Home / Fantasi / Penguasa Sembilan Pintu Kematian / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Penguasa Sembilan Pintu Kematian : Chapter 61 - Chapter 70

174 Chapters

Keributan

"Paman, mienya satu mangkok lagi!" Gadis itu berteriak, memesan makanan pada pemilik kedai, setelah duduk dengan santai."Baik Nona!" Sahut pemilik kedai dengan riang. Kedainya cukup ramai siang ini yang berarti akan menambah pundi-pundi uangnya, itu membuatnya bersemangat."Ketua Qilin, aku sudah lama mendengar kabar tentang dirimu." Gadis itu tersenyum tipis menatap Ketua Qilin tanpa malu-malu. Membuat pria yang biasanya bersikap sembarangan itu sedikit merasa jengah karenanya."Ah itu hanya kabar burung saja, Nona." Ketua Qilin tersenyum canggung. Perlahan-lahan dia mencoba bergeser dan melirik Fu Rui.Kakak seperguruannya itu hanya menundukkan kepalanya saja dan memalingkan wajahnya, menatap ke jalanan yang ramai oleh lalu lalang pejalan kaki. Dia pura-pura tidak melihat apa yang tengah terjadi di hadapannya."Ketua Qilin terlalu merendah. Kehebatanmu sudah tersebar luas di wilayah ini." Kembali gadis muda itu memujinya."Tuan dan Nona silakan mie dan tehnya!" Paman pemilik kedai
Read more

Nona Wenwan Yang Lembut Dan Murah Hati

"Ada apa?" Wu Hongyi tertegun saat keluar dari toko perhiasan. Begitu juga dengan Kang Li yang berdiri di sebelahnya."Paman ada apa? Kenapa orang-orang berlarian seperti itu?" Wu Hongyi bertanya pada seorang lelaki yang berlari ketakutan."Ada keributan di sana! Seorang gadis tengah berkelahi dengan seorang pria dan dia membuat tandu Nona Wenwan terguling!" Pria paruh baya itu menjelaskan dengan terbata-bata. Kemudian tanpa pamit dia kembali berlari menjauhi keributan."Perkelahian? Orang bodoh mana yang berulah begitu mencolok di kota milik Zhao Lu Yang ini?" Wu Hongyi bergumam pelan saling bertatapan dengan Kang Li."Aku dengar gadis itu bermarga Nanggong." Beberapa orang yang lewat berbisik-bisik. "Pantas dia hebat!" Balas yang lain cukup keras."Nanggong?" Wu Hongyi dan Kang Li menggumamkan nama itu bersamaan. "Ayo ke sana!" Wu Hongyi segera berjalan mendahului Kang Li."Jangan ikut campur maupun menarik perhatian! Kita hanya mengamati situasi saja!" Wu Hongyi memperingatkan Kang
Read more

Tabib Muda Dari Pondok Willow

"Nona Wenwan, selamat datang!" Beberapa biksuni menyambut kedatangan Nona Wenwan dengan penuh rasa hormat.Wanita cantik yang dikenal sebagai selir kesayangan Zhao Lu Yang itu selalu mengunjungi kuil yang berada di sebuah bukit kecil tak jauh dari Danau Hu setiap beberapa bulan sekali. Terutama di hari-hari istimewa seperti perayaaan atau pun peringatan."Nona, saya dengar Anda terluka karena sebuah insiden di perjalanan tadi." Seorang biksuni maju dan menyambutnya secara pribadi. Dia menatap sang selir dengan cemas.Wenwan merupakan selir kesayangan Zhao Lu Yang dan mendapat perhatian lebih darinya. Karena itu orang-orang di sekitarnya selalu menjaganya dengan hati-hati agar tidak membuat Zhao Lu Yang kecewa dan marah."Hanya terkilir. Biksuni tidak perlu khawatir." Wenwan tersenyum manis dan mengikutinya memasuki pelataran kuil yang asri.Kuil ini merupakan kuil milik keluarga Zhao yang dibangun untuk memuja Dewa Naga Long Si Jue. Meski sebenarnya kuil ini merupakan bagian dari wism
Read more

