Share

Bab 3 Kecupan Pertama

Author: Lemongrass
last update Last Updated: 2023-11-08 14:18:16

Setelah acara resepsi selesai Christian membawa kembali Alexandra ke apartemen mewahnya.

Cristian melempar tuxedo yang baru saja dia lepas ke sembarangan tempat, lalu mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamu, kakinya terasa sangat pegal karena terlalu lama berdiri.

Tanpa berkata-kata, Alexandra juga turut mendudukkan bobotnya di sofa yang berseberangan dengan Christian.

"Meski kita sudah menikah, kita akan tetap menggunakan kamar yang berbeda," ujar Christian.

"Baik, Tuan."

Christian berdiri, sebelum melangkahkan kaki dia kembali berkata, "Jangan berani memasuki wilayah teritorialku!" Alexandra mengangguk.

Alexandra pun masuk ke dalam kamarnya. Alexandra memandang dirinya di pantulan cermin meja rias, meratapi nasib menjadi istri jaminan hutang.

Angan-angan akan pernikahan impiannya pun sirna dalam sekejap. Jangankan menikah dengan orang yang dia cintai, dia justru seperti istri yang tak dianggap.

Alexandra menghela nafas panjang untuk mengisi rongga dadanya yang sesak dengan oksigen. Perlahan dia menghapus make up yang seharian ini membuatnya bak menjadi ratu kerajaan.

"Aduh. Kenapa sulit sekali."

Alexandra mencoba membuka resleting gaun pernikahannya, namun sepertinya benda itu macet, entah tersangkut.

Dengan ragu-ragu, dia mendatangi kamar Christian.

"Benar ini kamarnya, 'kan?" gumam Alexandra.

Satu, dua, tiga, Alexandra mengetuk pintu setelah menarik nafas dan juga menghitung dalam hati.

"Ada apa?" tanya Christian dengan ketus.

Alexandra tak mampu memandang wajah Christian, dia menunduk dan menganyam jemarinya karena takut.

"Maaf, Tuan. Boleh saya minta tolong? Saya kesulitan membuka resleting gaun ini, tolong bantu saya untuk membukanya," ucap Alexandra.

"Menyusahkan sekali," kesal Christian.

Alexandra bergeming.

"Tunggu apa lagi? Kamu ingin aku membukanya di sini?" ketus Christian.

"Baiklah kalau begitu," imbuh Christian.

Alexandra menyilangkan tangan menutupi dada seraya berkata, "Tidak, Tuan."

Bergegas gadis berusia 21 tahun itu memasuki kamarnya, disusul Christian yang menutup pintu kamar itu.

Alexandra menyibakkan rambut panjangnya yang telah berhasil dilepas dari gelungannya. Gadis itu seperti mengabaikan jika Christian adalah seorang pria dewasa.

Terlihat jelas tengkuk Alexandra, membuat Christian dengan susah payah menelan salivanya.

Perlahan Christian menurunkan resleting gaun istrinya, sayangnya resleting itu memang sedikit macet, dia menambah sedikit tenaga untuk membukanya, alhasil bahu atas dan punggung Alexandra terekspos sempurna.

Ada gelayar aneh dalam diri Christian yang mendorongnya untuk mendekat, lalu tanpa permisi mengecup bahu Alexandra.

Mendapat serangan yang mendadak, reflek Alexandra memutar tubuhnya, menghadap ke arah Christian.

Siapa sangka gaun itu terinjak kakinya sendiri, menyebabkan keseimbangan tubuh Alexandra goyah. Tanpa sengaja dia mendorong tubuh Christian. Keduanya terjatuh ke atas ranjang dengan posisi Alexandra berada di atas tubuh Christian.

Alexandra yang panik berusaha berdiri dengan memegang gaunya di bagian dada.

"Ma-afkan saya, Tuan. Saya tidak sengaja."

