Home / Fantasi / Penguasa Sembilan Pintu Kematian / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Penguasa Sembilan Pintu Kematian : Chapter 21 - Chapter 30

174 Chapters

Tak Seindah Kisah Bidadari Di Kayangan

"Aku tidak pernah mengira Ketua Fu memiliki kisah hidup yang sangat menyedihkan." Xie Jing Cuan berkata seraya menepuk-nepuk kuda yang ditunggangi Xinxin."Hampir semua anak-anak yang lahir di masa peperangan mengalami hal yang sama. Wu Hongyi, Baoyu, Nyonya Ning, Nyonya Ling, kakak beradik Ang, Chao Yun, Ketua Rong bahkan kita berdua, Zhang Jiawu dan Ao Yu Long, semua lahir di masa peperangan dan menjadi korban dari keegoisan para penguasa." Xinxin tersenyum dan melirik pria berambut putih yang kali ini memintanya untuk menunggang seekor kuda."Kau benar, aku dan Ao Yu Long beruntung karena terlahir di tengah keluarga penguasa. Sebagian dari kalian benar-benar merupakan anak-anak korban perang." Xie Jing Cuan berhenti dan memetik bunga-bunga liar yang tumbuh di sepanjang jalan yang membelah Hutan Kematian."Anak-anak dan wanita selalu menjadi korban terbanyak dari sebuah peperangan." Xinxin bergumam dan menerima serangkaian bunga berwarna-warni dari Xie J
Read more

Kau Tidak Sendiri

Nyonya Liu pergi membawa mereka menembus kegelapan malam. Namun karena sebagian besar adalah anak-anak, wanita dan orang tua, mereka tidak bisa bergerak cepat.Para prajurit Negeri Utara dapat menyusul mereka dan menyerang membabi buta. Negeri Utara merupakan sebuah negeri yang kuat dan makmur. Pasukan mereka dikenal sebagai pasukan barbar yang kejam dan tak kenal ampun.Mereka tidak segan membabat habis musuh mereka sekali pun itu wanita dan anak-anak. Mereka selalu menyapu bersih sebuah wilayah yang mereka taklukkan."Nyonya Liu!" Fu Rui ketakutan dan menggenggam tangan wanita itu erat-erat."Pergilah bersama yang lain. Aku akan menghalangi mereka." Wanita cantik itu tersenyum dan membelai kepalanya dengan lembut.Fu Rui menatapnya lekat-lekat. Terbayang kembali saat kedua orang tuanya tiada. Dia menghambur dan memeluk Nyonya Liu dan menangis terisak-isak."Gadis baik! Pergilah!" Nyonya Liu melepaskan pelukannya dan memberi isy
Read more

Reuni

Wisma Nyonya Ning "Tian Min, ikutlah bersama Tuan Rong untuk menghadiri pertemuan di Manor Zhao." Nyonya Ning memberikan sebuah gulungan pada pemuda yang tengah membaca sebuah kitab."Jika aku ikut kesana, siapa yang akan menjaga Anda dan juga desa?" Tian Min menatap Nyonya Ning dengan khawatir."Jangan khawatirkan kami. Ketua Pang ada di sini. Orang-orang Sekte Elang Emas dan juga Klan Tang akan bergantian berjaga-jaga. Kau pergilah dan dampingi Ketua Rong." Nyonya Ning tersenyum dan duduk di sebelahnya.Dituangkannya teh hijau ke dalam cangkir dan menyajikannya untuk Tuan Min. Pemuda itu tersenyum dan menerima cangkir itu dan segera menyesapnya."Teh buatan Anda selalu enak dan harum untuk dinikmati." Tian Min memuji dan menyesap teh dengan hati-hati.Nyonya Ning tersenyum senang. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, dia merasa sangat beruntung dengan kedatangan Xiao Long waktu itu yang membawa kedua bocah yang kemudian mewa
Read more

