Home / Urban / Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Chapter 161 - Chapter 170

550 Chapters

161 Mengkhawatirkan Nyonya Muda

Awalnya, Sylvia berencana untuk menelpon Davin, tapi, dia merubah rencananya itu, dia tidak ingin menganggu Davin yang pastinya sudah berada di kantor, karena kantor Dinasti Group memang berjarak sangat dekat dengan gedung keluarga Wong ini, cuma, Sylvia. enggan untuk mengganggu Davin, karena itu, Sylvia putuskan untuk menemui Alicia."Apa yang terjadi?" tanya Alicia sesaat setelah Sylvia menceritakan tentang dibawanya Vania ke kediaman keluarga Wong oleh Miriam Wong."Aku tidak tahu. tapi, mengingat aku langsung dihalangi para pengawal maka, aku pikir yang akan terjadi pada Nyonya Muda.....""Apa? mengapa tidak kamu teruskan?" tanya Alicia karena Sylvia tidak berani meneruskan kata-katanya."Aku tidak berani mengatakannya, Nyonya Muda Wong," kata Sylvia sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada."Hmmm..., aku juga berpikir demikian. Tante Miriam pasti sedang menindas Vania saat ini. baiklah. aku akan mencoba melihat keadaan Vania di sebelah," kata Alicia akhirnya. Alicia seben
Read more

162 Menghancurkan Mental

Saat ini, Vania sudah berada di ruang tamu tapi, setelah mengamati perabotan-perabotan serba mahal di ruangan ini, barulah Vania tersentak karena di hampir seluruh lantai di ruang tamu ini, berada dalam keadaan kotor dan penuh dengan debu. Ada banyak sekali kotoran di lantai yang tidak mencerminkan rumah dari keluarga elit, keluarga terkaya di negri ini, bahkan terkaya di Asia dan salah satu yang terkaya di dunia seperti yang pernah dikatakan Meyling kepada Vania, karena itu, Vania cuma bisa melongo melihat keadaan yang dilihatnya saat ini.“Kamu heran kan, melihat rumah ku dalam keadaan kotor seperti ini. huh! aku bukanlah orang jorik seperti mungkin yang ada dipikiranmu saat in! Ini memang aku sengaja, aku yang meyuruh pelayan-pelayan ku untuk mengotori rumahku dan menyuruh mereka untuk berada di lantai yang lain, sehingga tidak ada satupun yang berada disini, karena apa? Apa kau bisa menebaknya?” tanya Miriam dengan ekspresi dinginnya.Vania tidak menjawab, dia hanya menggeleng-gel
Read more

163 Menghancurkan Mental 2

Saat ini, Vania terus bekerja, menyapu dan membersihkan lantai, mengumpulkan debu, membawa debu yang sudah dia kumpulkan itu, ke sebuah tempat sampah besar di bagian belakang, kemudian balik lagi untuk membersihkan lantai yang belum dia bersihkan. akhirnya setelah berjam-jam bekerja, dia pun berhasil membersihkan seluruh ruang tamu besar ini.Hanya sedetik saja Vania menghela nafas lega, sesudah itu, dia kembali bekerja dan masuk ke tahapan kedua yaitu, pel seluruh lantai. Vania mencari peralatan pel di kamar mandi terdekat dari ruang tamu ini, sesudah itu, dia mulai mengepel lantai dengan cepat, semuanya dilakukan Vania dengan sukacita, tanpa mengeluh, tanpa bermuka masam dan tanpa membenci orang yang membuat nya melakukan ini, karena Miriam adalah orang tua dari pria yang sangat dicintainya, karena itu, Vania ingin melakukan yang terbaik yang bisa dia lakukan. Dia pun mengepel dengan semangat tinggi, karena dia ingin lantai di ruang tamu ini, bisa terlihat kinclong di mata Miriam.
Read more

