Home / Fantasi / Penguasa Sembilan Pintu Kematian / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Penguasa Sembilan Pintu Kematian : Chapter 51 - Chapter 60

174 Chapters

Irama Kematian

Di Wisma Lonceng Naga, Wu Hongyi dan Rong Xia Guo masih mengamati situasi di tepian Danau Hu yang berada di seberang wisma. Mereka berdua tertegun menatap angin puting beliung yang melabrak pepohonan diselingi hamburan kelopak lotus hitam."Itu Tapak Lotus Budha, jurus milik Ketua Zhang Jiawu!" Wu Hongyi berseru panik. Dia tahu benar perseteruan antara Ketua Xie Jing Cuan dan Ketua Sekte Lotus Hitam itu."Lantas dia bertarung dengan siapa?" Rong Xia Guo menatap Wu Hongyi seakan mencari jawaban di wajah cantik wanita berambut putih itu."Aku tidak tahu," gumam Wu Hongyi pelan. Dia masih menatap kilatan-kilatan yang terlihat dari tempat mereka berdua berdiri."Ketua Wu!" Tiba-tiba saja satu sosok mendarat tepat di belakang Wu Hongyi, membuatnya dan Rong Xia Guo terkejut."Ketua Ang Hui?" Wu Hongyi menoleh dan menatapnya dengan kening berkerut.Ketua pintu kematian pertama itu jarang sekali muncul di wisma. Dia hanya akan muncul jika Ketua Xie Jing Cuan merasakan ada masalah yang tidak b
Read more

Tempat Yang Membingungkan

"Sialan!" Zhang Jiawu mengumpat dalam hati saat melihat Ang Hui berdiri di pagar wisma yang masih utuh.Menghadapi angin Lady Ahn Yiran dan mayat-mayat hidup milik Ang Hui akan sangat merepotkannya. Apalagi dia bisa melihat ada beberapa tamu wisma yang juga tengah menantikannya."Aku harus membuat mereka berdua beradu kekuatan agar tidak bersamaan menyerangku," gumamnya seraya bergerak cepat melepaskan serangkaian pukulan Tapak Lotus Budha pada Lady Ahn Yiran dan juga Ang Hui meski jarak mereka masih cukup jauh.Zhang Jiawu melompat mundur dan mencabut pedang Lotus Hitamnya. Kemudian menyerang Ang Hui dengan Tapak Lotus Budha dan mengarahkan pedangnya pada Lady Ahn Yiran. Ang Hui yang mengendalikan mayat-mayat hidup segera menghindar dan menggunakan mayat-mayat hidup itu sebagai tameng.Namun dia tidak bisa menghindari angin puting beliung yang semakin mendekatinya. Benturan tidak terhindarkan dan membuat Lady Ahn Yiran terdorong hingga angin puting beliungnya tak terkendali dan menab
Read more

Labirin

"Adikku, Lady Ahn Yiran menyelidiki permasalahan yang memicu perseteruan sekte Lima Dewi dengan Istana Bunga beberapa tahun lalu. Ternyata orang-orang Lotus Hitam ada di balik semua itu. Sudah sejak lama mereka merencanakan untuk mengacaukan kita semua." Lady We Yang menjelaskan dengan hati-hati seraya menatap halaman yang senyap."Kemana orang-orang? Mengapa begitu sepi?" gumamnya pelan."Ini halaman kosong. Tidak ada yang menghuni kecuali ada salah satu Ketua Pintu Kematian yang menghadap Ketua Xie." Rong Xia Guo menjelaskan dan melangkah pelan menuju pintu gerbang kayu."Jadi Lotus Hitam yang mengadu domba kalian?" Rong Xia Guo bertanya kembali."Benar, karena itu kami tidak pernah mempermasalahkannya lagi. Sayangnya hingga saat ini kami tidak memiliki bukti yang kuat." Lady Wei Yang mengikuti Rong Xia Guo yang kini telah membuka pintu gerbang dan menelusuri jalan setapak beralas batu bata dan dipagari tembok berhias bunga wisteria yang merambatinya."Ketua Rong sepertinya kau cuku
Read more

