Share

Menyedihkan

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hilbram begitu mencintai istrinya itu. Hingga foto-foto yang terlihat mesra itu sudah membuatnya sangat cemburu. Dia tidak suka melihat istrinya berpelukan dengan pria lain. Apalagi itu Gilga Andreas.

Sejak pertama David sudah mengatakan bahwa Gilga Andreas menyukai Ayesha dan selalu berharap menjadikan Ayesha istrinya. Mengetahui sang istri pernah bertemu dengan pria itu beberapa kali, kemudian melihat foto-foto itu, Hilbram begitu murka. Dia berpikir, Ayesha memang meninggalkannya untuk pria itu.

Hilbram tahu pria seperti apa Gilga itu. Dia seorang playboy yang selalu suka mempermainkan hati wanita. Memiliki seorang istri tidak juga membuat prilaku Gilga Andreas berubah. Entah pelet apa yang dipakainya hingga pria itu selalu bisa mendapatkan hati para wanita.

“KEPAR*T KAU!” Hilbram mencekal kerah leher Gilga yang sedang asyik nge-bar bersama beberapa teman dengan para wanita penghibur.

“Sebentar, apa-apan dirimu?” Gilga mencoba m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Harus Menikah Lagi

    Hilbram sepertinya sudah lebih baik. Fatma melihatnya sedang berolahraga di tempat gym pribadinya. Dia sudah beberapa hari ini menunggu untuk bisa berbicara dengan sang keponakan. Dia tidak bisa berlama-lama dan sudah harus segera pulang ke negaranya. Urusannya banyak, tapi urusan yang ini tentu harus diselesaikannya.“Sayang, bisa kita bicara sebentar?” ujar Fatma yang sejak tadi sabar menunggu Hilbram menyelesaikan olahraganya itu. Begitu turun dari treadmill, Fatma menghampirinya.Hilbram menurut, dan mereka duduk di balkon sambil menikmati kopi yang disuguhkan pelayan.“Tante ikut prihatin dengan masalahmu. Tapi, kau tidak bisa terus seperti ini. Jangan terlalu berkeras mengangkat beban yang menyakitimu terus menerus. Sementara waktu, letakan dulu dan pikirkan hal lainnya,” tutur Fatma memberikan nasihat pada Hilbram.Hilbram tampak mendengar tapi sepertinya belum bersedia membahas apapun. Dia menyeruput kopinya dan

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Tentang Ayesha

    Ucapan Fatma mungkin ada benarnya. Hilbram tidak bisa terus menerus menahan beban hatinya yang hanya akan membuatnya sakit. Dia lebih baik menenangkan diri sejenak, lalu berpikir hal apa yang akan dilakukannya.Selama ini dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang diribetkan banyak orang disekitarnya tentang warisan kakek neneknya ini. Semua diurus pengacara dan Rahman. Karenanya tidak terlalu memahami apa dan bagaimana menyikapinya. Mungkin setelah ini, Hilbram akan mulai ikut mengurusi semuanya. Jadi tidak ada lagi yang berhak membuat keputusan atas hidupnya.Gila sekali jika hanya karena sebuah warisan yang bisa saja lenyap sewaktu-waktu, membuatnya kehilangan orang yang dia kasihi. Hilbram tentu menyayangkan sikap asisten dan pengacaranya.“Tuan, saya sudah menyelidiki bahwa Gilga Andreas memang tidak ada hubungan dengan Nyonya.” Taher memberi tahu Hilbram saat sudah sampai di Kota Surajaya. Kebetulan Rahman sedang di Qatar mengurus bisnis Al Faruq.“Aku sudah menduganya.” Hil

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Kehamilan Ayesha

    Semua kenyataan itu membuatnya menyadari satu hal, bahwa sudah banyak kesulitan yang dihadapi Ayesha selama ini, dan wanita itu dengan luar bisa mampu melewatinya.Kemudian dia merasa sedikit terangkat beban kecemasannya, berharap Ayesha juga bisa melewati semua ini di luar sana dengan tetap baik-baik saja.“Tunggu aku, Sha! Tunggu aku menemukanmu. Tetaplah baik-baik saja di sana,” ujar Hilbram menatap potret Ayesha di kamar mereka. Memeluknya dalam tidurnya yang kesepian.❤️❤️❤️Jauh di sana, wanita yang sedang dirindukannya itu sedang termenung menatap malam yang penuh bintang—bintang di langit sana, juga sedang merindukan suaminya yang dia tidak tahu, apakah masih merindukannya atau malah membencinya karena sudah diam-dia pergi tanpa meninggalkan pesan apapun?“Jangan terus dirisaukan, minum susumu, bayi mungil di perutmu butuh mama yang kuat agar dia juga bisa tumbuh dengan kuat!” seseorang muncul dari balik pintu menyodorkan segelas susu untuk Ayesha.“Oh, kenapa kau serepot

