Home / Romansa / Istri Jaminan sang Konglomerat / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Istri Jaminan sang Konglomerat: Chapter 1 - Chapter 10

117 Chapters

Bab 1 Dibawa dengan Paksa

Brak! Brak! Brak!Pintu utama rumah berlantai dua itu digedor tanpa ampun. "Bagaimana ini, Pa?" Tampak sekali wajah ketakutan sang istri.“Harry! Buka! Keluar kamu! Aku tahu kamu ada di dalam!” Pelaku utama berteriak, kesabarannya mulai menipis.Harry membuka pintu dengan perasaan was-was dan takut. Bagaimana tidak, beberapa jam yang lalu mereka baru saja mendapat peringatan untuk segera melunasi hutang yang sudah lewat jatuh tempo.“Tu-tuan David!” seru Harry gugup.“Lunasi hutangmu pada Tuan Christian, segera!”“Maaf Tuan, kami hanya bisa mencicil seadanya seperti biasa,” balas Harry.Selama satu tahun ini, Harry telah mencicil hutang itu sebanyak 1 milyar rupiah. Harry Davendra memiliki hutang milyaran, belum termasuk bunga dan denda keterlambatan, pada konglomerat bernama Christian Hoover untuk menyelamatkan perusahaannya yang sudah kembang kempis terlilit hutang bank. Christian Hoover terkenal kejam dan tanpa ampun pada siapapun yang tak sejalan dengannya, termasuk orang yang t
Read more

Bab 2 Hari Pernikahan

Salah satu pelayan segera menuju pintu untuk membukanya. Mereka terdengar bercakap-cakap sebelum akhirnya dua orang berwajah tampan itu memasuki kamar.Tanpa diperintahkan, dua orang pelayan tadi keluar dari kamar tersebut.Alexandra menatap kagum pada mahakarya Tuhan yang begitu sempurna, hingga sebuah deheman menyadarkannya.Seketika Alexandra menundukan wajah, siapa yang tak gentar mendapat tatapan tajam dari pria berwajah tegas dengan bola mata berwarna hazel."Nona Alexandra, silakan duduk," ucap salah satu dari dua pria tersebut.Alexandra bergeming."Duduk! Aku tak memiliki banyak waktu hanya untuk menunggumu," ucap pria bermata hazel itu.Gegas Alexandra segera meletakkan bobot tubuhnya di hadapan pria itu dengan gemetar."Seminggu lagi kita akan menikah, jadi persiapkan dirimu."Alexandra membulatkan mata sempurna, mulutnya menganga."Menikah?" pekik Alexandra.Saking kerasnya suara gadis itu membuat Christian harus mengerutkan wajahnya karena telinganya bagai ditusuk benda ru
Read more

Bab 3 Kecupan Pertama

Setelah acara resepsi selesai Christian membawa kembali Alexandra ke apartemen mewahnya.Cristian melempar tuxedo yang baru saja dia lepas ke sembarangan tempat, lalu mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamu, kakinya terasa sangat pegal karena terlalu lama berdiri.Tanpa berkata-kata, Alexandra juga turut mendudukkan bobotnya di sofa yang berseberangan dengan Christian."Meski kita sudah menikah, kita akan tetap menggunakan kamar yang berbeda," ujar Christian."Baik, Tuan."Christian berdiri, sebelum melangkahkan kaki dia kembali berkata, "Jangan berani memasuki wilayah teritorialku!" Alexandra mengangguk.Alexandra pun masuk ke dalam kamarnya. Alexandra memandang dirinya di pantulan cermin meja rias, meratapi nasib menjadi istri jaminan hutang. Angan-angan akan pernikahan impiannya pun sirna dalam sekejap. Jangankan menikah dengan orang yang dia cintai, dia justru seperti istri yang tak dianggap.Alexandra menghela nafas panjang untuk mengisi rongga dadanya yang sesak dengan oksigen.
Read more