Tarian Kematian

"Xinxin!" Zhang Jiawu memanggil wanita yang berdiri kaku di hadapannya. "Ada apa denganmu?" Kembali dia berseru setelah Xinxin sama sekali tidak bereaksi terhadap seruannya.Zhang Jiawu tertegun saat gemerincing lonceng terdengar sangat dekat di telinganya. Namun, tidak ada orang lain di tempat itu selain mereka berdua."Tidak mungkin," gumamnya pelan seraya menggelengkan kepalanya. Perlahan-lahan diulurkannya tangannya hendak menyentuh Xinxin.Gemerincing lonceng kembali terdengar bahkan lebih keras dan merdu. Bak gemerincing gelang kaki gadis-gadis penari yang kerap menghibur tamu wisma. Ditingkahi merdunya irama guzheng, siapa pun akan tertarik untuk turut bernyanyi dan menari.Tiba-tiba saja Xinxin bergerak seperti hendak menari mengikuti irama musik. Hal itu membuat Zhang Jiawu terkejut dan mundur beberapa langkah."Kau tidak ingin menari bersamaku?" Xinxin mengulurkan tangannya seraya tersenyum.Zhang Jiawu tertegun sejenak, menatapnya tak berkedip. Tangan yang terulur di depann
Read more

Penguasa Sembilan Pintu Kematian

"Ketua!" Seseorang yang datang tiba-tiba tidak menghentikan jari jemari Xie Jing Cuan yang masih memetik senar guzheng."Apa semua baik-baik saja?" Xie Jing Cuan bertanya tanpa menoleh untuk menatap orang yang baru saja datang."Ketua Ang Hui terluka sedangkan Ketua Kang Li dan Ketua Wu Hongyi tengah memeriksa kondisi wisma dan para tamu." Perlahan-lahan sosok yang baru saja datang itu muncul dari balik kabut."Wang Xuemin, bagaimana kabarmu?" Xie Jing Cuan mendongakkan kepalanya dan menatap pria yang berdiri di hadapannya. Dia adalah Wang Xuemin, Ketua pintu kesembilan."Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja Ketua." Wang Xuemin tersenyum lebar memamerkan deretan gigi putihnya yang berseri-seri."Yah, aku lihat kau baik-baik saja. Bagaimana dengan luka Ang Hui?" Xie Jing Cuan pun tersenyum dan menatap lekat-lekat pria yang lebih muda darinya itu."Tidak terlalu parah. Justru luka Lady Ahn Yiran yang cukup parah." Lapor Wang Xuemin dengan nada serius. "Saat ini Lady Wei Yang tenga
Read more

Pagi di Wisma Lonceng Naga

"Entahlah! Coba kau tanyakan padanya jika bertemu dengannya." Xie Jing Cuan tersenyum geli, menatap Wang Xuemin yang mencebikkan bibirnya."Pasti akan aku tanyakan jika kami bertemu," sahut pemuda tampan itu seraya terkekeh pelan."Aku rasa kalian akan sulit untuk bertemu, kecuali jika Ketua Zhang bertindak lebih jauh lagi dengan terang-terangan menyerang wismaku." Xie Jing Cuan kembali tersenyum."Apakah itu mungkin?" Wang Xuemin mengerutkan keningnya pertanda serius menanggapi ucapan Xie Jing Cuan yang terkesan santai."Mungkin saja, apalagi jika Zhao Lu Yang ada di balik semua ini." Kembali Xie Jing Cuan menyahut dengan santai.Pria berambut putih itu sepertinya tidak mengkhawatirkan ancaman dari sekte Lotus Hitam. Meski sekte yang dipimpin oleh Zhang Jiawu itu merupakan salah satu sekte yang terkuat di Dataran Tengah tetapi tidak membuatnya gentar apalagi harus khawatir berlebihan."Jika itu memang terjadi, apa yang akan kau lakukan? Zhao Lu Yang adalah satu-satunya saudara sepup
Read more

Wu Hongyi Dan Kang Li

"Apakah Wang Xuemin berulah lagi?" Wu Hongyi melirik Kang Li yang berkuda di sampingnya."Tidak." Kang Li menyahut dengan setengah hati. Dia sama sekali tidak berani menatap langsung Wu Hongyi.Wu Hongyi adalah sosok yang paling disegani di sekte setelah Xie Jing Cuan. Wanita berambut putih itu selalu bersikap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Selain itu olah kanuragannya tidak dapat diremehkan. Dia pasangan yang cocok bagi Xie Jing Cuan jika berbicara mengenai kepentingan sekte."Lantas apa yang membuatmu kesal?" Wu Hongyi kembali melirik ketua pintu kematian yang selalu mengenakan hanfu dan jubah serta hitam itu."Pedangku hancur," sahut Kang Li pelan.Wu Hongyi menahan tali kekang kudanya, memperlambat laju sang kuda. Dia menatap Kang Li tak berkedip dan baru menyadari tidak ada lagi pedang hitam yang biasanya tergantung di pinggangnya."Apa yang terjadi?" tanyanya dengan hati-hati."Pedangku tak mampu menahan energi angin puting beliung Lady Ahn Yiran," sahut Kang Li pelan."Ak
Read more