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Twinkle Little Star

    Hanin sudah berangkat mengajar sepagi tadi dan Ayesha masih juga rebahan di tempat tidurnya. Seperti biasa hanya bisa termenung dengan pikiran-pikiran yang berkelabat di kepalanya.Dia bangkit dan duduk di ruang depan. Termenung kembali menatap jendela kaca dan pintu yang tertutup itu.Sebenarnya sepanjang hari dia berharap ada seseorang yang mengetuk pintu itu. Ayesha kemudian membukanya dan berharap Hilbram tiba-tiba sudah berdiri di sana.Tapi, ini sudah hampir 3 bulan mereka berpisah dan ada sesuatu yang membuat dada Ayesha bertambah sesak. Bukankah pria itu dengan segala kuasanya mampu melakukan apapun? Termasuk menemukannya yang hanya terpisah selat penyekat pulau mereka berada.Ayesha masih ingat, Hilbram pernah mengatakan bahwa dia akan menemukannya walau lari ke ujung duniapun. Lantas, harus menunggu berapa lama lagikah agar pria itu bisa menemukannya di sini?Apakah Hilbram benar-benar tidak peduli padanya lagi?O

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Kecelakaan

    Taher terlihat terburu berjalan ketika Hilbram sedang bersiap menuju bandara untuk keberangkatannya ke Qatar. Hilbram merasa ada sesuatu yang penting yang akan disampaikan Taher padanya. Karenanya dia tidak jadi masuk mobil. “Kalau berkenan, saya minta waktunya sebentar, Tuan!” Taher permisi, kalau-kalau sang tuan tergesa dengan urusan bisnisnya. Dia tidak akan menganggu jika Hilbram juga tidak berkenan. “Kau menemukannya?” selalu pertanyaan itu yang pertama dikatanya pada Taher. Karena tugas Taher memang melaporkan perkembangan pencarian Ayesha. Apalagi Taher terlihat mendesak. Setelah kembali ke ruang kerja Hilbram, Taher menjelaskan beberapa hal. “Ada yang melaporkan melihat sekilas Nyonya di sebuah keramaian, tepatnya di kota Batubara, Kalimantan.” “Kalimantan?” Hilbram menyahut tak sabar. “Pastikan tempatnya, suruh orang mengawasinya sampai kita datang!” “ Sebentar, Tuan. Di waktu yang sama anak buah saya yang lain juga menyampaikan, ada laporan perjalanan penerbangan d

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Kritis

    Suara sirene ambulans terdengar melengking membelah padatnya jalan. Begitu sampai di IGD beberapa perawat dengan tergesa berlari menuju mobil pasien itu, menjemput sang pasien yang sudah tidak sadarkan diri. “Darahnya banyak yang keluar, Dok!” ucap salah satu perawat membersihkan luka Hilbram saat seorang dokter memeriksa. Sementara yang lain segera memasang oksigen dan alat sensor lainnya di tubuh Hilbram. Merasa kondisi pasien terlihat gawat. Beberapa dokter berdatangan untuk segera membantu. Mereka tahu, pasien yang mereka tangani bukan pria sembarangan. Tapi seorang cucu keluarga Al Faruq. Kebetulan salah satu dokter yang ikut menangani adalah dokter keluarga Al Faruq sendiri yang sudah diberi tahu sebelumnya. Dia harus bertanggung jawab memastikan sang tuan baik-baik saja. “Perhatikan tanda vitalnya, segera laporkan jika ada yang darurat!” Sambil menjahit luka Hilbram, dokter meminta seorang perawat memantau monitor tanda vital. “Dokter, detak jantungnya semakin melemah!”