164 Vania, Bangun, Vania

Saat Davin keluar dari ruangan Database, malam sudah menjelang. sudah hampir jam delapan malam. Davin mendahului Gerald Wong yang berjalan di belakang nya, Davin pun langsung mengambil handphone nya dari sakunya. dia ingin menelpon Vania, untuk kalau bisa makan bersama. syukur-syukur kalau Vania yang memang akan membawa laporan di kantor milik Davin ini, masih berada di dalam kantor.Handphone Vania bisa dihubungi tapi, hanya ada nada dering yang terdengar disana, tidak langsung diangkat oleh Vania, padahal biasanya, Vania langsung akan mengangkat telepon kalau Davin menelpon."Tuan Muda! terjadi sesuatu, Tuan Muda," kata seseorang dari belakang disertai kata-kata nya yang membuat Davin tersentak kaget."Apa yang terjadi?" tanya Davin setelah menoleh ke belakang dan melihat wajah Peter di belakang."Nyonya Muda..., dia...""Apa yang terjadi, Peter?" kali ini wajah Davin mulai terlihat penuh kecemasan apalagi setelah melihat wajah cemas Peter saat ini."Nyonya Muda pingsan, Tuan Muda.
Read more

165 Vania Sakit

Davin terus memanggil-manggil nama Vania tapi yang dipanggil tidak membuat respon apa-apa, bahkan, kelopak matanya tidak terlihat bergerak, tapi, Davin tidak peduli, dia tetap memanggil-manggil nama Vania sambil terus mengikuti tubuh Vania yang masih pingsan itu didorong oleh para perawat hingga mencapai pintu IGD. Seorang dokter menghalangi Davin yang ingin masuk ke dalam untuk terus mendampingi Vania. hingga Alicia pun memeluk tubuh Davin dari belakang dan menenangkan Davin agar supaya Davin tidak ngotot masuk ke dalam.“Russel…,please. Ikuti anjuran dokter. Kalau kamu ngotot masuk ke dalam, kamu bukan membantu Vania, kamu bahkan akan menghalangi proses kesembuhannya, kamu akan menghalangi penindakan para dokter, Russel. Please…,jangan ngotot,” bisik Alicia di telinga Davin.“Iya, Russel. Biarkan dokter-dokter disini bekerja, ya---““MAMA TIDAK PUNYA HAK BICARA PADAKU!!!,” bentak Davin memotong kata-kata Miriam.“Kenapa, anakku?”“MASIH BERTANYA KENAPA,HAH?!!! MAMA LAH YANG MEMBUAT
Read more

166 Kehebohan di Rumah Sakit

"Tuan Muda Wong, apa benar anda memiliki wanita idaman lain?" tanya seorang wartawan kepada Davin. pertanyaan ini membuat Davin tersentak kaget apalagi ketika dia melihat begitu banyak orang dan kamera yang kini menghadap ke arah nya."Nyonya Wong, kemarin Nyonya sendiri dengan bangganya mengatakan kalau Vivian Chung adalah anak mantu idaman bagi semua wanita. mengapa saat ini anda malah terlihat mengkhawatirkan keadaan wanita idaman lain dari putera anda. bagaimana nanti perasaan Vivian Chung dan keluarga nya?" tanya seorang wartawan wanita kepada Miriam Wong.Saat ini, pikiran Miriam Wong berputar dengan cepat. walaupun beberapa saat yang lalu, dia sangat mengkhawatirkan keadaan Vania, tapi, melihat kehadiran banyak wartawan dan tuduhan-tuduhan mereka saat ini, membuat Miriam jadi sangat mengkhawatirkan tanggapan dari Vivian dan keluarga nya, karena itu, Miriam putuskan untuk lebih memilih menjaga perasaan Vivian dan keluarga nya. Miriam tahu, kalau entah kenapa, ekspresi sedih dia
Read more

167 Memantau dari Jauh

Mei Chuo langsung berseru ke arah orang yang baru keluar dari pintu itu," Direktur Chan, ada penyusup nih," kata Mei Chuo sambil mencengkram bahu Davin erat-erat."Direktur Chan?" sapa Davin pelan.Seorang bapak berkacamata berumur lima puluhan tahun kemungkinan hampir enam puluhan tahun kini melihat ke arah Davin, orang yang disebut sebagai Direktur Chan ini, wajahnya langsung kaget, dia segera maju ke depan, tepat saat seorang Security sudah berhasil memegang tangan Davin dari belakang."Lepas!!! Lepas kataku!!!" seru Direktur Chan sambil menepis tangan Mei Chuo serta mendelik ke arah Security yang menahan tangan Davin dari belakang tadi."Tapi kenapa Direktur Chan? Orang ini kan penyusup," kata Mei Chuo membela diri."Dia ini adalah Tuan Muda Wong. Pemilik rumah sakit ini, bukan penyusup!!!" bantah Direktur Chan."Hah!!!" seru Mei Chuo dan Security hampir bersamaan sambil menatap jerih ke arah Davin. sang Security itu, langsung melepas tangannya dari tangan Davin. Mei Chuo sendiri
Read more