Biksuni Pai

"Biksuni, silakan!" Hu menyambut seorang biksuni yang mengunjungi halaman di mana Nona Wenwan beristirahat."Di mana Nona Wenwan?" Biksuni itu tersenyum lembut, tatapan matanya menyapu seisi ruangan yang sederhana tanpa begitu banyak perabotan."Nona sedang di ruang belajar. Maafkan nonaku karena tidak bisa menyambut Anda. Kakinya terkilir, cukup sulit untuk membuatnya bergerak seperti biasanya." Hu menjelaskan dengan sopan. Tubuh dan kepalanya menunduk tanpa berani menatap langsung sang biksuni."Tidak apa, aku juga sudah mendengar musibah yang menimpanya saat dalam perjalanan menuju ke kuil." Biksuni itu kembali tersenyum lembut."Antarkan aku untuk menemui Nona Wenwan. Aku membawakan beberapa buku yang ingin dibacanya dan ada sedikit obat untuk kakinya," lanjut sang biksuni masih dengan senyum dan tutur kata yang sangat lembut tetapi juga tegas."Silakan!" Hu mempersilakan sang biksuni dan dua muridnya untuk memasuki ruangan kerja yang ada di sisi kiri ruangan utama."Ah, Biksuni P
Read more

Panji-panji Kematian

"Ketua Xie, sudah larut malam begini, sungguh suatu kehormatan bagi kami." Biksuni Pai menemui tamu yang datang di tengah malam itu.Di hadapannya berdiri pria berambut putih dengan hanfu berwarna hitam polos tanpa motif. Sebuah guzheng ada dalam dekapannya. Dia diiringi oleh kedelapan orang dengan penampilan yang cukup mencolok. Mereka adalah Ketua Sekte Sembilan Pintu Kematian, Xie Jing Cuan dan kedelapan ketua pintu kematian.Ang Hui, Chao Yun, Ang Bei, Kang Li, Dun Ming, Xinxin dan Wu Hongyi. Tanpa Dong Fai, hanya mereka berdelapan yang turut menemani Xie Jing Cuan untuk berdoa di kuil seperti biasanya yang mereka lakukan setiap tahunnya."Biksuni Pai, maafkan aku jika kami mengganggu ketenangan kuil." Xie Jing Cuan tersenyum tipis dan menundukkan kepalanya, menjura memberi hormat pada sang biksuni."Ketua Xie, kuil ini merupakan bagian dari wisma Lonceng Naga. Hanya karena kemurahan hatimu, kuil ini menjadi bagian yang terpisah dan dapat dikunjungi oleh siapa pun yang ingin berdo
Read more

Penggeledahan Di Kuil

"Tuan, Biksuni Pai sedang memimpin doa bersama Ketua Xie Jing Cuan dan para ketua pintu kematian. Mohon bersabarlah!" Biksuni muda itu membungkukkan tubuhnya di depan Zhao Lu Yang."Aku tidak peduli! Buka pintu gerbang kuil sekarang juga!" Zhao Lu Yang menatapnya tajam."Saya sungguh tidak berani Tuan." Biksuni itu menyahut dengan takut-takut."Dobrak pintunya!" Zhao Lu Yang mengabaikannya dan meminta para prajuritnya untuk mendobrak pintu kuil."Minggir!" Zhao Lu Yang mendorong sang biksuni muda, hingga gadis itu terhuyung dan hampir terjatuh. Salah seorang rekannya segera menangkap tubuhnya dan mereka berdua tidak berani mencegah tindakan Zhao Lu Yang.Di pagi buta itu, Zhao Lu Yang mendatangi Kuil Dewa Naga dengan membawa pasukannya. Dia mendengar kabar mengenai Nanggong Ningli yang membuat kekacauan di kota dan menyebabkan tandu yang membawa selir kesayangannya terguling dan sang selir terluka.Para prajuritnya melaporkan jika Nanggong Ningli terlihat memasuki kuil Dewa Naga semal
Read more

Sumpah Setia

"Baiklah Ketua Xie, mari kita beristirahat di sana!" Biksuni Pai memimpin jalan menuju sudut pelataran kuil yang teduh dipayungi pohon-pohon persik tua."Ketua Xie!" Zhao Lu Yang tiba-tiba memanggil pria berambut putih itu dan mendekatinya. Membuat Xie Jing Cuan dan yang lainnya menghentikan langkah."Ada apa Tuan Zhao? Apakah kau akan menggeledahku juga?" Xie Jing Cuan berhenti dan menatap sang penguasa kota Tanah Bebas itu sembari tersenyum tipis."Bukan menggeledah, lebih tepatnya aku memintamu dan juga kedelapan ketua yang lain untuk tetap tinggal di sini hingga prajuritku selesai memeriksa kuil ini." Zhao Lu Yang menyahut datar ucapan Xie Jing Cuan tanpa merespon senyum sang ketua sekte yang terkesan meremehkannya."Baiklah! Kau tidak keberatan bukan jika kami duduk dan beristirahat di sana?" Xie Jing Cuan kembali tersenyum tipis kemudian melanjutkan langkahnya mengikuti Biksuni Pai diiringi para ketua pintu kematian.Zhao Lu Yang hanya menganggukkan kepalanya dan menatap kepergi
Read more