Christian justru menarik tubuh Alexandra, dalam hitungan detik gadis itu sudah berada di bawah kungkungannya.

"Dasar gadis tengil, kamu mencoba menggodaku, hah?"

Christian menatap Alexandra, perlahan tapi pasti pria itu mendekatkan wajahnya pada Alexandra.

Bagai terhipnotis oleh pesona Christian, Alexandra memejamkan matanya.

Christian tersenyum tipis melihat Alexandra yang memejamkan matanya.

Satu detik, dua detik, tiga detik, tak juga Alexandra merasakan sentuhan di bibirnya.

Hingga akhirnya Alexandra membuka mata, Christian menyeringai lalu menoyor keningnya.

"Apa yang kamu pikirkan? Dasar bocah tengil." Christian berdiri dari posisinya.

"Lihatlah, bahkan dadamu saja tak sampai setengah dari genggamanku." Reflek Alexandra menutupi dadanya, gaun yang dia kenakan memang sedikit melorot.

Christian menyeringai, lalu meninggalkan Alexandra yang ingin memuntahkan sumpah serapah karena telah mengomentari aset berharganya.

"Tuan Christian!" pekik Gadis itu tepat setelah Christian menutup pintu kamarnya.

"Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kamu mikir apa, Alexa."

Alexandra merutuki kebodohannya seraya memukul-mukul kepalanya. Dia menyesali kepercayaan dirinya bahwa Christian akan menciumnya.

"Sungguh memalukan!" Alexandra memaki dirinya sendiri, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Sedangkan di luar kamar, senyum Christian terbit walau hanya selebar bulan sabit di awal bulan.

"Ada apa, Tuan? Sepertinya tadi Nyonya Alexandra berteriak."

Christian yang terkejut, segera menetralkan ekspresinya.

"Tidak ada. Sejak kapan kamu mengurusi urusan pribadi wanita itu?" sindir Christian.

"Tolong kamu selidiki hubungan Alexa dengan ibu dan kakak tirinya, jangan sampai ada yang terlewatkan," imbuh Christian sebelum Alvin bisa berkata-kata.

"Baik, Tuan."

Christian melihat ada yang tak biasa dari interaksi Astari pada istrinya.

Matahari telah menyembunyikan sinarnya, cacing-cacing di perut Alexandra berdemo meminta haknya.

Alexandra keluar dari kamarnya, menarik nafas sebelum mengetuk pintu suaminya.

"Ada apa lagi?" suara Christian terdengar dingin.

Pria itu terlihat sangat rapi dan wangi, pakaian casual menunjukkan jika dia akan bepergian.

"Aku ingin memasak untuk makan malam, apakah ada yang ingin Tuan makan?" Alexandra bertanya dengan ragu-ragu.

"Kamu makan sendiri saja, tak perlu mengurusiku, bukankah sudah jelas di dalam kontrak, kamu tak perlu melayaniku."

Christian hendak menutup pintu, namun Alexandra kembali berkata, "Tuan Christian mau pergi kemana?" tanya Alexandra.

"Bukan urusanmu!"

"Tapi, Tuan …," suara Alexandra tercekat saat melihat Christian membuka mulut.

Pria itu ingin memaki tapi urung, karena Alexandra terlihat sangat ketakutan.

"Haasss, kamu membuatku kesal saja." Christian menutup pintu kamarnya dengan kasar hingga menimbulkan suara yang nyaring.

Alexandra berjalan menuju dapur, membuka kulkas. Melihat isi kulkas yang seperti hatinya–kosong–membuat Alexandra menghela nafas berat.

Tak berselang lama, Christian keluar dari kamarnya. Tak mengatakan sepatah katapun pada istrinya, dia berjalan menuju pintu.

"Tuan!" Alexandra berjalan mendekati suaminya.

"Anda nanti pulang pukul berapa?" tanya Alexandra

Christian melirik istrinya, "Untuk apa kamu bertanya? Itu bukan urusanmu," ketusnya.