168 Mengusahakan Kesembuhan Vania

Mendengar kata-kata Direktur Chan itu, Dokter Alice pun langsung gelagapan," maafkan aku, Tuan Muda Wong. Aku tidak mengenali mu. Aku juga jarang mengikuti perkembangan infotainment lagi, jadi aku tidak tahu tentang hubungan mu dengan Vivian si Super Model itu. Oh ya. Banyak wartawan yang mencari---""Karena itulah. Aku perlu kamu sebagai mata ku di ruang IGD. Karena ada banyak wartawan yang mempersulit ruang gerak ku disana. Kamu bisa, kan?" potong Davin."Tentu bisa Tuan Muda," jawab Dokter Alice."Ingat! Sediakan lima dokter pada pasien yang bernama Vania itu. Dia memiliki riwayat penyakit Asam lambung dan Vertigo. Jadi, cari dokter yang biasa menangani penyakit itu dan minta mereka untuk berjaga di dekat pasien itu.""Baik, Tuan Muda. Akan segera aku siapkan. Bahkan, aku akan menjadi salah satu dari lima dokter itu, untuk mengawasi pasien itu.""Satu lagi.""Iya, Tuan Muda?" "Hanya kamu yang tahu tentang aku dan hubungan ku dengan pasien itu. jangan ada dokter lain yang tahu soal
Read more

169 Hanya bisa Mencintai Vania

Setelah acara pernikahan antara Patrick dan Cherry selesai nanti, Davin berencana menunggu janji Alicia yang berjanji akan membujuk nainai mereka untuk menerima pernikahan antara Davin dan Vania.Sejak awal, saat Davin mengajak Vania ke Hongkong, Davin sebenarnya berencana untuk mengambil sebuah momen di saat pesta nikah Patrick dan Cherry, untuk melamar Vania. Sayang nya, rencana Davin itu, langsung menemui jalan terjal sejak pertama kali Davin tiba di Hongkong.Setibanya di Hongkong, Davin dipanggil menghadap nainai nya, dan langsung dipaksa untuk menerima perjodohan dengan Vivian, gadis yang tidak dicintai Davin. Insiden Davin celaka saat memukul kaca mobil, semakin menambah runyam keadaan, kemudian ditambah dengan insiden saat ibunya memaksa Vania bekerja, membersihkan seluruh ruang tamu rumah Davin, makin membuat kacau balau, karena Vania saat ini berada dan dirawat di rumah sakit.Saat ini, Davin mulai berpikir untuk merubah rencana lamanya itu, rencana untuk melamar Vania di ma
Read more

170 Menghadapi Vivian

"Pokoknya, mama jamin, Vania mu itu dan keluarga nya, akan hidup enak dan selalu mendapatkan uang berlimpah tapi dia harus meninggalkan mu," kata Miriam menekankan maksudnya."Tidak ma! Aku tidak akan pernah meninggalkan Vania," tegas Davin sambil membelakangi ibunya. Davin tidak ingin lagi meladeni ibunya.Miriam mendengus lalu pergi meninggalkan Davin. Beberapa saat kemudian, Alicia datang menghampiri Davin," aku diperintahkan untuk menggantikan mu.""Ya..., Aku tahu. Mereka memerintahkan aku untuk mendampingi Vivian," kata Davin sambil monyongkan bibirnya ke arah ibunya yang berada di jarak sekitar lima meter yang sedang mendampingi ayahnya."Bagaimana keadaan Vania mu pagi ini?""Tubuhnya masih lemah. cuma dia sempat bangun dan disuapi perawat beberapa jam yang lalu, kemudian dia tertidur lelap lagi.""Baguslah kalau mulai ada perkembangan.""Aku akan melamar dia malam ini," tekad Davin."Malam ini? kan kamu harus ikut resepsi.""Setelah acara resepsi usai, kan tinggal acara ramah
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
55
DMCA.com Protection Status