“Van, jangan berpikir seperti itu. Please…, jangan berpikir seperti itu. Kalau nenekku mau perusahaan yang dibangun kakekku dengan susah payah itu hancur, biarkan saja. Kamu gak perlu merasa terbeban dengan itu semua. please…, kembalilah padaku, Vania. please,” mohon Davin dengan suara bergetar.“Aku tidak bisa, Davin. Lupakan aku. Please…, jangan biarkan ini jadi semakin berat, lupakan saja aku. Please,” mohon balik Vania di ujung telpon dengan speaker handphone yang masih menyala itu, hingga suaranya terdengar hingga ke seluruh ruangan tapi, Ibu Suri masih tetap menatap kearah lain dan pura-pura tak mendengar suara dua sejoli itu yang semakin lama semakin menyayat hati.“Vania…, jangan tinggalkan aku, please…., jangan pernah tinggalkan aku,” pinta Davin lagi.“Aku tidak bisa, sayang. Aku tidak bisa. Terlalu banyak yang kita pertaruhkan, terlalu banyak yang harus kita korbankan kalau kita tetap ngotot bersama, sayang. Ingat keluargamu, ingat ibumu, adikmu, ingat ayahmu yang akan ter
Read more