Di tengah kegelapan malam, mata Fasya terpejam menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajahnya. Udara yang dingin memang sedikit mengganggunya, tetapi Fasya berusaha untuk menikmati waktu tenang yang tak bisa sering ia nikmati ini. Selagi Adnan tidak ada di sampingnya, Fasya memanfaatkan waktunya untuk menenangkan diri. Dia bisa cepat gila dan tua jika selalu marah saat berdekatan dengan Adnan. Anehnya itu terjadi secara sendirinya. Emosi Fasya selalu mudah tersulut saat Adnan berkeliaran di sekitarnya. "Jagung," ucap Adnan yang datang dengan dua jagung bakar manis di tangannya. "Nggak laper." "Saya tau," jawab Adnan mulai duduk di samping Fasya. "Saya liat kamu makan dua piring tadi." Fasya mendelik dan menatap Adnan dengan sinis. Lihat, bukan? Pria itu selalu menemukan cela untuk membuatnya kesal. "Makan," ucap Adnan lagi. Aroma sedap makanan yang menggoda membuat Fasya mulai goyah. Hati dan pikirannya tengah bertarung saat ini. Apa dia harus mengambilnya? "Oke,
Read more