Begitu tiba di rumah nya, Davin langsung menuju ke atas, ke lantai tempat Oval room berada. Begitu berada di depan pintu Ruang Oval, Davin langsung menekan bel. Setelah bel berbunyi beberapa kali, barulah pintu terbuka dari dalam. Yang membukakan pintu adalah Gerald Wong.Gerald Wong menatap Davin sesaat kemudian, Gerald Wong pun mempersilakan Davin untuk masuk ke dalam ruang Oval. Begitu Davin masuk, Gerald Wong segera menutup dan mengunci kembali pintu ruang Oval dari dalam.Saat ini, Davin melihat ibunya, Miriam, menangis sambil berlutut ke arah Ibu Suri yang tengah duduk di kursi roda kekaisarannya dengan wajah marah."Kamu mau apa? Kamu akhirnya sadar kan dan mau mengikuti perjodohan kamu kan? Huh! Baguslah kamu sadar, sebelum ayahmu itu harus membayar ganti rugi miliaran dollar kepada keluarga Chung itu, huh!" kata Ibu Suri dengan suara dingin kepada Davin."Benarkah apa yang dikatakan Nainai, pa? Soal tuntutan dari keluarganya Vivian itu?" tanya Davin kepada Gerald Wong."Itu a
“Van, jangan berpikir seperti itu. Please…, jangan berpikir seperti itu. Kalau nenekku mau perusahaan yang dibangun kakekku dengan susah payah itu hancur, biarkan saja. Kamu gak perlu merasa terbeban dengan itu semua. please…, kembalilah padaku, Vania. please,” mohon Davin dengan suara bergetar.“Aku tidak bisa, Davin. Lupakan aku. Please…, jangan biarkan ini jadi semakin berat, lupakan saja aku. Please,” mohon balik Vania di ujung telpon dengan speaker handphone yang masih menyala itu, hingga suaranya terdengar hingga ke seluruh ruangan tapi, Ibu Suri masih tetap menatap kearah lain dan pura-pura tak mendengar suara dua sejoli itu yang semakin lama semakin menyayat hati.“Vania…, jangan tinggalkan aku, please…., jangan pernah tinggalkan aku,” pinta Davin lagi.“Aku tidak bisa, sayang. Aku tidak bisa. Terlalu banyak yang kita pertaruhkan, terlalu banyak yang harus kita korbankan kalau kita tetap ngotot bersama, sayang. Ingat keluargamu, ingat ibumu, adikmu, ingat ayahmu yang akan ter
Davin masih berada di tempat nya di dekat Hongkong Observatorium Wheel, saat ini, dia tidak punya cara lain untuk menemukan Vania, karena itu, dia hanya berharap Peter, Wilson, Sylvia atau Melvin, bisa menemukan jejak Vania karena itu, Davin tetap menunggu di tempat dia pernah menjalani saat romantis bersama Vania, saat yang paling indah di dalam hidupnya, sebelum perjodohan yang dipaksakan keluarganya membuat Davin dan Vania harus terpisah.Sambil menunggu kabar dari para pengawal nya itu, Davin duduk dan melihat jalan yang pernah dia lalui dengan Vania tempo hari. tempat ini, adalah tempat dimana dia sempat berjalan berdua sambil bercanda ria dalam kemesraan yang tiada tara nya bagi Davin, kemesraan yang sayangnya saat ini, hanya tinggal kenangan karena keputusan Vania untuk meninggalkan nya itu.Davin tahu, pengaruh ibunya lah yang membuat Vania menyerah seperti itu. Davin tahu ibunya telah menakut-nakuti Vania hingga Vania menyerah dan memilih untuk pergi dari Davin, Davin tahu, d
Status yang dibuat Davin sebelum dia berlutut itu, kemudian menjadi Viral di jagat Maya Hongkong. Apalagi, beberapa hari ini, ada banyak follower baru yang mengikuti semua akun media sosial milik Davin, karena itu, status nya yang sedang berlutut di salah satu tempat paling ramai di Hongkong itu, langsung Viral. Selain itu, Melvin yang terbiasa membuat berita-berita publisitas tentang artis-artis yang biasanya untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari Keluarga Wong, kini langsung memborbardir semua media sosial, media opini dan juga media online dengan berita-berita tentang Davin itu, akhirnya hanya dalam waktu belasan menit saja setelah status Davin itu, beberapa wartawan yang berada di dekat lokasi, langsung datang untuk meliput aksi Davin, sang bekas pewaris Keluarga Wong itu, berlutut sambil menantikan kedatangan kekasihnya.Setelah dapat pemberitahuan dari Melvin, Wilson yang berada di jarak paling dekat dengan lokasi Davin berada, sudah merapat ke lokasi dan berjaga dengan c