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Firasat Buruk

    “Apa maksudmu, Hanin?”Ayesha butuh penjelasan tentang pemikiran Hanin mengenai suaminya itu. Apa dia mengira Hilbram sengaja membiarkan semua ini terjadi padanya lalu tidak mau tahu? “Aku yang meninggalkannya. Kalau kemudian saat ini dia tidak mencariku juga, biarlah. Aku hanya berharap suatu saat nanti bisa memiliki kesempatan menjelaskan semuanya,” kata-kata Ayesha terlihat berlainan dengan perasaannya.Bukankah dia sepanjang waktu berharap Hilbram mencarinya dan menemukannya?Ayesha jadi bingung dengan dirinya sendiri.“Hmm, benar! Kau yang meninggalkannya, Sha!” Hanin hanya menandasi ucapan Ayesha sendiri.Dia ingin Ayesha konsisten dengan keputusannya dan bisa memahami dirinya sendiri, mengenai apa tujuan dia meninggalkan suaminya itu. Bukannya malah menyiksa dirinya dengan terus memikirkannya.Dalam pandangan Hanin, Ayesha pasti masih berharap suaminya itu menemukanny

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Amnesia

    Kedatangan Thalita membuat Fatma berpikir bahwa putrinya itu ingin menengok kondisi sepupunya. Nyatanya, gadis itu sedang lari dari kenyataan hidupnya. Dia mengalami masalah besar yang membuatnya sampai harus bersembunyi dari kejaran polisi di negaranya.“Aku sudah bilang, Mark bukan orang yang baik! Sekarang lihatlah, dia malah meninggalkanmu dan membuat polisi mengejarmu juga.” Fatma sudah pusing memikirkan Hilbram, ini malah sang putri membuat ulah lagi. Kekasih Thalita ternyata seorang pengedar narkoba. Dan Thalita jadi ikut disangkut-sangkutkan. Terlebih Thalita menyampaikan pada mamanya itu bahwa dia sedang hamil anak Mark.Plak!Tamparan itu mendarat di pipi Thalita hingga tanda merah tercetak di kulitnya yang putih.“Mam?!” Tahlita protes atas tindakan mamanya. Seumur-umur Fatma tidak pernah menamparnya seperti ini.“Apa? Kau mau marah karena aku menamparmu?”“Ken

Bab terbaru

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Hadiah Spesial

    “Selamat ulang tahun, Sayang!” bisik Hilbram di telinga Ayesha yang semalaman terlelap manja dalam dekapannya itu. Mata itu terbuka perlahan. Melihat suaminya sudah nampak berseri dia hanya menunduk malu. Rona pipinya jadi kemerahan. “Kenapa? Kau tidak suka hadiahku semalam?” Hilbram mengelus pipi yang kemerahan itu. “Hadiah yang mana?” Otak Ayesha sudah blank saja sepagi ini. “Hmm?” Hilbram menatapnya heran, apa sudah lupa hadiah yang diberikannya? Apa maksud Ayesha menanyakan hadiah yang mana? Hilbram jadi menahan senyumnya. “O-oh, suka, kok, Mas. Terima kasih!” dengan cepat Ayesha menjawab. Dia akan bertambah malu kalau saja sampai ketahuan memikirkan hadiah satunya lagi. Mudah-mudahan Hilbram tidak memahami maksudnya. “Terima kasihnya untuk hadiah yang mana?” Hilbram malah menggodanya. Ayesha mencebik sebal dan membuat Hilbram terkekeh. Apa pria ini benar-benar ingin membuatnya malu habis? “Benar ‘kan kata orang, setelah mengalami pertengkaran dan masalah, membuat hubung

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Memohon Pengertian

    Saat Hilbram meraih jemari itu dan menciuminya, Ayesha baru tersadar seharusnya menarik tangannya dari suaminya itu. Dia masih bingung dengan dirinya sendiri, sementara Hilbram terus berusaha memepetnya.“Sebelum meninggal, Kakek benar-benar memohon padaku agar menjaga dan menyelamatkan anak-anaknya. Aku terlibat janji yang tidak bisa aku ingkari—pada pria yang sudah memberikan hidup dan segalanya padaku. Aku harap kau bisa memakluminya, Sha. Setelah ini aku janji hidup dan matiku hanya tentangmu dan anak-anak kita,” ucap Hilbram berharap Ayesha memberinya sedikit pengertiannya.Kata-kata yang ditandaskan Hilbram semakin membuat Ayesha merasa begitu egois. Dia gelisah namun tidak lagi bisa berkutik dengan banyak alasan lagi untuk menghindar.“Kau sudah berjanji untuk tidak meninggalkanku, Sayang. Aku harap kau mengingatnya dengan baik.”Hilbram sungguh tidak sabar dengan keadaan yang bertele-tele ini. Dia mereng