Alexandra menunduk seraya bergumam kata maaf.

Tak ingin berlama-lama, Christian segera mengenakan sepatu ketsnya dan keluar dari apartemen itu.

Alexandra menghela nafas, mengurai sesak di dalam dadanya. Dia mengingatkan diri sendiri untuk sadar posisi.

Tak ingin berlarut-larut, Alexandra masuk ke dalam kamar mengambil ponsel dan kartu ATM, dia tak mempunyai uang cash.

"Semoga masih ada uang tersisa di rekening," gumam Alexandra.

Alexandra berjalan menuju minimarket terdekat, sayangnya tak ada mesin ATM di minimarket itu.

Alexandra merogoh kantong celananya, dia menarik nafas lega, setidaknya dia bisa membeli mie instan dengan uang lima belas ribu.

Dalam keheningan, Alexandra menikmati makan malamnya. Suasana yang tak jauh berbeda di rumahnya, makan dalam kesendirian. Jika ayahnya tak ada, Alexandra tak diizinkan makan bersama dengan ibu dan kakak tirinya.

Sepi!

Di apartemen sebesar itu hanya ada dirinya. Tak ingin larut dalam kesendirian, Alexandra bergegas membersihkan meja makan, mencuci bersih piring kotor.

Untuk mengusir kebosanan sembari menunggu suaminya pulang, Alexandra menuju ke ruang tengah, ada televisi berukuran sangat besar di sana.

Alexandra menyalakan televisi lalu memilih channel yang menurutnya menarik.

Alexandra melihat jam di ponsel pintarnya, pukul 23.00, tapi tak ada tanda-tanda suaminya akan pulang.

Alexandra masih setia menunggu kepulangan suaminya hingga dia tertidur di sofa.

Terdengar suara bel apartemen berbunyi, Alexandra segera membangunkan tubuhnya dan membukakan pintu.

"Tuan Christian!" Alexandra sedikit panik melihat kondisi suaminya.

Related chapters

  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 4 Ciuman Pertama

    Betapa terkejutnya Alexandra, saat melihat Christian pulang bersama seorang wanita dalam keadaan mabuk. "Kenapa hanya melotot, cepat bantu aku memapah Chris," ucapan wanita itu.Alexandra segera membantu wanita itu untuk memapah suaminya.Alexandra ingat siapa wanita itu, wanita yang mengucapkan selamat dengan mata berkaca-kaca saat pernikahannya dengan Christian.Dengan susah payah kedua wanita itu membaringkan Christian di ranjang."Terima kasih, Nona. Anda bisa pulang sekarang, karena malam sudah sangat larut," ucap Alexandra penuh penekanan.Wanita itu mendengus, "Kamu berani mengusirku? Kamu tak tahu siapa aku?""Siapapun Anda, tidak pantas seorang wanita berada di tempat seorang pria di malam hari, terlebih pria beristri," ucap Alexandra.Wanita itu menghentakkan kaki, "Aku akan membuat perhitungan denganmu." Wanita itu berlalu meninggalkan kamar Christian dengan terus memaki tak jelas.Alexandra melepas sepasang sepatu yang dikenakan oleh, Christian. Kemudian menarik selimut

    Last Updated : 2023-11-08
  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 5 Panggilan Sayang

    Alexandra bingung, mengapa suaminya memberinya kartu platinum itu padanya, padahal uang bulanan sudah di transfer."Untuk belanja, jika kamu butuh apa-apa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pakai saja."Dengan sedikit canggung, Alexandra menerima kartu ATM beserta kertas yang berisi pin tersebut.Christian menyodorkan ponsel canggihnya, lalu berkata, "Catat nomormu di ponsel itu."Alexandra mengambil ponsel tersebut lalu mengetikkan nomor dan juga namanya serta menyimpannya."Silakan, Tuan."Christian memeriksa nomor tersebut, lalu melakukan panggilan."Itu nomorku, simpan nomorku baik-baik.""Baik, Tuan.""Lalu, berhentilah memanggilku dengan sebutan Tuan. Kamu istriku bukan pembantuku.""Hhmm …," Alexandra menjeda kalimatnya, "saya harus memanggil Anda apa?""Sayang, Honey, Baby, Darling. Memangnya kamu tak pernah pacaran, sampai tak tahu sebutan untuk sepasang kekasih?" Alexandra menggeleng lemah. Dia memang tak pernah berpacaran, hari-harinya hanya dipenuhi dengan belajar dan