Lagu Dari Utara

"Itu Manor Zhao!" Wu Hongyi menunjuk pada bangunan di seberang mereka.Mereka berdua tiba di kediaman penguasa kota itu setelah berjalan tidak begitu jauh dari tempat mereka menitipkan kuda. Kota Tanah Bebas selalu ramai seperti biasanya. Namun, hari ini di pelataran Manor Zhao tidak terdapat antrian kereta atau pun kuda seperti hari-hari biasanya"Kenapa sepi?" Kang Li mengerutkan keningnya dan memandang sekitarnya penuh rasa ingin tahu."Aku rasa karena masih terlalu pagi." Wu Hongyi mendahului menyeberangi jalan menuju pelataran manor megah itu. Kang Li mengikutinya setengah berlari."Nona silakan menunggu di sini dahulu." Seorang prajurit menyambut mereka begitu kedua wanita cantik itu memasuki pelataran."Baiklah!" Wu Hongyi menganggukkan kepala dan mengajak Kang Li untuk menunggu di bawah pohon willow yang tumbuh di kedua sisi pelataran yang cukup luas itu."Tidak ada pemeriksaan senjata atau sejenisnya?" Kang Li kembali mengerutkan keningnya, menatap Wu Hongyi keheranan."Tidak
Read more

Meigui Jin

"Tuan Zhao, kami menyampaikan pesan dari Ketua Xie Jing Cuan sebagai pemilik Wisma Lonceng Naga dan Ketua Sekte Sembilan Pintu Kematian." Wu Hongyi mengulurkan gulungan surat yang semula tergantung di pinggang rampingnya."Ah aku dengar beberapa hari yang lalu wisma di pusat kota mengalami kebakaran. Apakah semua baik-baik saja?" Zhao Lu Yang menerima gulungan itu dan membukanya."Itu benar dan aku rasa kami semua cukup beruntung hingga tidak ada korban dalam kebakaran itu." Wu Hongyi membalas pertanyaannya dengan tenang."Begitu? Baguslah!" Zhao Lu Yang tersenyum tipis dan mulai membaca surat dari Xie Jing Cuan.Cukup lama dia menekuri gulungan surat itu, membacanya dengan hati-hati. Ekspresi wajahnya yang tenang tanpa riak tak luput dari pengamatan Wu Hongyi. Sedangkan Kang Li memperhatikan sekitarnya. Telinganya yang tajam kembali menangkap lagi lagu yang tadi juga berkumandang saat berada di taman."Siapa yang memainkan lagu ini?" bisiknya dalam hati. Kang Li melirik Wu Hongyi yang
Read more

Takdir Wanita Adalah Berbelanja

"Permisi!" Wanita itu menundukkan kepalanya kemudian bergegas melewati Wu Hongyi dan Kang Li.Diikuti pelayannya, dia berjalan semakin menjauh. Sikapnya yang aneh membuat kedua ketua pintu kematian itu saling berpandangan."Siapa dia?" Kang Li menoleh dan menatap wanita cantik yang kini sudah semakin jauh meninggalkan taman."Meigui Jin dari Utara," sahut Wu Hongyi dengan tenang. "Jangan lihat lagi, ayo kita kembali ke Danau Hu!" Wu Hongyi kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terjeda karena kehadiran tiba-tiba wanita cantik itu.Kang Li hanya menganggukkan kepalanya, tetapi matanya enggan beralih dari sosok yang kini menaiki tangga yang menuju ruang kerja Zhao Lu Yang. Namun, dia tidak bisa berlama-lama menatap wanita itu karena Wu Hongyi telah melangkah jauh meninggalkannya.Setengah berlari Kang Li mengikuti Wu Hongyi yang telah tiba di pelataran. Keduanya kembali berjalan kaki menelusuri jalanan kota Tanah Bebas yang mulai ramai."Kota ini selalu ramai seperti biasanya." Wu Ho
Read more
PREV
1
...
45678
...
18
DMCA.com Protection Status