Angga baru selesai bicara ketika handphone Kevan bergetar. Wajah ketiganya menegang. Ziyad dan Angga menatap Kevan."Bima." Kevan berujar. Tanpa menunggu lama, dia langsung menekan tombol telepon berwarna hijau.Angga dan Ziyad menjauh dari Kevan. Mereka memberikan ruang untuk Kevan berinteraksi dengan Bima."Ya, Bim?" Kevan menghela napas sesaat. Suasana hatinya sedikit membaik."Kamu udah liat semua yang aku kirim belum, Van?" Bima bertanya langsung ke inti pembicaraan. Suaranya tegas, tidak seperti biasanya."Ya. Aku tau, aku salah. Aku ngasih alasan pun, tetep aja posisiku salah. Akuー"Bima memotong kalimat Kevan. "Jawab pertanyaan aku! Kamu siapa, Kevan Hanindra?!"Kevan diam sebentar. Dia menatap Ziyad dan Angga. Kali ini, apa yang akan dia lakukan? Apakah Kevan akan jujur atau kembali' berbohong?"Ceritanya panjang, Bim. Tapi, singkatnya ... akuーKevan Hanindra, Cucu pertama keluarga Hanindra. Aku akan menjadi pewaris pertama perusahaan keluarga Hanindra di masa depan. Tapi, as
Read more