    Last Updated : 2023-11-08
  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 6 Makan Siang Bersama

    Hening kembali menyeruak, Alexandra memandang keluar jendela mobil dengan berpangku tangan.Dari spion tengah David mengintip kondisi Alexandra, memastikan bahwa istri bosnya itu dalam keadaan baik-baik saja.Mobil melesat membelah jalanan yang cukup lengang, entah berapa lama berada di jalanan, hingga mereka telah tiba di sebuah restoran."Nyonya, kita telah sampai." David mencoba membangunkan Alexandra yang tertidur.Alexandra membuka mata, lalu menggapai sisa-sisa kesadarannya."Di mana kita?" Alexandra bingung, sebab saat ini dirinya tak berada di apartemen."Pak Chris meminta Anda untuk makan siang bersama, Nyonya. Mari saya akan mengantar Anda ke dalam."Alexandra berjalan mengikuti David, pria itu mempersilakan dirinya untuk masuk ke dalam ruangan privat. Di sana masih kosong, tak ada siapapun."Silakan tunggu sebentar, Nyonya. Pak Christian sedang dalam perjalanan." Alexandra tersenyum lalu mengangguk dan mengucapkan terima kasih.Alexandra berjalan menuju jendela, pandangann

    Last Updated : 2023-11-24
  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 7 Kunjungan Ibu Mertua

    Nyonya Amanda memandang remeh pada Alexandra."Itu adalah surat pernyataan yang harus kamu tanda tangani. Pergilah dari kehidupan Christian sekarang juga dan jangan pernah muncul lagi di depannya. Sebagai gantinya aku akan memberimu banyak uang, kamu tak akan kesulitan untuk memenuhi biaya hidupmu."Alexandra terperangah mendengar ucapan ibu mertuanya. Dia tidak menyangka jika ibu mertuanya akan begitu merendahkannya. Jika memang ibu mertuanya tidak setuju dengan pernikahan itu, kenapa tidak datang lebih awal sebelum pernikahan itu terjadi, itulah yang ada dalam pikiran Alexandra saat ini.Nyonya Amanda mengambil sebuah kertas cek dari dalam tasnya."Berapa yang kamu inginkan? Satu Milyar, dua milyar, atau lebih dari itu? Aku akan menulisnya sekarang." Nyonya Amanda berkata dengan sangat enteng, tanpa memikirkan hati Alexandra yang koyak karena harga dirinya terinjak-injak.Situasi macam apa ini? Kenapa kehidupannya begitu dramatis seperti di novel-novel rumah tangga yang pernah Al

    Last Updated : 2023-11-24
  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 8 Mari Perankan Peran dengan Baik

    Christian kembali menatap Alexandra."Maafkan aku, Mas. Hanya kata itu yang terbesit dalam otakku.""Tidak masalah, alasan yang tidak terlalu buruk. Kamu cukup bisa diandalkan rupanya!"Alexandra terdiam, tak tahu harus menanggapi seperti apa. Perkataan itu terdengar seperti pujian, tapi hatinya tak merasa senang."Hanya itu? Aku tidak yakin Ibuku hanya mengatakan hal itu saja!" Christian kembali menelisik.Ada kegelisahan yang terpancar dari air muka Alexandra."Katakan!""Nyonya Amanda memberikan syarat jika aku ingin tetap bersamamu.""Syarat? Apa itu?""Ki-ta harus memberikan cucu laki-laki untuk keluarga Hoover dalam waktu satu tahun, jika tidak aku harus meninggalkanmu. Bukankah waktunya pas sekali dengan masa perjanjian kita?" Alexandra tersenyum getir.Tidak ada perjanjian seperti itu di antara Christian dan kakeknya. Christian yakin Nyonya Amanda hanya ingin memisahkannya dengan Alexandra, kemudian menikahkannya dengan wanita pilihannya."Kamu benar sekali. Waktu yang sangat