Sang Pemuja Uang

"Tuan Zhao, kami telah memeriksa seluruh kuil. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang yang mencurigakan." Kepala prajurit melapor pada Zhao Lu Yang setelah cukup lama mereka menggeledah kuil."Begitu? Apa kau yakin?" Zhao Lu Yang menyipitkan matanya, menatap kuil yang berdiri kokoh di hadapannya."Benar Tuan. Justru saya mendapatkan laporan dari beberapa prajurit mengenai wisma Lonceng Naga." Kepala prajurit menyahut lirih seraya melirik sudut halaman di mana para anggota sekte Sembilan Pintu Kematian sedang menunggu selesainya penggeledahan kuil."Begitukah? Apakah itu bisa dipastikan?" Zhao Lu Yang menatap tajam sang kepala prajurit."Iya Tuan," sahut sang Kepala Prajurit dengan yakin."Baiklah! Aku harus berpamitan dan meminta maaf pada Biksuni Pai dan juga sepupuku tersayang." Zhao Lu Yang tersenyum tipis dan meninggalkan para prajuritnya.Dia melangkah dengan berwibawa seperti biasanya, diiringi beberapa orang kepercayaannya untuk menemui Biksuni Pai dan Xie Jing Cuan.
Read more

Cedera

"Nona, Ketua Xie dan para ketua pintu kematian sudah pergi." Yu melaporkan situasi di kuil pada Wenwan."Bagaimana dengan Zhao Lu Yang?" Wenwan tersenyum tipis menatap bayangan wajahnya di cermin."Tuan Zhao telah pergi. Sepertinya dia marah sekali." Yu menyahut dengan santai."Kenapa? Apa karena tidak menemukan orang yang dicarinya?" Wenwan menanggapinya dengan tenang. Dia kembali menyisir rambutnya dengan hati-hati."Karena Ketua Xie memintanya untuk tidak berbuat seenaknya di Wisma Lonceng Naga. Sepertinya orang yang Tuan Zhao cari kini berada di wisma milik Ketua Xie." Yu menjelaskan apa saja yang dilaporkan para biksuni kecil padanya tadi, sepeninggalan Zhao Lu Yang dan para prajuritnya."Begitu?" Wenwan tersenyum dan meletakkan sisirnya di atas meja. Perlahan dia berdiri dan memperhatikan kakinya yang terkilir kemarin. Masih cukup sulit untuk bergerak leluasa seperti biasanya karena kakinya masih membengkak."Nona sudah waktunya berdoa di kuil." Hu tiba-tiba saja datang diiringi
Read more

Di Kolam Air Panas

"Nona Wenwan?" Wu Hongyi menatap pelayan wisma yang baru saja melapor padanya."Benar Ketua Wu. Ketua Ang Bei baru saja membawanya kembali ke wisma. Sekarang Tuan Wu tengah memeriksa kakinya yang terkilir." Pelayan itu menjelaskan lebih lanjut apa saja yang baru terjadi di wisma."Baiklah! Pergilah ke sana dan katakan pada Tuan Wu untuk mengobati Nona Wenwan sebaik mungkin." Wu Hongyi mengibaskan tangannya, meminta pelayan itu untuk segera melaksanakan perintahnya.Pelayan itu membungkukkan tubuhnya dan bergegas pergi, kembali ke Paviliun Camelia. Sebuah paviliun yang ada di bagian depan wisma dan menjadi tempat favorit beberapa tamu karena sangat nyaman dan mudah dijangkau, tidak terlalu jauh dari aula utama dan restauran Richu."Apakah kau yakin akan tetap merawatnya?" Xie Jing Cuan mendekati Wu Hongyi dan berdiri di sebelahnya."Aku rasa itu bukan masalah. Nona Wenwan tidak akan menyulitkan kita." Wu Hongyi tersenyum tipis, melirik pria berambut putih di sebelahnya.Keduanya berada
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
DMCA.com Protection Status