All Chapters of Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik: Chapter 281 - Chapter 290

412 Chapters

Bab 281. Keteguhan Elvan Akan Diva

Tidak ada yang salah dengan kalimat yang dilontarkan oleh ayah Diva ini, tapi sekali lagi Elvan tahu apa yang dia inginkan! Dia hanya menginginkan wanita itu, tidak ada yang lain dan yang pantas menggantikan posisi Diva di hatinya. “Nak Elvan, pikirkan lagi semuanya dengan kepala dingin. Saya tahu, kamu mengambil keputusan dengan cepat, tapi cepat belum tentu akurat. Gunakan hati dan pikiranmu. Saat kamu sudah memberikan keputusan akhir, maka saat itu juga harusnya kamu siap dengan segala konsekuensinya. Jadilah pria yang bertanggung jawab dengan keputusan yang kamu buat.” Lukman kembali menambahkan. Elvan masih diam, selain dia masih menetralkan suasana hatinya yang sedikit bergelombang karena rasa traumanya itu, dia juga berpikir tentang apa yang diucapkan oleh Lukman ini. Tidak ada yang salah dari kata-katanya. “Om, saya sudah memutuskannya, maka saya tidak bisa mundur lagi.” Elvan menjawab dengan nada yang tegas. “Apa kamu yakin bisa menerima semua perbedaan ini?” Pertanyaan Lu
Read more

Bab 282. Kekecewaan Diva

Elvan diam mendengar jawaban dari Lukman, yang secara tidak langsung itu juga sebuah peringatan, secara tidak langsung dia sudah tau arti dari ucapan pria ini.“Maaf, Om, baiklah saya tidak akan mengatakan apapun,” ucap Elvan.Lukman hanya memberikan tanggapan datar.“Kita pulang saja, sepertinya sudah sangat malam dan kamu juga perlu istirahat. Akan saya katakan saat kita jalan pulang.”*** “Diva, bangunlah, Nak, sudah pagi.” Suara Indah mengalun di telinga Diva yang masuk melalui mimpinya. Matanya benar-benar masih betah untuk merapat, dia ingin tidur lebih lama lagi, karena semalaman dia sudah mengatur rencana yang cukup rumit dan sudah menyiapkan beberapa skenario untuk dijalankan hari ini.“Diva …,” panggil Indah lagi dari luar kamarnya.“Kakak bangun! Ini udah pagi.” Prisya menepuk pundak Diva yang masih betah untuk memejamkan matanya.Diva sudah mendengar suara ibunya, dia juga tahu ini sudah pagi, tapi dia benar-benar sangat lelah, dia hanya ingin minta waktu sedikit lagi saj
Read more

Bab 283. Ada Apa Semalam?

Lukman tahu dia pasti akan mendapatkan tatapan kekecewaan dari anaknya ini, tetapi dia harus melakukan hal ini, karena ini jalan terbaik untuk Diva. “Artinya sudah jelas kalau kamu harus berhenti bekerja,” ucap Lukman lagi. “Sebenarnya apa yang Ayah bicarakan dengan Elvan semalam?” tanya Diva dengan perlahan, rasa gembiranya karena tahu Ratri sudah jauh lebih baik tadi langsung berganti dengan perasaan tragis yang menyakitkan. ‘Apa karena ini Elvan tidak menghubungiku? Apa Ayah melakukan sesuatu pada Elvan?’ Banyak pertanyaan muncul di dalam kepala Diva, mengacak-acak pikirannya sehingga membuatnya lambat berpikir. Dia sedih, sampai rasa kecewa yang sangat dalam itu sudah tidak bisa lagi membuatnya menangis. “Ayah tidak bicara yang buruk apapun tentangmu, tapi untuk saat ini kamu lebih baik jaga jarak dengan Elvan.” Kembali kalimat itu membuat perasaan Diva hancur berkeping-keping, pikirannya kosong, semua angan tentang mimpinya terasa seperti luluh lantak dalam waktu sekejap. “Ta
Read more

