab 72. Aku Ada Di Sini

Cakra berbalik dan ternyata Mika. Dirinya yang baru saja hendak ke kantin melihat Cakra ayah mertuanya sedang berdua dengan asisten pribadinya yang tidak lain ayah dari Dio. Muka mendengar semuanya. Untuk itu, dia muncul dan mengatakan kalau dia tau siapa yang membunuh Edo. "Apa maksud kamu, nak? Apa kamu tau siapa yang membunuh Edo?" tanya Cakra menatap menantunya Mika.Mika berjalan ke arah keduanya dan menganggukkan kepala. Dia tau betul siapa yang sudah membunuh Edo. Walaupun dia berada di rumah sakit dia bisa menyelidiki semuanya. Cakra menatap ke arah Mika dan berharap Mika memberitahukan dia agar lebih memastikan kalau dia bukanlah pembunuhnya. "Wanita itu yang melakukannya," jawab Mika. "Wanita mana?" tanya Arvin. "Wanita yang tadi kalian berdua temui, itu pelakunya. Apa kalian tidak diberitahu oleh yang lainnya?" tanya Mika kepada keduanya. Mereka berdua menggelengkan kepala karena tidak ada yang mengatakannya. "Mungkin mereka lupa, Tuan kasih tau kepada kita. Mika kamu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2122232425
...
31
DMCA.com Protection Status