Home / Fantasi / Penguasa Sembilan Pintu Kematian / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Penguasa Sembilan Pintu Kematian : Chapter 31 - Chapter 40

174 Chapters

Huan Junjie

"Ah Tuan Muda Huan rupanya! Senang bertemu dengan Anda!" Rong Xia Guo segera berdiri dan menangkupkan kedua telapak tangannya di dada sebagai bentuk penghormatan juga.Tian Min pun turut berdiri dan melakukan hal yang serupa. Setelah sempat tertegun dan bingung dengan kehadiran pria muda asing yang sama sekali tidak mereka kenal."Silakan duduk dan kita menikmati bersama arak dan hidangan istimewa ini!" Rong Xia Guo mengajak pria itu duduk bersamanya dan Tian Min."Dengan senang hati Ketua Rong." Huan Junjie tersenyum manis dan duduk di antara Tian Min dan Rong Xia Guo."Tuan Muda, apakah kau penunggang Qilin hitam yang tadi saya lihat di tepi danau Hu?" Huan Junjie menatap Tian Min tak berkedip.Tian Min tertegun, dia tidak mengira ada seseorang yang menyadari keistimewaan Hitam, kuda tunggangannya. Selintas Hitam seperti kuda-kuda yang lain, hanya bulu hitamnya yang legam saja yang terlihat sangat mencolok."Hitam hanyalah seek
Read more

Para Tamu Manor Zhao

Manor Zhao, Tanah Bebas"Wah hari ini kita tidak bisa bertemu langsung dengan Tuan Zhao." Seorang pedagang mengeluh kecewa saat prajurit yang berjaga di manor penguasa kota Tanah Bebas mengatakan hari ini tidak bisa bertemu dengan penguasa kota."Tuan untuk hari ini segala urusan ditangani Hakim Kota, silakan Anda menemuinya di kantor Ya Men." Prajurit itu menunjukkan sebuah bangunan yang tak jauh dari Manor Zhao."Ah begitu ya. Kalau begitu aku segera ke sana. Terima kasih banyak Tuan Prajurit." Pedagang itu tersenyum lega dan segera membungkukkan tubuhnya dan mengucapkan terima kasih pada prajurit itu.Bukan hanya pedagang itu, seluruh urusan hari ini ditangani Hakim Kota kecuali jika mereka bersedia menunggu hingga pertemuan di Manor Zhao selesai. Sebagian orang memilih untuk segera menemui Hakim Kota karena mereka harus segera menyelesaikan urusan mereka di Tanah Bebas."Sepertinya kita harus menunggu selama beberapa hari." Seorang pria bercaping bambu bergumam pelan pada wanita d
Read more

Situasi yang Canggung

"Mari kita tunggu Tuan Zhao Lu Yang!" Beberapa tamu sependapat dengan Rong Xia Guo.Mereka memasuki aula utama dan duduk di tempat yang telah dipersiapkan untuk mereka masing-masing. Beberapa pelayang berdatangan dan menghidangkan minuman dan makan ringan untuk pembuka."Sejujurnya aku tidak tahu apa tujuan Zhao Lu Yang saat ini," gumam Lady Wang seraya menyesap tehnya dengan hati-hati."Kita lihat saja nanti, aku rasa ini bukan sebuah pesta semata." Lady Jing menyahut lirih hampir tak terdengar.Meski semua tamu terlihat tenang dan menikmati perjamuan pembuka dengan santai, tetapi bukan berarti mereka benar-benar menikmatinya. Tidak ada yang bersikap berlebihan, justru terkesan para tamu saling berjaga-jaga dan bersikap hati-hati, sekali pun itu para tamu dari Gurun Barat."Ini sangat canggung," gumam Huan Junjie lirih seraya menuangkan teh ke dalam cangkir di depan Tian Min.Tian Min menoleh dan merasa tidak enak hati karena terkesan dilayani oleh tuan muda dari keluarga Huan. Sesua
Read more