Bab 284. Sakit yang Menyiksa

Ketukan kamar terdengar saat Diva masih berkutat dengan pikirannya sendiri, sayup-sayup suara ibunya memanggil dari arah luar.“Diva, ayo sayang kita pergi sekarang.” Ini panggilan kesekian kalinya yang terdengar di telinga Diva. Dia dengar hanya saja dia tidak menyahut, pikirannya sedang tidak ada bersama dengan dirinya sendiri sekarang.“Div–” Baru saja Indah ingin mengetuk pintu kamar Diva lagi, kali ini Diva sudah membukanya. Anaknya ini sudah berpakaian lengkap dan membawa tas selempangnya.“Ayo, Bu. Kita semua ikut, kan?” Diva berkata dengan datar, wajahnya juga tidak menunjukkan ekspresi seperti biasanya. Indah sedikit heran karena selama ini walaupun Diva sedang sedih, dia jelas akan menampakkan wajahnya kalau dia sedang sedih, namun sekarang …? Wanita itu malah bersikap dingin, walaupun bicara dengannya, tetapi Indah bisa merasakan kalau pikiran Diva tidak bersama dirinya.“Danish sama siapa?” tanya Diva mengernyitkan keningnya, karena selama ini yang menggendong Danish selalu
Read more

Bab 285. Ingatan Elvan

Sinar matahari sudah masuk melalui celah jendela kamar Elvan, pria itu sampai pagi ini tetap terjaga, apalagi mengingat banyak hal yang dia dan ayah Diva ceritakan, seolah berbincang dengan teman lama, tanpa ada rasa canggung, bahkan saling memberi masukan. Pembicaraan yang diduga oleh Elvan akan menjadi sebuah ketegangan itu ternyata malah sebaliknya, dia tidak menyangka dengan sikap dan tingkah Lukman sebelumnya kalau dia akan diperlakukan sebaik ini. Berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing bahkan mengingat tentang banyak hal dari segi kisah cinta yang sangat banyak diterpa cobaan serta kisah hidup yang pedih dan pilu yang tak pernah diceritakan pada orang lain. “Diva, kamu akan tetap menjadi satu-satunya.” Elvan berkata sambil melihat ponselnya yang saat ini menampilkan wajah Diva yang sedang tersenyum dari aplikasi galeri. “Aku berharap kamu tidak mengecewakanku.” Elvan berkata pada gambar itu lagi, kemudian meletakkan kembali ponselnya di sembarang tempat di atas tempat
Read more

Bab 286. Aku adalah Diva

Indah sangat terkejut saat melihat Diva yang duduk dengan tatapan kosong dan anaknya itu membiarkan lengannya tergantung hingga darah itu mengalir begitu saja membasahi lantai.“Diva, maaf ibu kelamaan.” Suara Indah tersebut menarik kesadaran Diva yang sejak tadi pikirannya kosong.“Ah, apa, Bu?” tanya Diva, lalu dia juga merasakan aliran air yang mengalir di lengannya, dia lalu melihatnya dan sadar kalau saat ini darahnya menetes cukup banyak di lantai.“Sudah-sudah, nanti Ibu bersihkan kamu diam dulu, ini Ibu obatin dulu luka kamu.” Indah berkata pada Diva lalu dengan cepat mengobati lengan anaknya itu. Tidak menunggu lama luka gores yang cukup tajam itu kini sudah tertutup sepenuhnya.Sebenarnya sembari mengobati luka Diva, Indah mengamati wajah anaknya sesekali tapi terlihat jelas Diva seperti tidak ada pikiran dalam kepalanya. Indah paham apa yang dirasakan oleh Diva, dia ingin memberitahu pada anaknya yang sebenarnya terjadi, tetapi sekali lagi dia harus patuh dengan suaminya. S
Read more

Bab 287. Menjalankan Rencana Awal

Diva keluar dari dalam rumah dengan pakaian yang berbeda dan wajah yang terlihat seperti biasanya, membuat ketiga anggota keluarganya keheranan.“Bu, Ibu yakin tadi Diva masih terlihat sedih?” tanya Lukman pada Indah dan istrinya itu mengangguk cepat.“Benar, Yah! tadi dia benar-benar seperti itu, tatapannya kosong dan dia benar-benar kacau tapi dia tidak sedikitpun bicara tentang Elvan.” Indah merespon suaminya.“Artinya dia sudah dapat ilham kali, Yah!” celetuk Prisya membuat kening Lukman berkerut.“Kamu ada-ada saja, Pris.” Respon Lukman.“Tuh, Liat aja, mukanya Kak Diva malah cerah begitu seolah gak ada masalah sama si kakak ipar.” Prisya menunjuk ke arah Diva yang saat ini masih berusaha untuk menggembok teralis rumah dengan susah payah, karena memang Diva tidak terbiasa dengan proses penguncian pintu saat akan keluar, bisa dihitung dengan jari dia menjadi penghuni terakhir rumah ini.“Kakak ipar-kakak ipar, kamu kepedean banget bilang begitu, Pris.” Lukman berkata pada Prisya de
Read more