Bab 4 Ciuman Pertama

Betapa terkejutnya Alexandra, saat melihat Christian pulang bersama seorang wanita dalam keadaan mabuk. "Kenapa hanya melotot, cepat bantu aku memapah Chris," ucapan wanita itu.Alexandra segera membantu wanita itu untuk memapah suaminya.Alexandra ingat siapa wanita itu, wanita yang mengucapkan selamat dengan mata berkaca-kaca saat pernikahannya dengan Christian.Dengan susah payah kedua wanita itu membaringkan Christian di ranjang."Terima kasih, Nona. Anda bisa pulang sekarang, karena malam sudah sangat larut," ucap Alexandra penuh penekanan.Wanita itu mendengus, "Kamu berani mengusirku? Kamu tak tahu siapa aku?""Siapapun Anda, tidak pantas seorang wanita berada di tempat seorang pria di malam hari, terlebih pria beristri," ucap Alexandra.Wanita itu menghentakkan kaki, "Aku akan membuat perhitungan denganmu." Wanita itu berlalu meninggalkan kamar Christian dengan terus memaki tak jelas.Alexandra melepas sepasang sepatu yang dikenakan oleh, Christian. Kemudian menarik selimut
Read more

Bab 5 Panggilan Sayang

Alexandra bingung, mengapa suaminya memberinya kartu platinum itu padanya, padahal uang bulanan sudah di transfer."Untuk belanja, jika kamu butuh apa-apa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pakai saja."Dengan sedikit canggung, Alexandra menerima kartu ATM beserta kertas yang berisi pin tersebut.Christian menyodorkan ponsel canggihnya, lalu berkata, "Catat nomormu di ponsel itu."Alexandra mengambil ponsel tersebut lalu mengetikkan nomor dan juga namanya serta menyimpannya."Silakan, Tuan."Christian memeriksa nomor tersebut, lalu melakukan panggilan."Itu nomorku, simpan nomorku baik-baik.""Baik, Tuan.""Lalu, berhentilah memanggilku dengan sebutan Tuan. Kamu istriku bukan pembantuku.""Hhmm …," Alexandra menjeda kalimatnya, "saya harus memanggil Anda apa?""Sayang, Honey, Baby, Darling. Memangnya kamu tak pernah pacaran, sampai tak tahu sebutan untuk sepasang kekasih?" Alexandra menggeleng lemah. Dia memang tak pernah berpacaran, hari-harinya hanya dipenuhi dengan belajar dan
Read more

Bab 6 Makan Siang Bersama

Hening kembali menyeruak, Alexandra memandang keluar jendela mobil dengan berpangku tangan.Dari spion tengah David mengintip kondisi Alexandra, memastikan bahwa istri bosnya itu dalam keadaan baik-baik saja.Mobil melesat membelah jalanan yang cukup lengang, entah berapa lama berada di jalanan, hingga mereka telah tiba di sebuah restoran."Nyonya, kita telah sampai." David mencoba membangunkan Alexandra yang tertidur.Alexandra membuka mata, lalu menggapai sisa-sisa kesadarannya."Di mana kita?" Alexandra bingung, sebab saat ini dirinya tak berada di apartemen."Pak Chris meminta Anda untuk makan siang bersama, Nyonya. Mari saya akan mengantar Anda ke dalam."Alexandra berjalan mengikuti David, pria itu mempersilakan dirinya untuk masuk ke dalam ruangan privat. Di sana masih kosong, tak ada siapapun."Silakan tunggu sebentar, Nyonya. Pak Christian sedang dalam perjalanan." Alexandra tersenyum lalu mengangguk dan mengucapkan terima kasih.Alexandra berjalan menuju jendela, pandangann
Read more

Bab 7 Kunjungan Ibu Mertua

Nyonya Amanda memandang remeh pada Alexandra."Itu adalah surat pernyataan yang harus kamu tanda tangani. Pergilah dari kehidupan Christian sekarang juga dan jangan pernah muncul lagi di depannya. Sebagai gantinya aku akan memberimu banyak uang, kamu tak akan kesulitan untuk memenuhi biaya hidupmu."Alexandra terperangah mendengar ucapan ibu mertuanya. Dia tidak menyangka jika ibu mertuanya akan begitu merendahkannya. Jika memang ibu mertuanya tidak setuju dengan pernikahan itu, kenapa tidak datang lebih awal sebelum pernikahan itu terjadi, itulah yang ada dalam pikiran Alexandra saat ini.Nyonya Amanda mengambil sebuah kertas cek dari dalam tasnya."Berapa yang kamu inginkan? Satu Milyar, dua milyar, atau lebih dari itu? Aku akan menulisnya sekarang." Nyonya Amanda berkata dengan sangat enteng, tanpa memikirkan hati Alexandra yang koyak karena harga dirinya terinjak-injak.Situasi macam apa ini? Kenapa kehidupannya begitu dramatis seperti di novel-novel rumah tangga yang pernah Al
Read more