    Last Updated : 2023-11-24
  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 9 Makan Malam Romantis

    Alexandra dan Christian kompak melihat ke arah sumber suara.Erinna!Erinna menatap nanar pada sepasang tangan yang saling mengikat. Erinna segera merubah air mukanya dan tersenyum semanis mungkin pada Christian."Sedang apa kamu di sini?" tanya Erinna, suaranya terdengar lembut."Kamu tidak lihat? Aku sedang bersama istriku, sudah pasti kami akan makan malam bersama," jawab Christian terdengar begitu dingin.Erinna menyelipkan rambut ke daun telinganya, merasa mati kutu dengan jawaban Christian. Namun, wanita itu tak habis akal untuk bisa bersama Christian."Kebetulan kalau begitu, aku juga ingin makan di sini, bagaimana kalau aku bergabung dengan kalian?"Christian mengeratkan tubuhnya pada Alexandra, kemudian memeluk tubuh ramping istrinya dari samping. Menciptakan kemesraan di antara keduanya.Meski canggung, Alexandra mencoba mengikuti permainan suaminya."Aku tidak yakin kamu akan kuat melihat kemesraan kami, Erinna.""Benar begitu, Sayang? Kamu pasti tidak setuju jika ada orang

    Last Updated : 2023-11-27
  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 10 Kembali ke Mode Awal

    Malam semakin beranjak, alunan musik klasik yang menggema ke seluruh sudut restoran menambah suasana di ruangan privat itu kian romantis. Setelah menghabiskan seluruh hidangan yang ada, Christian memutuskan mengakhiri sesi makan malam itu."Ada tempat yang ingin kamu kunjungi sebelum kita pulang?" tanya Christian pada istrinya."Apa boleh kita mampir ke supermarket sebentar? Bahan makanan di kulkas sudah tak ada lagi.""Tentu saja, kenapa tidak?" balas Christian.Christian melajukan kendaraannya menuju supermarket yang tak jauh dari apartemen.Sepanjang perjalanan itu, Christian kembali ke mode awal, diam dan dingin. Kemana hilangnya kehangatan yang tadi tercipta saat di restoran? Entahlah, hanya pria itu sendiri yang tahu.Melihat suaminya yang kembali menjadi papan kayu, Alexandra hanya mengikuti alur yang suaminya ciptakan, dia memandang gemerlap dan padatnya kota dari jendela kaca di samping kirinya."Kapan kamu akan berangkat kuliah?" Perta

    Last Updated : 2023-11-28
  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 11 Malam Pertama (21+)

    Di sinilah sekarang Alexandra berada, di balkon kamarnya. Dengan menyilangkan kedua tangannya, Alexandra memandang keramaian kota dari ketinggian. Udara malam kota tak seberapa dinginnya dibandingkan dengan suasana apartemen mewah itu.Setelah pulang dari supermarket, Christian langsung berganti pakaian dan pergi entah kemana, tanpa sempat Alexandra bertanya.Bertanya? Bolehkah Alexandra melakukan hal itu? Entahlah. Christian benar-benar tidak bisa ditebak, pria itu terkadang hangat dan terkadang dingin.Alexandra masuk dalam lamunannya. Memikirkan bagaimana nasibnya nanti setelah menjadi janda dari seorang Christian Hoover. Kehidupan percintaan setelah dia menyandang gelar janda."Janda, ya?" Gumam Alexandra, kemudian menertawakan dirinya sendiri.Alexandra menghela nafas, berat. Alexandra melakukan peregangan agar tubuhnya lebih terasa santai."Hah." Alexandra mengeluarkan nafas sambil mengayunkan tangannya. Kemudian memegang pembatas balkon, melihat ke bawah, dan bergidik ngeri."T

    Last Updated : 2023-11-29

Latest chapter

  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 117 Ekstra Part 2

    Gagal sudah rencana Alexandra untuk pulang ke rumahnya dan juga berpesta bersama Fiona. Terlihat jelas dalam guratan wajah wanita itu jika saat ini dia sedang kesal.“Apa seperti itu wajah yang seharusnya kamu tunjukkan pada suamimu setelah lima tahun tidak bertemu!” protes Christian. Alexandra hanya diam dan melirik pada pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu.Pria itu sibuk menyiapkan minuman di dalam Limousine mewahnya.Tak ubahnya dengan sang ibu, Aldrich pun berwajah tak bersahabat, tangannya menyilang di dada dan menatap ayahnya dengan tajam sama persis seperti Christian.Kini Aldrich ingat jika pria tampan berwajah tegas itu adalah pria sukses yang ada di televisi, yang membuat ibunya bahkan tidak berkedip memandangnya, namun ketika di dalam kesunyian ibunya menangis karena teringat dengan pria itu.Pria itu juga yang fotonya berada dalam dompet kesayangan ibunya. Aldrich tahu karena pernah sengaja mencari tahu tentang ayahnya.Alexandra bukan tak pernah memberi tahu se

  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 116 Ekstra Part 1

    Lima tahun kemudian. Alexandra dapat melewati waktu lima tahun ini hidup bertiga dengan ayah dan juga anaknya. Pria kecil yang tampan, lincah, dan juga cerdas itu dia beri nama Aldrich Tian. Aldrich yang artinya laki-laki bangsawan yang berkarakter dan berbudi luhur, sedangkan Tian diambil dari penggalan nama ayahnya, Christian. Lima tahun yang lalu Alexandra dan ayahnya memutuskan untuk meninggalkan kota itu dan memilih menetap di kota tanah kelahiran sang ayah. Meninggalkan semua kenangan pahit yang pernah mereka lalui, memulai hidup baru dan juga bisnis baru di tempat tinggal yang baru. Lima tahun berlalu Alexandra dan Aldrich baru saja menginjakkan kaki di tanah kelahirannya lagi. Alexandra akan menghadiri sebuah pertemuan besar dalam dunia bisnis, perusahaannya masuk dalam undangan khusus di acara tersebut. “Jadi ini kota kelahiranmu, Ma? Lebih semrawut dari dugaanku,” kata Aldrich. Alexandra membulatkan mata. “Kamu berkomentar terlalu pedas Al, jangan sampai orang l

  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 115 Perpisahan

    Alexandra akhirnya membuka suara dengan sebuah pertanyaan.Christian tersenyum samar mendengar pertanyaan dari istrinya itu.“Kita bahas itu besok saja, kita tidak perlu buru-buru. Silakan kamu coba susu almond buatanku, kalau enak aku akan rajin buatkan untukmu.”Alexandra menghela nafas pelan, kemudian mengambil gelas yang berisi susu almond itu. Aromanya sungguh menggoda.Alexandra menyeruput susu tersebut, rasanya sangat segar berbeda dengan susu hamil pada umumnya yang membuat eneg.Sedangkan Christian menatap Alexandra dengan antusias menunggu wanita itu berkomentar.“Bagaimana rasanya?”“Enak,” jawab Alexandra singkat.“Kamu suka?” Alexandra hanya mengangguk dengan senyuman setipis tisu.“Baiklah aku akan rajin membuatkannya untuk,” seru Christian.Alexandra tersenyum tipis kemudian kembali meminum susu itu lagi.“Setelah ini kita makan malam, aku sudah buatkan sup salmon untukmu.”Mereka menikmati makan malam bersama dengan menu spesial buatan Christian.Bagaimana Alexandra ti

  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 114 Rumah Impian

    Seraya menggiring Alexandra ke mobil, Christian menghubungi seseorang.“Dave, berhentilah bermain-main, dia sudah bersamaku sekarang!” titah Christian.“Tanggung, Tuan. Aku ingin sedikit membuatnya tergores,” balas Dave.“Terserah kamu saja!” Christian langsung memutus panggilan tersebut.Di dalam mobil mewah itu begitu sunyi, baik Alexandra maupun Christian tak ada yang membuka suara.Alexandra tidak tahu akan dibawa ke mana yang dia tahu jalan itu tidak menuju ke apartemen Christian.Sedangkan Christian mati-matian menahan diri agar tidak kelepasan, dia ingin sekali memeluk Alexandra, mengucapkan kata rindu, mengecup bibirnya, dan juga menyapa janin dalam kandungan Alexandra, tapi egonya masih begitu tinggi.Setelah melewati perjalanan yang cukup memakan waktu, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah mewah berlantai dua yang berada di dekat pantai.Saat keluar dari mobil Alexandra bisa mencium aroma pantai yang khas. Alexandra menghentikan langkah kemudian menghirup dalam-dalam udara d

  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 113 Manjemput Alexandra

    David menyeringai, dengan sigap dia menghalau tangan Dave, sebuah tembakan melayang entah ke mana.Doorrr!!!Buuugghhh!!!Satu sikutan keras menghujam tepat perut Dave. “Uugghhh!!!”David langsung mengambil alih senjata itu dari tangan Dave.Dave memang ahli dengan senjata api, tapi tak setangkas David dengan tangan kosongnya.“Jangan membuat keributan, Dave. Aku sedang tidak ingin meladenimu!” David mengulang kalimatnya memberi penegasan.Dave meringis, serangan David ternyata cukup kuat, beberapa saat kemudian Dave menegakkan tubuhnya dan bertepuk tangan pelan.“Hebat! Kecepatanmu memang tidak ada tandingannya!” puji Dave.“Ayo kita sedikit bermain-main, aku sudah menantikan pertarungan ini sejak lama!” ungkap Dave.“Tidak denganku, Dave! Aku tidak memiliki banyak waktu,” David langsung masuk ke dalam mobil dan memacu kendaraannya menuju ke rumahnya.Entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak, David merasa Dave datang hanya ingin mengulur waktunya saja. Dalam perjalanan David

  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 112 Kedatangan Amanda

    David masuk ke dalam ruang rawat inap Alexandra dengan membawa makanan kesukaan Alexandra seperti biasanya.“Aku ada kabar gembira untukmu!” Ucap David pada Alexandra.“Apa itu?”“Jika sore ini hasil pemeriksaanmu bagus semua, dini hari kita bisa keluar dari sini.”“Benarkah?” tanya Alexandra dengan wajah semringah.“Tentu saja, aku tidak pernah berbohong padamu. Tapi….” David menjeda ucapannya.“Tapi apa?”“Tapi aku butuh tahu persiapanmu.”“Persiapan?” tanya Alexandra bingung.“Iya, persiapan. Cepat atau lambat Christian pasti akan menemukan kita. Aku ingin kamu juga bersiap secara fisik dan mental jika tiba-tiba dia menemukan kita, terutama kamu. Aku sendiri tidak yakin akan bisa melindungimu sepenuhnya kali ini,” jujur David.David sendiri juga sedang mempersiapkan diri andai saja Christian melakukan serangan. “Iya, aku sudah mempersiapkan diri, David. Kamu tak perlu khawatir. Justru aku mengkhawatirkanmu, dia orang yang tidak memiliki hati, aku takut gara-gara aku, kamu send

