Semua Bab Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris: Bab 81 - Bab 90

263 Bab

Menyedihkan

Hilbram begitu mencintai istrinya itu. Hingga foto-foto yang terlihat mesra itu sudah membuatnya sangat cemburu. Dia tidak suka melihat istrinya berpelukan dengan pria lain. Apalagi itu Gilga Andreas.Sejak pertama David sudah mengatakan bahwa Gilga Andreas menyukai Ayesha dan selalu berharap menjadikan Ayesha istrinya. Mengetahui sang istri pernah bertemu dengan pria itu beberapa kali, kemudian melihat foto-foto itu, Hilbram begitu murka. Dia berpikir, Ayesha memang meninggalkannya untuk pria itu.Hilbram tahu pria seperti apa Gilga itu. Dia seorang playboy yang selalu suka mempermainkan hati wanita. Memiliki seorang istri tidak juga membuat prilaku Gilga Andreas berubah. Entah pelet apa yang dipakainya hingga pria itu selalu bisa mendapatkan hati para wanita.“KEPAR*T KAU!” Hilbram mencekal kerah leher Gilga yang sedang asyik nge-bar bersama beberapa teman dengan para wanita penghibur.“Sebentar, apa-apan dirimu?” Gilga mencoba m
Baca selengkapnya

Harus Menikah Lagi

Hilbram sepertinya sudah lebih baik. Fatma melihatnya sedang berolahraga di tempat gym pribadinya. Dia sudah beberapa hari ini menunggu untuk bisa berbicara dengan sang keponakan. Dia tidak bisa berlama-lama dan sudah harus segera pulang ke negaranya. Urusannya banyak, tapi urusan yang ini tentu harus diselesaikannya.“Sayang, bisa kita bicara sebentar?” ujar Fatma yang sejak tadi sabar menunggu Hilbram menyelesaikan  olahraganya itu. Begitu turun dari treadmill, Fatma menghampirinya.Hilbram menurut, dan mereka duduk di balkon sambil menikmati kopi yang disuguhkan pelayan.“Tante ikut prihatin dengan masalahmu. Tapi, kau tidak bisa terus seperti ini. Jangan terlalu berkeras mengangkat beban yang menyakitimu terus menerus.  Sementara waktu, letakan dulu dan pikirkan hal lainnya,” tutur Fatma memberikan nasihat pada Hilbram.Hilbram tampak mendengar tapi sepertinya belum bersedia membahas apapun. Dia menyeruput kopinya dan
Baca selengkapnya

Tentang Ayesha

Ucapan Fatma mungkin ada benarnya. Hilbram tidak bisa terus menerus menahan beban hatinya yang hanya akan membuatnya sakit. Dia lebih baik menenangkan diri sejenak, lalu berpikir hal apa yang akan dilakukannya.Selama ini dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang diribetkan banyak orang disekitarnya tentang warisan kakek neneknya ini. Semua diurus pengacara dan Rahman. Karenanya tidak terlalu memahami apa dan bagaimana menyikapinya. Mungkin setelah ini, Hilbram akan mulai ikut mengurusi semuanya. Jadi tidak ada lagi yang berhak membuat keputusan atas hidupnya.Gila sekali jika hanya karena sebuah warisan yang bisa saja lenyap sewaktu-waktu, membuatnya kehilangan orang yang dia kasihi. Hilbram tentu menyayangkan sikap asisten dan pengacaranya.“Tuan, saya sudah menyelidiki bahwa Gilga Andreas memang tidak ada hubungan dengan Nyonya.” Taher memberi tahu Hilbram saat sudah sampai di Kota Surajaya. Kebetulan Rahman sedang di Qatar mengurus bisnis Al Faruq.“Aku sudah menduganya.” Hil
Baca selengkapnya