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Deep Talk

    “Aku baru tahu kalau sering berhubungan bisa membuat persalinan lancar.” Hilbram sepertinya sengaja mengulas perkataan dokter tadi saat mereka sudah di jalan pulang. Ayesha memang pernah membaca hal seperti itu, tapi tidak menyangka kalau dokter tadi menyarankannya begitu. Mana belum-belum dia sudah bilang janji, lagi, akan melakukan saran dokternya. “Itu kalau tidak sungsang, kalau sungsang percuma juga melakukannya!” Ayesha sedikit sebal karena pria ini seolah tampak bersemangat setelah mendengar hal itu. Pasti di kepalanya yang mesum itu sudah membayangkan tidur bersamanya. “Sepertinya kau keberatan kalau lahiran normal? Tidak apa juga sih, kita bisa pindah ke kota untuk proses persalinanmu.” “Enggak begitu, aku justru mau lahiran normal. Adam dulu lahir normal, kalau bisa adiknya juga harusnya lahir normal. Lagian, lahir dengan alami akan baik juga bagi kesehatan bayinya.” Sebenarnya Ayesha menyembunyikan kenyataan kalau dirinya takut jika membayangkan tubuhnya dibedah. Tidak

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Saran Dokter

    Kata-kata Ayesha seperti panah yang menancap tepat di jantung Hilbram. Pria ini sudah dikubangi perasaan yang bersalah sepanjang waktu. Terisak tanpa suara dan menangis tanpa air mata. Menyesap luka-luka batinnya seorang diri. Dan kini, mendengar langsung kekecewaan sang istri, perasaanya laksana kertas yang diremas-remas hingga meski di luruskan lagi bekas itu tetaplah sulit dilenyapkan.Matanya memerah dan dia hanya bisa menunduk sedih. Ingin sekali dia bersimpuh di kaki Ayesha dan bersujud padanya agar wanita itu tahu, dia sungguh merasa bersalah. Hatinya remuk mendengarnya mengalami semua ini.Namun wanita itu sudah bangkit dan terburu meninggalkannya. Sepertinya, Ayesha masih sangat terluka. Hilbram jadi sedih dan cemas menatap pintu kamar itu. Apakah istrinya di dalam sana sedang menangis?Dia jadi merasa kehadirannya sangat tidak ada gunanya.Ayesha berusaha mengontrol dirinya. Dihelanya napas panjang kemudian dia mulai se

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Jadi Gugup

    Mbok Sri masuk untuk mengambilkan minyak dengan aroma eucaliptus. Dia mengatakan Ayesha menyukai aroma itu karena membuatnya merasa tenang dan nyaman.Hilbram mengambil botol minyak itu dan bergegas hendak ke kamar Ayesha. Namun Mbok Sri yang suka bertutur itu merasa harus memberitahunya dulu. “Habis mijit di kaki, biasanya Mbak Ayesha minta diolesi di perutnya. Soalnya kadang suka terasa gatal kalau tidak diolesi minyak,” Mbok Sri memberitahu apa adanya. Mereka suami istri, jadi sekalian agar Hilbram tahu kebiasaan istrinya itu.“Oh, baik, Mbok!”“Tapi ingat, Mas. Tidak boleh dipijit perutnya, hanya di olesi dengan lembut.” Perempuan itu mengingatkan, siapa tahu Hilbram tidak paham bahwa wanita hamil tidak boleh dipijit di bagian perutnya.“Iya, terima kasih atas penjelasannya, Mbok.”“Kalau begitu saya suapi Den Adam dulu ya, Mas. Sekalian mau bilang, ha

