Home / Romansa / Mendadak Sah / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Mendadak Sah: Chapter 21 - Chapter 30

84 Chapters

21. Roti Kaget

Pagi Fasya diawali dengan kesialan. Dia lupa mengaktifkan alarm semalam dan berakhir bangun kesiangan. Bahkan dia tidak berdandan sama sekali agar bisa sampai di kantor lebih cepat meskipun usahanya sia-sia karena jam masuk kantor sudah berlangsung sejak tiga jam yang lalu. Bisa saja dia mendadak izin dengan berbagai alasan, tetapi dia tidak bisa melakukannya. Hari ini tim departemennya akan mulai melakukan produksi video untuk profil perusahaan. Sialnya lagi hari ini adalah waktu pengambilan gambar untuk pemimpin perusahaan, yaitu Adnan. Mengingat pria itu, hati Fasya kembali memanas. Adnan tidak membangunkannya sama sekali. Apa dia lupa jika semalam Fasya tidur terlambat karena harus merevisi naskah untuk video dan mendengarkan curhatan Adnan?Dasar manusia tidak tahu terima kasih! Dengan terengah, Fasya memasuki ruang kerjanya yang terlihat sepi. Hanya ada beberapa orang yang tengah duduk di belakang komputer. "Loh, Sya. Aku kira izin," ujar Hanum saat melihatnya. "Say
Read more

22. Alpha Woman

Alunan musik yang terdengar lembut membuat suasana makan malam menjadi semakin romantis. Mata Adnan melihat wanita di hadapannya dengan senyuman tipis. "Kenapa?" tanya Kinan malu saat Adnan menatapnya lekat. "Maaf baru bisa ajak kamu keluar sekarang." Kinan meraih tangan Adnan dan mengelusnya pelan, "Nggak apa-apa kok. Kan kita juga sibuk akhir-akhir ini." Malam ini Adnan dan Kinan memiliki waktu senggang. Setelah pulang kerja, Adnan memutuskan untuk mengajak Kinan makan malam. Selain untuk menikmati waktu bersama, Adnan juga berniat mengganti hutang makan malam yang gagal karena melihat Fasya yang bertemu dengan Denis dulu. "Gimana pekerjaan kamu?" tanya Kinan memulai pembicaraan. Mereka tengah menunggu pesanan datang. Adnan mengedikkan bahunya sebagai jawaban, "Baik-baik aja. Seperti biasa, nggak ada yang menantang. Kalau kamu?" Kinan terkekeh, "Cukup menantang, karena tiba-tiba Pak Bos suruh revisi total video profil perusahaan." "Maaf." Kinan menggeleng, "J
Read more

23. Kembali Berkumpul

Adnan membuka matanya saat mendengar ponselnya berbunyi. Dia mengusap wajahnya sebentar dan beralih untuk mengambil ponselnya. Dia pikir ada pesan dari Kinan, ternyata hanya ada notifikasi email yang masuk. Perlahan dia bangun dan melihat keadaan kamar. Matanya berhenti pada sosok perempuan yang tengah tertidur di kursi kayu yang terlihat tidak nyaman. Adnan menghela napas dan mulai berdiri. Dia menghampiri Fasya dan berniat untuk membangunkannya. Namun gerakan tangannya terhenti saat ada rasa tidak enak jika membangunkan gadis itu. Adnan membungkuk dan bertumpu pada kursi. Dia menatap wajah gadis itu dengan lekat. Bahkan kepalanya ikut miring agar bisa melihat wajah Fasya lebih jelas. Jika sedang dalam keadaan diam seperti ini, Fasya terlihat lebih anggun. Berbeda jika sudah membuka mata dan mulutnya, seketika bisa membuat hidup Adnan terancam jika gadis itu berulah. Saat masih memperhatikan Fasya, Adnan melihat tubuh gadis itu sedikit bergerak. Secara reflek Adnan menepuk pi
Read more