Kehamilan Ayesha

Semua kenyataan itu membuatnya menyadari satu hal, bahwa sudah banyak kesulitan yang dihadapi Ayesha selama ini, dan wanita itu dengan luar bisa mampu melewatinya.Kemudian dia merasa sedikit terangkat beban kecemasannya, berharap Ayesha juga bisa melewati semua ini di luar sana dengan tetap baik-baik saja.“Tunggu aku, Sha! Tunggu aku menemukanmu. Tetaplah baik-baik saja di sana,” ujar Hilbram menatap potret Ayesha di kamar mereka. Memeluknya dalam tidurnya yang kesepian.❤️❤️❤️Jauh di sana, wanita yang sedang dirindukannya itu sedang termenung menatap malam yang penuh bintang—bintang di langit sana, juga sedang merindukan suaminya yang dia tidak tahu, apakah masih merindukannya atau malah membencinya karena sudah diam-dia pergi tanpa meninggalkan pesan apapun?“Jangan terus dirisaukan, minum susumu, bayi mungil di perutmu butuh mama yang kuat agar dia juga bisa tumbuh dengan kuat!” seseorang muncul dari balik pintu menyodorkan segelas susu untuk Ayesha.“Oh, kenapa kau serepot
Baca selengkapnya

Twinkle Little Star

Hanin sudah berangkat mengajar  sepagi tadi dan Ayesha masih juga rebahan di tempat tidurnya. Seperti biasa hanya bisa termenung dengan pikiran-pikiran yang berkelabat di kepalanya.Dia bangkit dan duduk di ruang depan. Termenung kembali menatap jendela kaca dan pintu yang tertutup itu.Sebenarnya sepanjang hari dia berharap ada seseorang yang mengetuk pintu itu. Ayesha kemudian membukanya dan berharap Hilbram tiba-tiba sudah berdiri di sana.Tapi, ini sudah hampir 3 bulan mereka berpisah dan ada  sesuatu yang membuat dada Ayesha bertambah sesak. Bukankah pria itu dengan segala kuasanya mampu melakukan apapun? Termasuk menemukannya yang hanya terpisah selat penyekat pulau mereka berada.Ayesha masih ingat, Hilbram pernah mengatakan bahwa dia akan menemukannya walau lari ke ujung duniapun. Lantas, harus menunggu berapa lama lagikah agar pria itu bisa menemukannya di sini?Apakah Hilbram benar-benar tidak  peduli padanya lagi?O
Baca selengkapnya

Kecelakaan

Taher terlihat terburu berjalan ketika Hilbram sedang bersiap menuju bandara untuk keberangkatannya ke Qatar. Hilbram merasa ada sesuatu yang penting yang akan disampaikan Taher padanya. Karenanya dia tidak jadi masuk mobil. “Kalau berkenan, saya minta waktunya sebentar, Tuan!” Taher permisi, kalau-kalau sang tuan tergesa dengan urusan bisnisnya. Dia tidak akan menganggu jika Hilbram juga tidak berkenan. “Kau menemukannya?” selalu pertanyaan itu yang pertama dikatanya pada Taher. Karena tugas Taher memang melaporkan perkembangan pencarian Ayesha. Apalagi Taher terlihat mendesak. Setelah kembali ke ruang kerja Hilbram, Taher menjelaskan beberapa hal. “Ada yang melaporkan melihat sekilas Nyonya di sebuah keramaian, tepatnya di kota Batubara, Kalimantan.” “Kalimantan?” Hilbram menyahut tak sabar. “Pastikan tempatnya, suruh orang mengawasinya sampai kita datang!” “ Sebentar, Tuan. Di waktu yang sama anak buah saya yang lain juga menyampaikan, ada laporan perjalanan penerbangan d
Baca selengkapnya

Kritis

Suara sirene ambulans terdengar melengking membelah padatnya jalan. Begitu sampai di IGD beberapa perawat dengan tergesa berlari menuju mobil pasien itu, menjemput sang pasien yang sudah tidak sadarkan diri. “Darahnya banyak yang keluar, Dok!” ucap salah satu perawat membersihkan luka Hilbram saat seorang dokter memeriksa. Sementara yang lain segera memasang oksigen dan alat sensor lainnya di tubuh Hilbram. Merasa kondisi pasien terlihat gawat. Beberapa dokter berdatangan untuk segera membantu. Mereka tahu, pasien yang mereka tangani bukan pria sembarangan. Tapi seorang cucu keluarga Al Faruq. Kebetulan salah satu dokter yang ikut menangani adalah dokter keluarga Al Faruq sendiri yang sudah diberi tahu sebelumnya. Dia harus bertanggung jawab memastikan sang tuan baik-baik saja. “Perhatikan tanda vitalnya, segera laporkan jika ada yang darurat!” Sambil menjahit luka Hilbram, dokter meminta seorang perawat memantau monitor tanda vital. “Dokter, detak jantungnya semakin melemah!”
Baca selengkapnya