Kekacauan

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Wanita cantik itu tersenyum kemudian berdiri dan dengan tenang melangkah ke tengah aula."Tuan Zhao Lu Yang, Anda mengundangku kemari tanpa menjelaskan tujuan dari undangan itu. Aku hanya menghormati dan menghargai dirimu. Namun sesungguhnya aku tidak memiliki kepentingan atas apa yang terjadi di wilayah ini." Wanita itu berbicara dengan tegas.Sikapnya sedikit kurang sopan tetapi apa yang dikatakannya tidak bertele-tele dan apa adanya. Wanita cantik itu bukanlah sosok yang cukup dikenal di kalangan mereka, bahkan sama sekali belum pernah muncul sebelum ini, wajar saja jika banyak yang menaruh perhatian atas sikapnya."Tuan dan Nona, sebelumnya aku meminta maaf karena tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu." Wanita cantik itu menangkupkan kedua telapak tangannya dan menatap sekelilingnya, ke arah para tamu yang hadir di aula utama Manor Zhao."Aku Nanggong Ningli. Aku hadir di sini atas undangan dari Tuan Zhao Lu Yang. Aku tidak memiliki kepen
Read more

Para Pengangguran

"Tuan Zhao situasi semakin memanas, mungkin sekarang saatnya Anda mengatakan apa tujuan pertemuan ini." Rong Xia Guo berucap dengan tenang.Dia berdiri dan perlahan melangkah ke tengah aula. Beberapa tamu menatapnya dengan serius. Mereka sangat mengenal karakter ketua sekte Elang Emas yang hampir selalu tenang tetapi tegas dan terkadang menakutkan jika terjadi sesuatu yang menurutnya tidak seharusnya."Ketua Rong, sepertinya Anda sudah tidak sabar lagi untuk mengakhiri pertemuan ini." Zhao Lu Yang tersenyum tipis menatap Ketua Rong dengan sinis."Tuan Zhao, aku bisa bersabar hingga kapan pun. Kebetulan aku sedang menganggur. Namun aku tidak yakin dengan para tetua dan ketua sekte yang lain. Apakah mereka juga sedang menganggur seperti diriku ini?" Rong Xia Guo tersenyum dan menatap sekeliling aula."Yah, bisa dikatakan aku juga sedang menganggur, Ketua Rong." Ketua Qilin menanggapi ucapan Ketua Rong seraya tersenyum jail dan menggaruk kepalanya.Fu Rui yang duduk di sebelahnya hanya t
Read more

Legenda Semata

"Legenda Negeri Kaili?" Para tamu seketika bergumam dan saling berbisik."Hanya sebuah legenda belaka dan hingga belum pernah terjadi di mana keempat para pemilik roh dan senjata legendaris menunjukkan kekuatannya secara bersamaan." Zhao Lu Yang tersenyum dan membuat suasana seketika kembali senyap."Tidak cukupkah kau melihat Pedang Es dan Tarian Badai Salju?" Ketua Mu berdiri dan menatap tajam Zhao Lu Yang."Ketua Mu, aku tidak meragukan Kaisar Ao Yu Long atau pun Lady Ming Shuwan dan juga Nona Duan Xiao Jiao. Namun saat ini aku meragukan orang yang mirip dengan Kaisar Ao dan juga gadis kecil itu." Zhao Lu Yang tersenyum sinis."Dia adalah Nona Dong Xiu Bai. Putri tunggal Lady Ming Shuwan dan satu-satunya klan Ming yang tersisa. Apakah Anda lupa meski hanya seorang gadis kecil, dia hampir memporak-porandakan kediaman Anda ini?" Tiba-tiba saja Tian Min berdiri dan berbicara dengan berani."Kau?" Zhao Lu Yang menyipitkan matanya, menatap Tian Min."Maafkan aku jika berkata sedikit ti
Read more

Tujuan Sebenarnya

"Tetua Oey apa maksud ucapanmu?" Lady Jing menahan tangan sang kakak seperguruan yang sudah bersiap melemparkan selendang putihnya."Tidak ada maksud apa pun Lady Jing. Bukankah benar kalian menyepakati dengan suara bulat kesepakatan yang ditawarkan Kaisar Ao karena takut pada Pedang Es miliknya?" Tetua Oey kini menatap Lady Jing.Sepasang bola mata jernih yang berkilau itu menatap orang kedua di Istana Bunga itu lekat-lekat. Tetua Oey sangat menikmati saat-saat seseorang terpancing emosinya karena kata-kata yang diucapkannya. Sayangnya tidak seperti Lady Wang yang terlihat marah, Lady Jing sang adik seperguruan masih bersikap tenang dan santai."Tetua Oey, sebuah sekte memiliki pertanggungjawaban terhadap para anggotanya. Jika berhadapan dengan Kaisar Ao Yu Long yang memiliki Pedang Es dan menguasai roh Naga Es maka anggota sektelah yang kami prioritaskan. Mungkin kau tidak memahami itu karena aku dengar sekte Lotus Hitam tidak peduli dengan anggota-anggotanya di tingkat rendah." Lady
Read more