Bab 288. AKU PERCAYA

Diva tahu pasti kalau saat ini Prisya tidak mengerti dengan apa yang dimaksud olehnya, karena itu dia tersenyum puas saat Prisya kebingungan, mengerjai Prisya sungguh hiburan tersendiri sekarang ini, apalagi ditengah kepastian yang masih tetap ada kata ragu."Itu kartu debitnya kakak ipar?" tanya Prisya dengan mata membola."menurutmu? Pria gila mana yang mau kasih kartu debit yang isinya banyak begini sama kakakmu?" DIva menjawab sambil terkekeh ringan.“Ih, kakak bikin penasaran aja.” Prisya merengek karena Diva masih terus mempermainkannya, sedangkan Diva masih tersenyum penuh misteri.Mereka sampai di depan meja kasir, wanita paruh baya itu tersenyum ramah melihat Diva dan juga Prisya.“Mau gesek tunai, ya Mbak?” tanya wanita itu padanya, Diva kadang juga melakukan hal ini dengan teman-temannya dulu, siapa tahu wanita paruh baya ini masih mengingat dirinya.“Bukan dari kartu kredit tapi dari kartu debit, apa bisa melakukan dengan rincian transaksi ini, Tante?” Diva lalu mengeluarka
Read more

Bab 289. Tidak Seharusnya Aku Meragukanmu

Sesaat sebelumnya. Diva tahu dia tidak boleh terus bersedih, dia menyadari satu hal, kalau Elvan tidak pernah begitu saja melakukan sesuatu yang mengejutkan kalau tidak ada hal yang dia kerjakan diam-diam. Setelah barang-barang itu selesai dia rapikan, Diva merogoh ponselnya yang ada di saku, lalu Diva dengan cepat mencari aplikasi media sosial milik Elvan yang ditunjukkan oleh Prisya semalam. Untuk sesaat, napas Diva tertahan karena kalimat yang membuatnya terbang tinggi semalam malah menghilang begitu saja. “Diva, ayo berpikir, ini bukan hal yang sesederhana untuk dia pergi begitu saja! Ayo berpikir lebih baik lagi.” Diva berkata pada dirinya sendiri sambil memejamkan mata, dia mencoba untuk berkonsentrasi dengan petunjuk-petunjuk aneh yang tersisa itu. Elvan mengganti foto profilnya dengan biji asam lalu terdapat caption kisah pohon asam. Diva dengan cepat mencari makna itu. “Simbol kesetiaan dan kesabaran?” Diva berkata dengan mengernyitkan keningnya. “Benar ternyata, apa beg
Read more

Bab 290. Mulai Sedikit Lega

Sebenarnya Diva jelas tahu persis pasti Prisya langsung mengerti dengan kode-kode itu, karena saat melihat transaksi itu Prisya langsung mengetikkan sesuatu di ponselnya dan meraih struk itu untuk dilihatnya.“Kamu memang benar-benar cepat tanggap.” Diva menjawab ucapan Prisya yang bisa menebak apa yang dia pesankan untuk Elvan.“Jelas dong!” Prisya berkata dengan berbangga diri.“Tapi apa Kakak ipar menyadari hal ini?” tanya Prisya pada Diva dengan sedikit keraguan.Diva tidak langsung menjawab, dia menghentikan langkahnya dan melihat lekat ke arah Prisya. “Kamu yang seperti ini saja bisa cepat menebak, apalagi orang yang kamu pertanyakan itu." Diva memperlihatkan senyum manisnya."Dia itu adalah Elvan Sabil Wongso, seperti kalimat andalanmu yang sering kamu ulang-ulang pada kakakmu ini. ‘Ingat, Kak dia adalah Elvan Sabil!’ sekarang, kenapa malah kamu meragukan kemampuan berpikir kakak iparmu itu, heh?” Diva berkata dengan penuh penekanan pada kalimatnya. Sudah tidak kaku lagi Diva
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
42
DMCA.com Protection Status