24. Ulang Tahun Kakek

Suara tepuk tangan terdengar riuh memenuhi ruang makan. Kakek Faris yang berdiri di tengah tampak tersenyum bahagia. Dia memeluk semua anggota keluarganya satu-persatu dengan senyuman lebar. Saat tiba giliran Fasya, Kakek Faris memeluknya cukup lama. Tepukan lembut pada punggungnya membuat perasaan Fasya tenang. Seketika dia merindukan kakeknya. "Makasih ya, Sya. Kakek seneng kalau kamu bisa ikut rayain ulang tahun kakek dengan status sebagai istri Adnan," ucapnya terharu. Sebagai cucu pertama, tentu Kakek Faris ingin Adnan segera menikah. Apalagi ditambah dengan penyakitnya saat ini, besar harapannya agar Adnan segera menikah terutama dengan calon pilihannya. Beruntung Adnan tidak banyak membantah dan menuruti kemauannya. Tahun ini acara ulang tahunnya semakin lengkap dengan kedatagan cucu menantu. Bukan hanya satu melainkan dua, yaitu dengan Mitha. Meskipun belum sah, tetapi sudah ada ikatan serius di antara Denis dan Mitha, yaitu pertunangan. "Selamat ulang tahun ya, Kek
Read more

25. Pasangan Ceroboh

Fasya menatap wajahnya yang basah dari pantulan cermin. Dia terdiam mengamati penampilannya yang sedikit berubah. Dia sadar jika wajahnya tidak sebahagia dulu. Tidak ada lagi senyum lepas yang ia keluarkan. Perubahan itu ia sadari terjadi setelah pernikahannya dengan Adnan. Pernikahan yang menurutnya sangat konyol dan memuakkan. Jika bukan karena untuk orang yang ia sayangi, Fasya akan dengan senang hati melarikan diri. Meskipun dia bertingkah konyol dan menyebalkan di depan Adnan, jauh di dalam hatinya dia menyimpan kesedihan yang luar biasa. Sudah lama tak merasakan kasih sayang dari seorang ayah membuat Fasya berangan-angan memiliki seseorang pria yang juga akan menyayanginya dengan tulus. Namun harapannya pupus saat Adnan yang ditunjuk kakeknya untuk menjadi suaminya. Pria asing yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Pria asing yang memiliki sifat bertolak belakang dengannya. Seorang pria asing yang menyebalkan, keras kepala, dan harus dituruti perintahnya. Fasya tahu jika
Read more

26. Danau Cinta

Napas yang terengah membuat lari Fasya perlahan mulai melambat. Dia memilih untuk berhenti dan bersandar pada pohon besar di sampingnya. Tatapannya tertuju pada Adnan yang masih berlari santai jauh di hadapannya. Fasya pikir Adnan hanya berolahraga ringan, tetapi ternyata pria itu berlari tanpa henti selama 15 menit. Mau tidak mau Fasya mengikutinya karena takut tersesat di tempat yang asing ini. Meskipun masih muda, olahraga adalah hal yang jarang Fasya lakukan. Seketika dia mulai sadar untuk lebih memikirkan kesehatannya. "Pagi, Neng," sapa seorang pria paruh baya yang melewatinya sambil membawa potongan ranting kayu. "Pagi, Pak." Fasya mengangguk ramah. Dia tahu jika pria itu adalah warga lokal. "Aduh, capek banget." Fasya bergerak merosot dan terduduk di atas tanah. Dia tidak peduli jika tubuhnya akan kotor karena yang ia butuhkan saat ini adalah meluruskan kakinya. "Pagi, Neng." Kali ini Fasya mendapat sapaan dari seorang ibu-ibu paruh baya yang membawa pacul, mungk
Read more

27. Lomba Memancing

Perahu yang Fasya dan Adnan naiki perlahan mulai menepi. Dari jauh, mereka bisa melihat kakek dan semua anggota keluarga yang lain mulai berdatangan. Dahi Fasya berkerut melihat itu. Kenapa semua orang berkumpul di danau? "Oke, acara dimulai," ucap Adnan menarik napas dalam. "Acara apa?" "Kamu bakal tau sendiri nanti." Fasya merubah ekspresi wajah penasarannya dengan senyuman saat kakek mulai mendekat. Pria itu tersenyum melihat Fasya dan Adnan yang menghabiskan waktu berdua. Dari jauh kakek sudah melihat mereka yang tengah menaiki perahu berdua. Saat tahu jika Adnan dan Fasya tidak tidur satu ranjang, ada rasa sakit di hatinya. Namun ketika melihat interaksi keduanya sekarang, rasa pesimis itu berangsur berkurang. Adnan adalah tipe pria yang sulit untuk didekati. Dia terbiasa acuh tak acuh pada semua orang yang tidak berhubungan dengannya. Namun dengan Fasya dia menjadi pribadi yang berbeda. Mungkin untuk saat ini masih belum ada perasaan di hati mereka, tetapi suatu h
Read more