Jam dua belas siang saat matahari bersinar dengan ganasnya, saat para wartawan dan pengunjung berteduh di bawah payung sementara Davin tetap berlutut tanpa payung, dengan perut tanpa makan dan tanpa minum, tiba-tiba, Davin memberi isyarat kepada Peter, kalau Davin ingin memberi kesempatan kepada seorang wartawan untuk melakukan wawancara dengannya.Mendengar itu, Peter pun langsung menunjuk seorang reporter dari salah satu stasiun televisi terkenal di Hongkong yang bukan merupakan stasiun televisi milik Keluarga Wong. Agar supaya tidak terlihat diatur karena kalau yang ditunjuk adalah reporter sari salah satu stasiun TV milik Keluarga Wong, kesannya tidak akan bagus bagi para wartawan yang sudah meliput sejak tadi itu.Reporter yang ditunjuk Peter tadi, langsung maju bersama kameramannya ke arah Davin yang masih berlutut itu, kemudian reporter itu berkata,” Halo, Mr. Russel. Namaku Erick Tsang dari KwaiTV. Aku ingin----”“Kamu kuberi kesempatan menanyakan tiga pertanyaan,” potong Davi
Vania menangis saat melihat wawancara Davin itu. Mendengar kata-kata Davin yang memintanya untuk kembali, membuat hati Vania teriris-iris. Apalagi saat Vania membaca kata-kata yang ada di bawah layar TV yang memberitakan kalau Davin sudah berlutut disitu tanpa makan dan minum sama sekali sampai siang ini, dibawah terik matahari yang sedang ganas-ganas nya menerpa tubuhnya dan disiarkan secara live detik per detik oleh sebuah stasiun televisi swasta Hongkong dan juga diberitakan, disiarkan oleh beberapa channel YouTube terkenal di Hongkong.Saat ini, melihat pengorbanan Davin ini, hati Vania pun hancur tenggelam dalam kesedihan yang teramat sangat. Ingin rasanya Vania berlari menemui Davin dan meminta Davin untuk menyudahi semua aksinya itu, ingin rasanya Vania mencari cara secepatnya untuk menghubungi Davin dan meminta Davin menghentikan aksinya itu, tapi, Setelah memikirkan kembali semuanya, Vania terpaksa mengurungkan niatnya itu.Vania takut dengan apa yang akan terjadi nanti. Vani
“Siapa maksud kamu?” tanya Ibu Siri sambil menatap tajam ke arah Gerald Wong.“Lihatlah video berikut. Mama akan melihat anak dari penjahat itu, dengan seseorang yang mama kenal,” kata Gerald Wong. Sesudah itu, Gerald Wong menunjuk ke arah gambar proyektor di dinding. Semua orang di dalam ruangan ini, serentak menatap ke arah yang ditunjuk Gerald Wong itu dan satu persatu berteriak kaget setelah melihat sosok Fannan Wong, ponakan dari Gerald Wong, sepupu dari Davin, sekaligus ahli waris Dinasti grup yang baru yang disiapkan Ibu Suri untuk menggantikan Gerald Wong dan Davin, anak dan ayah sekaligus itu.“FANNAN!!! BERANI-BERANINYA DIA BERSATU DENGAN ANAK ORANG JAHAT YANG HAMPIR MENCELAKAIKU!!!” teriak Ibu Suri geram. Wajahnya langsung merah karena marah, setelah melihat kehadiran Fannan yang terlibat bersama keluarga yang dibencinya itu.“Tapi, Fannan tidak mungkin berbuat seperti itu, Ibu Suri. Ini pasti ada kesalahan. Lagipula, mereka kan cuma kebetulan bercakap-cakap, mungkin saja m
Miriam sudah menunggu Ibu Suri di depan pintu kamar Ibu Suri sambil mondar-mandir, Miriam ingin segera menjemput Vania bersama Ibu Suri, karena Miriam ingin memberitahu sendiri tentang direstuinya hubungan Vania dan Davin oleh Ibu Suri dan seluruh Keluarga Besar Wong dan Miriam ingin sekali melihat ekspresi kegembiraan di wajah Vania nantinya.Akhirnya, pintu kamar terbuka, Miriam langsung memburu ke depan untuk menyambut keluarnya Ibu Suri. Ibu Suri keluar dengan kursi rodanya dengan membawa sesuatu di tangannya, tapi begitu melihat Miriam, Ibu Suri langsung menyembunyikan benda di tangannya itu. Tapi, gerakan Ibu Suri ini terlambat karena Miriam telah melihat benda di tangan Ibu Suri itu.“Ma, itu kan Kalung Giok Bunga Matahari, kalung Giok turun temurun Keluarga Wong?” tanya miriam antusias.“Iya,” jawab Ibu Suri akhirnya.“Mama mau bawa kemana kalung itu? Kalung itu kan selalu diserahkan secara turun temurun kepada putri Keluarga Wong atau menantu perempuan Keluarga Wong yang akan
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol