Home / Romansa / Mendadak Sah / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Mendadak Sah: Chapter 41 - Chapter 50

84 Chapters

41. Modus Gelato

Entah kenapa hari Fasya akhir-akhir ini selalu berlangsung menyedihkan dan membosankan. Tidak ada yang benar-benar bisa membuatnya lupa dengan masalahnya dan tertawa lepas. Beruntung masih ada Dinar dan Saka yang membuatnya lupa akan masalahnya meskipun hanya sebentar. Pulang bekerja, Fasya mengendarai motormya dengan pelan dan hati-hati. Hari ini dia pulang tepat waktu dan tidak lagi larut seperti biasanya. Andai saja Saka tidak ada pekerjaan mendadak dan mengharuskannya untuk lembur, mungkin saat ini mereka tengah asik berkencan. Fasya tahu jika apa yang ia lakukan cukup beresiko mengingat jika dia sudah menikah. Namun dia tidak melakukannya sendiri, Adnan juga melakukan hal yang sama. Tidak ada alasan bagi Fasya untuk menjaga ikatan pernikahan ini. Dia juga berhak bahagia dengan seseorang yang membuatnya nyaman. Motor Fasya berhenti saat lampu berubah warna merah. Dia memperbaiki letak maskernya agar polusi tidak langsung mendarat ke wajahnya. Seperti wanita pada umumnya
Read more

42. Penawaran Sesat

Di sebuah restoran yang cukup ramai, terlihat seorang wanita tengah duduk santai dengan ditemani secangkir kopi. Pembawaannya yang begitu tenang seolah berhasil menyembunyikan rasa penasarannya. Saat ini, Kinan sedang menunggu seseorang. Seorang pria yang secara tiba-tiba menghampirinya saat makan siang di jam istirahat tadi. Pria itu mengaku bernama Denis. Terdengar tak asing di telinga Kinan, tetapi dia tidak mengenal pria itu. "Sudah lama?" Pria yang sedari tadi membuatnya penasraan sudah datang dengan napas terengah. "Maaf, tadi ada rapat sebentar di kantor." Kinan mengangguk mengerti, "Nggak masalah. Jadi, ada apa?" Denis tersenyum miring, "Nggak mau pesen makan dulu?" Kinan melirik jam tangannya sebentar dan menggeleng, "Waktu saya nggak banyak. Jadi apa yang kamu ketahui dari Adnan?" Kinan benar-benar tidak ingin membuang waktu. Entah kenapa ada gerak-gerik yang mencurigakan dari diri Denis. Jika bukan karena penasaran tentu dia tidak akan berada di sin
Read more

43. Kesepakatan Busuk

Hari ini Fasya memiliki kegiatan di luar kantor. Secara kebetulan, departemennya melakukan pertemuan rutin dengan awak media yang bertujuan untuk menjalin hubungan baik. Meskipun Fasya tidak ikut membantu perencanaan awal kegiatan ini, setidaknya dia diberi kesempatan untuk ikut melihat secara langsung. Semakin banyak kegiatan, semakin mudah dia membuat laporan magang nanti. "Lo kemarin jadi makan gelato?" tanya Dinar pada Fasya. Fasya mengangguk mantap sebagai jawaban. Tangannya terulur untuk mengambil roti yang menarik perhatiannya sedari tadi dan mulai memakannya. Saat ini mereka tengah berdiri di samping meja konsumsi. Acara yang dibuat santai di salah satu hotel itu berlangsung dengan hangat dan menyenangkan. Mereka benar-benar berbaur dengan awak media, tetapi tetap dengan satu tujuan, yaitu membuat citra baik untuk perusahaan. "Bukannya Mas Saka batalin? Nggak jadi lembur?" Senyum Fasya merekah. Dia menatap Dinar dengan wajah konyolnya. Bahkan cengirannya membu
Read more

44. Tertampar Kenyataan

Di dalam ruang kerjanya, Adnan mencoba untuk fokus pada pekerjaannya. Dia membaca berkas di tangannya dengan serius, berusaha untuk memahami isinya. Namun kali ini Adnan benar-benar tidak fokus. Sudah 30 menit berlalu tetapi dia tetap membaca berkas yang sama. Dia terus membaca ulang isi laporan itu karena takut jika akan terjadi kesalahan. Adnan memilih untuk menyerah. Dia menghela napas kasar dan mulai merenggangkan dasinya. Ruangan yang dingin itu mendadak terasa sesak dan membuatnya mulai berkeringat. Adnan meraih ponselnya dan kembali membaca pesan singkat yang dikirim Niko 30 menit yang lalu. Sebuah foto yang membuat hati Adnan merasa kesal dan dongkol. Di dalam foto itu, terlihat Fasya dan Saka yang tertawa bersama. Sebuah potret bahagia yang justru membuatnya muak. "Lagi sakit tapi masih bisa pacaran," rutuk Adnan untuk yang kesekian kalinya. Sejak insiden alergi yang berakhir di rumah sakit itu, kondisi Fasya berangsur mulai membaik. Meskipun masih ada ruam-ruam
Read more

45. Gagal Menjaga Jarak

Satu minggu telah berlalu setelah Niko menangkap basah perselingkuhan Adnan dan Kinan. Ya perselingkuhan, Niko menganggapnya seperti itu. Sejak itu pula hubungan Adnan dan Niko tidak sedekat dulu. Niko benar-benar berubah menjadi anak magang yang semestinya. Mencoba fokus pada pekerjaannya dan tidak lagi memedulikan hubungan Adnan dan Fasya yang ia kira benar-benar nyata. Niko memang bukan pria baik. Dia masih berada di zona nyamannya yang hobi menarik perhatian wanita. Namun tak pernah sekalipun dia berniat mempermainkan pernikahan. Itu yang ia sesali dari pernikahan sepupunya. Selain itu, sikap Adnan yang selama ini bertingkah seperti suami cemburu membuatnya seperti orang bodoh. Bagaimana bisa Adnan seperti itu di saat dia sudah memiliki kekasih? Cap sebagai pria bajingan masih Niko berikan untuk Adnan. "Lo ngapain sih ngikutin gue?" geram Fasya pada Niko yang berjalan di belakangnya. Niko berdecak, "Sekalian nitip cemilan juga," ucapnya sambil mengambil beberapa bungkus
Read more

46. Gathering Kantor

Hari ini adalah hari yang Fasya tunggu-tunggu. Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang dan lama akhirnya dia bisa mengirup udara pulau Bali dengan bebas. Entah sudah berapa kali dia mengucapkan terima kasih ke pada para seniornya yang mau mengajaknya —yang merupakan anak magang— untuk mengikuti acara kantor ini. Fasya tahu jika dia masih harus bekerja untuk mendokumentasi acara. Namun dia tetap senang karena bisa berlibur dengan gratis. Gratis? Itu adalah alasan yang kesekian bagi Fasya. Yang paling utama adalah dia bisa bebas dari Adnan selama beberapa hari. Jujur saja, Fasya ingin menenangkan diri setelah banyaknya masalah yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Akhirnya dia bisa tertidur tenang tanpa melihat wajah Adnan di pagi hari. Menyenangkan bukan? Dia memang harus memberikan ketenangan pada otaknya agar tidak gila. "Lo mandi dulu," ucap Dinar menghampirinya. Fasya mengabaikan sahabatnya itu dan mulai memejamkan mata. Dia tersenyum menikmati angin malam yang me
Read more

47. Jebakan Batman

Perjalanan yang cukup melelahkan tidak membuat Adnan segera beristirahat. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tetapi dia masih terjaga dengan iPad di tangannya. Sesekali dia menatap ke arah pintu masuk hotel saat melihat ada pergerakan seseorang di sana. Adnan sadar apa yang ia lakukan saat ini adalah hal yang aneh dan membingungkan. Hingga saat ini dia masih tidak tahu kenapa bisa melakukan hal ini. Sudah satu jam Adnan duduk di lobi hotel dengan ditemani secangkir kopi. Bosan? Tentu saja, tetapi dia masih belum ingin beranjak. Apalagi saat melihat banyak karyawananya yang keluar-masuk hotel dan menyapanya. Artinya masih banyak dari mereka yang belum beristirahat bukan? Bisa jadi Fasya juga belum memejamkan matanya saat ini. Jika Adnan beristirahat sekarang, dia takut Fasya berhasil lolos dari pandangannya. Dia harus tahu ke mana gadis itu pergi dan dengan siapa. Jika Fasya pergi dengan pria lain maka Adnan harus membuat rencana. Semuanya menjadi merepotkan saat Niko memutuskan
Read more