28. Partner In Crime

Sambil menggosok rambut basahnya dengan handuk, Adnan duduk di ujung kasur. Dia membuka ponselnya dan menghela napas kasar saat tidak melihat ada satu pun notifikasi dari Kinan. Baiklah, sebagai seorang pria seharusnya Adnan yang memberi kabar, tetapi tak ada salahnya bukan jika wanita yang lebih dulu menghubungi? Adnan tak ingin pikir panjang. Dia sudah tahu bagaimana sifat Kinan yang jauh dari kata romantis. Ia akui jika dirinya sendiri juga bukan pria yang romantis. Namun Kinan berbeda, dia tidak seperti wanita pada umumnya yang bersikap manja dan selalu ingin diperhatikan. Sebenarnya itu juga yang membuat Adnan tertarik. Dia tidak suka direpotkan, tetapi ada saatnya dia ingin memiliki seseorang yang bergantung padanya. Suara dering ponsel membuat Adnan mengalihkan pandangannya. Dia melirik ponsel Fasya yang tengah mengisi daya. Dia melirik kamar mandi sebentar dan mendengar air yang masih mengalir. Gadis itu masih membersihkan diri setelah berenang mendadak di danau. Adn
Read more

29. Malam Meresahkan

Malam terakhir di puncak membuat perasaan Adnan sedikit lega. Akhirnya sebentar lagi dia bisa bebas dan tak lagi berpura-pura. Adnan tahu jika dia kadang bertingkah menyebalkan pada semua orang, tetapi Adnan tidak bisa menahannya. Sulit baginya untuk berpura-pura baik-baik saja di saat keadaan tidaklah baik-baik saja. Dibalik semua yang ia miliki, Adnan sadar akan kekurangannya. Dia terbiasa sendiri sehingga sulit untuk membuka diri. Mungkin itu yang membuat Rina, sepupu terkecilnya memanggilnya zombie. Namun ada satu hal yang pasti, Adnan tidak membenci keluarganya, kecuali Denis dan Tante Sarah tentu saja. Dia hanya sulit untuk mengekspresikan dirinya sendiri. Adnan menutup kopernya saat baju terakhir sudah ia masukkan. Dia berdiri dan melihat ke arah ranjang. Tak heran jika dia tidak mendengar apapun sedari tadi, ternyata Fasya sudah masuk ke dalam alam mimpi. Adnan menghampiri tempat tidur dan menggaruk lehernya pelan. Melihat Fasya yang sudah tidur lelap tak mungkin jik
Read more

30. Ups, ketahuan

Keadaan ruang tamu yang hening membuat suasana menjadi canggung. Baik Adnan dan Kinan belum ada yang membuka suara sedari tadi. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing dan kemungkinan yang akan terjadi nanti. Terkejut? Tentu saja, baik Adnan dan Kinan tidak pernah berpikir akan berada di situasi seperti ini. "Jadi?" tanya Kinan sambil melihat jam tangannya. Masih ada waktu untuk jam istirahatnya sebelum kembali ke kantor. "Aku bisa jelasin semuanya." "Oke, jelasin sekarang." Kinan menatap mata Adnan lekat. Dia tidak melihat ada rasa gugup ataupun bingung di wajah Adnan. Pria itu sangat pintar untuk menyembunyikan ekspresinya. "Apa yang mau kamu tau?" Kinan menghela napas kasar, "Semuanya, Adnan. Semuanya." Adnan menggaruk alisnya dan mulai berpikir. Tidak ada jalan lain selain berkata jujur. Dia hanya perlu menggunakan kata yang lebih halus agar Kinan tidak marah. Beruntung Fasya bisa diajak kerja sama dan memilih diam dan mengurung diri di kamar. Biar dia y
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status