Bab 8 Mari Perankan Peran dengan Baik

Christian kembali menatap Alexandra."Maafkan aku, Mas. Hanya kata itu yang terbesit dalam otakku.""Tidak masalah, alasan yang tidak terlalu buruk. Kamu cukup bisa diandalkan rupanya!"Alexandra terdiam, tak tahu harus menanggapi seperti apa. Perkataan itu terdengar seperti pujian, tapi hatinya tak merasa senang."Hanya itu? Aku tidak yakin Ibuku hanya mengatakan hal itu saja!" Christian kembali menelisik.Ada kegelisahan yang terpancar dari air muka Alexandra."Katakan!""Nyonya Amanda memberikan syarat jika aku ingin tetap bersamamu.""Syarat? Apa itu?""Ki-ta harus memberikan cucu laki-laki untuk keluarga Hoover dalam waktu satu tahun, jika tidak aku harus meninggalkanmu. Bukankah waktunya pas sekali dengan masa perjanjian kita?" Alexandra tersenyum getir.Tidak ada perjanjian seperti itu di antara Christian dan kakeknya. Christian yakin Nyonya Amanda hanya ingin memisahkannya dengan Alexandra, kemudian menikahkannya dengan wanita pilihannya."Kamu benar sekali. Waktu yang sangat
Read more

Bab 9 Makan Malam Romantis

Alexandra dan Christian kompak melihat ke arah sumber suara.Erinna!Erinna menatap nanar pada sepasang tangan yang saling mengikat. Erinna segera merubah air mukanya dan tersenyum semanis mungkin pada Christian."Sedang apa kamu di sini?" tanya Erinna, suaranya terdengar lembut."Kamu tidak lihat? Aku sedang bersama istriku, sudah pasti kami akan makan malam bersama," jawab Christian terdengar begitu dingin.Erinna menyelipkan rambut ke daun telinganya, merasa mati kutu dengan jawaban Christian. Namun, wanita itu tak habis akal untuk bisa bersama Christian."Kebetulan kalau begitu, aku juga ingin makan di sini, bagaimana kalau aku bergabung dengan kalian?"Christian mengeratkan tubuhnya pada Alexandra, kemudian memeluk tubuh ramping istrinya dari samping. Menciptakan kemesraan di antara keduanya.Meski canggung, Alexandra mencoba mengikuti permainan suaminya."Aku tidak yakin kamu akan kuat melihat kemesraan kami, Erinna.""Benar begitu, Sayang? Kamu pasti tidak setuju jika ada orang
Read more

Bab 10 Kembali ke Mode Awal

Malam semakin beranjak, alunan musik klasik yang menggema ke seluruh sudut restoran menambah suasana di ruangan privat itu kian romantis. Setelah menghabiskan seluruh hidangan yang ada, Christian memutuskan mengakhiri sesi makan malam itu."Ada tempat yang ingin kamu kunjungi sebelum kita pulang?" tanya Christian pada istrinya."Apa boleh kita mampir ke supermarket sebentar? Bahan makanan di kulkas sudah tak ada lagi.""Tentu saja, kenapa tidak?" balas Christian.Christian melajukan kendaraannya menuju supermarket yang tak jauh dari apartemen.Sepanjang perjalanan itu, Christian kembali ke mode awal, diam dan dingin. Kemana hilangnya kehangatan yang tadi tercipta saat di restoran? Entahlah, hanya pria itu sendiri yang tahu.Melihat suaminya yang kembali menjadi papan kayu, Alexandra hanya mengikuti alur yang suaminya ciptakan, dia memandang gemerlap dan padatnya kota dari jendela kaca di samping kirinya."Kapan kamu akan berangkat kuliah?" Perta
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status