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Minta Dipijit

    Adam terlihat senang sekali melihat kambing yang diikat di halaman samping rumah. Anak kecil itu menyodorkan rumput pada moncong kambing itu, yang kemudian segera dilahap kambingnya.Hal seperti itu saja sudah membuat Adam tertawa senang dan heboh sekali. Dia terlihat sangat bahagia apalagi sang papa sudah ada di dekatnya.“Papa, mana Pus?” Adam tiba-tiba menghampiri Hilbram karena teringat kucingnya.Saat pergi bersama kakeknya naik kereta mengelilingi kota Zermatt waktu itu, Adam membawa serta kucingnya. Sayangnya, dia harus meninggalkannya di stasiun Kota Visp ketika terjadi pengejaran. Tidak di sangka, Adam mengingat kucingnya itu lagi. “Oh, nanti kita cari pus lagi, ya?” jawab Hilbram lembut.Hilbram mengangkat Adam dan mendudukannya di pangkuan. Dia rindu sekali dengan putranya itu. diciuminya Adam dan sedikit bercanda dengannya.Bocah itu sudah banyak bicara sekarang. Padahal baru 4 bulan mer

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Tawa Ayesha

    Elyas sudah bersiap di depan rumah untuk di antar Miko ke stasiun kereta terdekat, mengingat sudah memutuskan akan berangkat sendiri dengan kereta api. Dia tidak ingin Miko meninggalkan Ayesha meski sudah ada anak buahnya yang lain berjaga.Adam merajuk pengen ikut, tapi entah apa yang disampikan Miko hingga anak kecil itu tidak lagi merajuk. Kini kembali ke sang mama yang masih berdiri di teras untuk melepas sang ayah.Sayang sekali, tiba-tiba ada tamu tidak di undang yang membuat Elyas tidak bisa segera masuk ke dalam mobil Miko.“Lho, Pak Carik? Ada apa?” sapa Elyas melihat pria yang waktu itu memberitahu ada surat untuknya, kini datang pagi-pagi padanya.“Saya bukan Pak Carik lagi, Pak. Pak Cariknya sudah tidak cuti. Jadi sudah tidak gantin tugas lagi.”Miko yang awalnya tampak awas mulai menatap pria itu sedikit santai. Sepertinya bukan pria yang berbahaya.“Ehem, okelah, Pak Tono mau apa?&rdquo

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Bawaan Orok

    “Anak pintar makan yang banyak, ya!” tutur Ayesha pada Adam agar mau makan dengan lahap.“Ya, Mama...” sahut bocah lucu itu sambil terus mengunyah makanan yang sudah disuapkan ke dalam mulutnya.“Adik makan?” Adam menunjuk-nunjuk perut Ayesha yang membuncit itu, di dalam sana Adam sudah paham bahwa ada mahluk yang akan dipanggilnya adik.“Iya, Adik nanti makan sama Mama. Adam harus makan banyak biar kuat, biar besok bisa jagain adiknya.” Ayesha memberi pengertian pada anaknya yang tidak tahu apa sudah bisa memahaminya atau belum? Usianya baru 2 tahun lebih beberapa bulan. Masih sangat dini seharusnya memiliki seorang adik. Apalagi mengingat rumah tangganya kini mulai retak. Ayesha terkadang sempat berpikir, apakah keputusannya meminta cerai adalah hal yang tepat?Suara mobil terdengar di halaman rumah membuat Adam yang sedang disuapi Ayesha bangkit dan berlari keluar. Ayesha jadi ikut pen

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Membagi Tanggung Jawab

    “Om Bobby, aku pasrahkan perusahaan di Indonesia saat ini atas nama Farin. Itu haknya sebagai cucu keluarga Al Faruq. Tolong jaga untuk keponakan dan tanteku. Aku yakin, Om bisa melakukannya dengan baik," tutur Hilbram di depan para anak dan menantu keluarganya itu.Saat ini, dia akan melepas seluruh tanggung jawab untuk melindungi mereka dengan memberikan kekuasaan sehingga mereka bisa mengatur dan melindungi diri mereka masing-masing.Hilbram harus mengambil langkah ini meski akan keluar dari wasiat kakek neneknya yang menyerahkan sepenuhnya perusahaan Al Faruq atas namanya. Hilbram tidak ingin lagi mengabaikan keluarga kecilnya hanya untuk memenuhi tanggung jawabnya yang lain.“Tentu, Bram. Aku akan berusaha mengelolanya dengan baik.” Bobby menampakan kesanggupannya menerima tanggung jawab yang besar itu dari Hilbram—yang seharusnya semua ini adalah miliknya.“Terima kasih, Bram!” Hamida ber

DMCA.com Protection Status