Firasat Buruk

“Apa maksudmu, Hanin?”Ayesha butuh penjelasan tentang pemikiran Hanin mengenai suaminya itu. Apa dia mengira Hilbram sengaja membiarkan semua ini terjadi padanya lalu tidak mau tahu?  “Aku yang meninggalkannya. Kalau kemudian saat ini dia tidak mencariku juga, biarlah. Aku hanya berharap suatu saat nanti bisa memiliki kesempatan menjelaskan semuanya,” kata-kata Ayesha terlihat berlainan dengan perasaannya.Bukankah  dia sepanjang waktu berharap Hilbram mencarinya dan menemukannya?Ayesha jadi bingung dengan dirinya sendiri. “Hmm, benar! Kau yang meninggalkannya, Sha!” Hanin hanya menandasi ucapan Ayesha sendiri.Dia ingin Ayesha konsisten dengan keputusannya dan bisa  memahami dirinya sendiri, mengenai apa tujuan dia meninggalkan suaminya itu. Bukannya malah menyiksa dirinya dengan terus memikirkannya.Dalam pandangan Hanin, Ayesha pasti masih berharap suaminya itu menemukanny
Baca selengkapnya

Amnesia

Kedatangan Thalita membuat Fatma berpikir bahwa putrinya itu ingin menengok kondisi sepupunya. Nyatanya, gadis itu sedang lari dari kenyataan hidupnya. Dia mengalami masalah besar yang membuatnya sampai harus bersembunyi dari kejaran polisi di negaranya.“Aku sudah bilang, Mark bukan orang yang baik! Sekarang lihatlah, dia malah meninggalkanmu dan membuat polisi mengejarmu juga.”  Fatma sudah pusing memikirkan Hilbram, ini malah sang putri membuat ulah lagi.  Kekasih Thalita ternyata seorang pengedar narkoba. Dan Thalita jadi ikut disangkut-sangkutkan. Terlebih Thalita menyampaikan pada mamanya itu bahwa dia sedang hamil anak Mark.Plak!Tamparan itu mendarat di pipi Thalita hingga tanda merah tercetak di kulitnya yang putih.“Mam?!” Tahlita protes atas tindakan mamanya. Seumur-umur Fatma tidak pernah menamparnya seperti ini.“Apa? Kau mau marah karena aku menamparmu?”“Ken
Baca selengkapnya

Saran Hanin

Ayesha berjalan-jalan di sepanjang tepian sungai Mahakam. Melihat muda-mudi yang sedang bersenang-senang di sana. Dia jadi ingat masa-masa di mana dia belum dipukul dengan banyak masalah hidup. Tawa dan senyumnya juga selepas itu. Kemudian dia melihat seorang gadis kecil terlihat kebingungan dan menangis. Ayesha menghampirinya. “Di mana orang tuamu?” tanya Ayesha pada gadis kecil itu. “Tadi Mama di sana, sekarang tidak tahu...” Gadis itu menangis lebih kencang. Ayesha menggenggam tangan kecil itu dan mengajaknya berjalan menyusuri tepian sungai yang ramai itu. Melihat sepasang suami istri terlihat panik dan bingung, Ayesha menduga itu pasti orang tua gadis kecil ini. “Apakah itu orang tuamu?” Ayesha menunjuk ke dua orang di sana. “Iya, iya, itu Mamaku, Tante...” Gadis kecil itu terlonjak senang. Segera dia berteriak memanggil orang tuanya. “Deby...!” teriak sang Mama yang juga langsung berlari menyambut sang putri. Begitu sudah terjangkau tangannya, dia langsung mengangkat sang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
27
DMCA.com Protection Status