  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 111 Kucing-kucingan Lagi

    Christian menyeringai mendengar ucapan ayah mertuanya.“Benar Ayah Mertua, aku memang tidak butuh perusahaanmu itu. Kalau begitu jaminkan saja nyawa Anda,” ucap Christian dengan dingin dan tanpa belas kasih.“A-apa?” Harry Davendra pun terkejut. Isi tempurung kelapanya baru saja berpikir seperti itu, lalu pria mengerikan di depannya ini berkata hal yang sama.“Apa Anda tuli?” Christian pun berdiri tanpa menunggu jawaban dari ayah mertuanya, kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membawa Harry dengan paksa.Harry tak bisa berbuat apa-apa, memangnya dia bisa berbuat apa? Dalam hati Harry hanya bisa berdoa semoga Alexandra dalam keadaan baik-baik saja setelah ini.Bisa dikatakan hidupnya begitu sial bisa berurusan dengan Christian Hoover.Harry digelandang keluar dari rumahnya.“Tuan Christian, Anda tidak bisa membawa ….”Belum sempat anak buah David itu selesai bicara sebuah tembakan melesat ke tubuh itu. “Merepotkan sekali!” kesal Christian.Sedangkan tubuh Harry mulai gemetar,

  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 110 Jaminan Lagi

    Mendengar panggilan Anna, David pun menghentikan langkahnya dan menoleh.“Ya?”“Kembalilah dengan selamat. Melawan Pak Chris dan Tuan Dave pasti tidak akan mudah,” pesan Anna dengan nada khawatir.“Kamu tak perlu khawatir. Aku tidak akan bertengkar dengan mereka,” balas David lalu kembali melanjutkan langkahnya.“Sayangnya aku tak percaya ucapanmu, Tuan David,” gumam Anna. Lalu masuk ke dalam kamar inap Alexandra.“Anna!”“Ya, Nona?”“Apa David akan baik-baik saja karena melindungiku?” tanya Alexandra dengan nada khawatir. Baik Christian dan David sama-sama manusia tidak mempunyai hati, bedanya Christian masih memiliki kekuatan yang lain, sedangkan David tidak.“Percaya pada Tuan David, Nona. Dia pasti akan baik-baik saja,” Anna mencoba menenangkan Alexandra, kendati dirinya sendiri tidak yakin.“Aku hanya tidak ingin ada pertumpahan darah di antara mereka. Mereka adalah partner dan juga sahabat, aku tidak ingin hanya karena wanita sepertiku mereka terpecah belah,” ujar Alexandra.An

  • Istri Jaminan sang Konglomerat   Bab 109 Pergi

    “Aaarrggghhh!!!!” Christian mengerang kesal. Dia meluapkan emosi dengan meluluh lantakkan kamar itu.“Brengsek! Bajingan! David sialan!” Maki Christian.“Alexandra, jadi kamu lebih memilih bersama David setelah mengetahui semua fakta yang ada? Hahahah!” Christian tertawa frustasi.“Hanya orang bodoh yang tetap mau bersama orang yang telah membunuh ibu kandungnya sendiri, ya, orang bodoh. Kamu harus sadar diri Christian, lihatlah semua ini akibat dari ulahmu sendiri,” Christian bermonolog setelah memporak-porandakan kamar tersebut.“Alexandra!” gumam Christian.“Aku ingin menjadi orang egois yang ingin terus bersamamu walaupun kamu tak akan pernah memaafkanku. Sungguh aku mencintaimu, Alexandra!” Monolog Christian lagi kemudian tertawa seperti orang gila.Ya, Christian telah gila. Gila karena kebenciannya telah berbalik arah menjadi cinta, dan sebaliknya untuk Alexandra.Menyesal? Tentu saja dia menyesal, andai dia tahu lebih awal, pasti tidak akan seperti ini jadinya. Dari mana Davi

DMCA.com Protection Status