48. Jagung Bakar Manis

Di tengah kegelapan malam, mata Fasya terpejam menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajahnya. Udara yang dingin memang sedikit mengganggunya, tetapi Fasya berusaha untuk menikmati waktu tenang yang tak bisa sering ia nikmati ini. Selagi Adnan tidak ada di sampingnya, Fasya memanfaatkan waktunya untuk menenangkan diri. Dia bisa cepat gila dan tua jika selalu marah saat berdekatan dengan Adnan. Anehnya itu terjadi secara sendirinya. Emosi Fasya selalu mudah tersulut saat Adnan berkeliaran di sekitarnya. "Jagung," ucap Adnan yang datang dengan dua jagung bakar manis di tangannya. "Nggak laper." "Saya tau," jawab Adnan mulai duduk di samping Fasya. "Saya liat kamu makan dua piring tadi." Fasya mendelik dan menatap Adnan dengan sinis. Lihat, bukan? Pria itu selalu menemukan cela untuk membuatnya kesal. "Makan," ucap Adnan lagi. Aroma sedap makanan yang menggoda membuat Fasya mulai goyah. Hati dan pikirannya tengah bertarung saat ini. Apa dia harus mengambilnya? "Oke,
Read more

49. Kejujuran yang Menyakitkan

Langit pantai tampak indah malam ini. Terlihat banyak bintang bertaburan membuat perasaan manusia yang melihatnya menjadi tenang dan nyaman. Langit indah itu seharusnya bisa membuat perasaan manusia menjadi lebih bahagia. Namun sayangnya rasa tenang dan nyaman yang sempat Fasya rasakan tadi tidak berlangsung lama. Itu semua karena kehadiran Saka. Tanpa aba-aba dan tanda-tanda pria itu sudah berada di belakangnya dengan ekspresi wajah yang membuat jantung Fasya berdegup kencang. Fasya takut dengan isi kepala Saka saat ini. Apa yang pria itu pikirkan tentangnya? Jujur saja Fasya takut jika pria itu berpikiran yang tidak-tidak tentang dirinya. "Mas Saka di—di sini?" tanya Fasya gugup. "Aku mau jemput kamu," jawab Saka masih dengan wakah bingungnya. Begitu banyak pertanyaan di kepalanya ini. Dia menatap Fasya dan Adnan secara bergantian. Kenapa wajah Fasya dan Adnan begitu panik? Dan yang paling membuatnya bertanya-tanya adalah bagaimana bisa Fasya berada di tempat ini bersama
Read more

50. Cinta Buta

Di dalam sebuah kamar hotel, terlihat dua orang gadis yang tengah berpelukan dengan erat. Kamar yang seharusnya diisi oleh lima orang itu mendadak sepi karena semuanya harus hadir mengikuti kegiatan kantor. Keadaan Fasya yang memang tidak baik-baik saja membuatnya memilih untuk izin dan mengurung diri di kamar hotel. Dari semalam, dia sudah menahan tangisnya agar tidak menarik perhatian para seniornya. Saat keadaan sudah sepi, tangis Fasya pun pecah. Dia bergelung di pelukan Dinar seperti anak kecil. Tangisnya terdengar sangat menyakitkan. Semua kekesalan Fasya sudah benar-benar memuncak. Rasa lelah yang ia rasakan sudah berada di ujung batas. Fasya benar-benar ingin menyudahi ini semua. "Gue nggak kuat, Dinar." Dinar mengelus kepala Fasya sayang. Berusaha menguatkan sahabatnya agar tetap bertahan dan waras. Di mata orang asing, masalah yang Fasya alami bukanlah masalah yang sukit. Semua orang pasti beranggapan jika Fasya adalah orang yang beruntung karena bisa menikah denga
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status