Kebakaran di Wisma Lonceng Naga

"Kebakaran! Kebakaran!" Teriakan panik dan orang-orang yang berhamburan tak tentu arah menyambut kedatangan Xie Jing Cuan dan Wu Hongyi saat mereka tiba di Wisma Lonceng Naga kedua yang terletak dekat pusat kota Tanah Bebas.Asap mengepul dari berbagai sudut wisma. Sedangkan api masih berkobar cukup besar. Xie Jing Cuan tertegun menatap kekacauan di hadapannya. Orang-orang berlarian panik menyelamatkan diri dan juga barang-barang mereka."Apa ini? Bagaimana bisa terjadi kebakaran seperti ini?" Wu Hongyi bergumam lirih."Tuan!" Seorang pria tua berlari menyambut Xie Jing Cuan dengan panik. " Celaka Tuan! Ada yang sengaja membakar wisma!" Pria itu melapor dengan gugup."Maksudmu?" Wu Hongyi menatap pria tua itu dengan tatapan setajam ujung belati."Kebakaran terjadi di tempat-tempat yang tidak ada sumber apinya Nona." Pria itu menjelaskan masih dengan panik sekaligus gugup."Apakah ada sesuatu yang mencurigakan sebelumnya?" Xie Jing Cuan bertanya pada pria tua itu, seraya menatap kobara
Read more

Hikayat Paviliun Kolam Naga 1

"Tuan Rong apa yang membuat Anda gelisah?" Huan Junjie menyapa Rong Xia Guo yang berdiri di halaman paviliun, tengadah menatap langit.Pria tampan nan cantik itu melangkah dengan kedua tangan berpegangan di belakang punggungnya. Berdiri di sebelah Rong Xia Guo dan turut menatap langit biru yang cerah."Aku mengkhawatirkan Ketua Xie. Aku mendengar kabar wisma di pusat kota telah terbakar." Rong Xia Guo bergumam pelan.Huan Junjie menoleh dan menatapnya dengan serius. Dia pun mendengar kabar itu tetapi tidak menyangka situasinya cukup mengkhawatirkan banyak pihak."Apakah sudah ada kabar darinya? Atau Ketua Wu?" Huan Junjie pun turut khawatir setelah melihat kekhawatiran Ketua sekte Elang Emas itu."Belum! Nah itu elang emasku telah kembali! Jin!" Rong Xia Guo berseru dan mengulurkan lengannya menyambut elang emas yang menukik turun setelah sebelumnya berputar-putar di sekitar wisma."Kabar apa yang kau bawa?" Rong Xia Guo menggaruk Tengku burung itu saat sudah mendarat di lengannya.Bu
Read more

Hikayat Paviliun Kolam Naga 2

Kolam air panas tetap tenang seperti biasanya. Suasana di sekitarnya tetap sunyi seperti ribuan tahun lalu saat sang Roh Naga sering berlatih di tempat ini."Untuk apa dia datang lagi?" Dewa Naga bergumam saat merasakan aura seorang manusia di sekitar kolam air panas.Zhingyi, gadis desa itu kembali lagi mengunjungi kolam. Dia masih penasaran dengan kejadian beberapa hari yang lalu. Dia ingin membuktikan itu bukan hanya sebuah ilusi semata."Naga itu jatuh ke dalam kolam. Semestinya dia ada di dasar kolam bukan?" gumamnya seraya membungkukkan tubuhnya dan menatap air kolam yang jernih. Sesekali gelembung-gelembung bak buih muncul di permukaan kolam.Dasar kolam akan terlihat jelas saat siang hari karena adanya sinar matahari. Kolam itu tidak terlalu dalam, bahkan di beberapa bagian sangat dangkal."Tidak ada apa-apa, hanya bebatuan berwarna-warni saja yang ada di dasar kolam." Zhingyi kembali bergumam setelah cukup lama mengamati dasar kolam."Ah mungkin saja itu hanya khayalanku saja,
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status