Arak Kedai Qiutian

Suasana di Tanah Bebas akhir-akhir ini cukup ramai. Tak terkecuali di Wisma Lonceng Naga dan Kedai Arak Qiutian."Arak kita masih tersisa?" Nyonya Ling bertanya pada seorang pelayan kedai. Seorang pemuda yang tengah sibuk membawa kendi-kendi berisi arak ke depan."Masih cukup Nyonya. Tetapi baru saja pelayan dari Manor Zhao dan Wisma Lonceng Naga memesan arak dalam jumlah besar." Pemuda itu mengeluarkan catatan dari balik jubahnya dan menunjukkannya pada Nyonya Ling."Wah sepertinya akan ada tamu-tamu istimewa di dua tempat itu." Nyonya Ling tersenyum tipis."Benar Nyonya, aku dengar dalam beberapa hari mendatang akan ada pertemuan besar di Manor Zhao," bisik pemuda tadi.Nyonya Ling menatapnya dengan serius. Berdiam diri sejenak. "Kalau begitu awasi terus situasinya. Dan sediakan arak yang banyak serta siapkan arak yang terbaik untuk Manor Zhao dan Wisma Lonceng Naga." Nyonya Ling menyahut dengan berbisik juga pada pemuda itu."
Read more

Para Tamu Kedai Qiutian

"Haiya ini benar-benar menarik!" Nyonya Ling masih duduk dan bertopang dagu.Dia tidak lagi mencari si pencuri kacang. Karena dia tahu si pencuri itu akan muncul jika suasana di kedainya memanas."Pemabuk Sakti, Ketua Rong Xia Guo, Kakak beradik dari Istana Bunga, Ketua Sekte Lima Dewi, Orang-orang Lotus Hitam dan satu orang misterius. Siapa dia?" Nyonya Ling memicingkan mata menatap wanita yang masuk terakhir ke kedainya."Aku belum pernah melihatnya," gumamnya seraya menatap tamu-tamunya dari kejauhan."Aku rasa sebentar lagi kedaimu ini akan hancur," bisik seseorang yang kembali muncul secara tiba-tiba."Aiyo kau muncul juga! Jika kedaiku hancur, aku akan meminta ganti rugi pada Zhao Lu Yang." Sahut Nyonya Ling santai seraya menjulurkan kakinya di kursi panjang dan memainkan jari lentiknya."Aiyo! Kau membuatku jatuh." Sesosok manusia tiba-tiba muncul dari bayangan kursi."Maaf aku tidak sengaja." Nyonya Ling terkikik
Read more

Ini Adalah Kedaiku

"Tuan Rong, apakah kita harus menginap di sini juga?" Tian Min bertanya dengan hati-hati."Sepertinya begitu. Hujan belum reda dan hari sudah malam. Kita tidak mungkin melanjutkan perjalanan ke Wisma Lonceng Naga." Rong Xia Guo tersenyum, mengambil sepotong daging dan menggigitnya pelan."Bagaimana dengan mereka?" Tian Min menunjuk dengan matanya pada kakak beradik dari Istana Bunga."Jangan khawatirkan mereka. Aku rasa mereka juga akan menginap." Rong Xia Guo tersenyum mengerti."Tuan Rong, siapa wanita itu?" Tian Min kembali bertanya."Aku juga tidak tahu, tetapi kita harus berhati-hati." Rong Xia Guo mengingatkannya.Dia sendiri tidak peduli pada wanita itu. Bukan benar-benar tidak peduli, hanya tidak ingin terlibat apapun sebelum menghadiri pertemuan yang diadakan Manor Zhao."Tuan mari saya antar ke kamar." Seorang pelayan mendekati Yu Xue.Yu Xue mengangguk dan mengikuti pelayan itu menuju ke bagian sampin
Read more

Nyonya Ling Beraksi

"Nona, aku mampir ke kedai ini untuk minum arak dan berteduh. Hanya itu saja, apa kau keberatan?" Seorang pria dari rombongan para pria itu berdiri dan berbicara dengan tegas pada Lady Wei Yang.Ketua Sekte Lima Dewi itu hanya tersenyum sinis. Dia juga berdiri dan menatap rombongan pria itu dengan tatapan yang dipenuhi sorot ketidaksukaan."Ketua, ayo kita beristirahat saja. Ingatlah sekarang kita berada di Tanah Bebas. Sebaiknya kita tidak mencari masalah dengan siapa pun." Lady An Yiran memperingatkannya dengan lembut.Ketua Wei Yang mengabaikan ucapan adik seperguruannya itu. Dia masih menatap para pria di sudut. Mereka suku Xiaong Nu, suku barbar dari gurun barat. Entah apa yang membuat suku itu datang ke Tanah Bebas."Ketua, dia sepertinya tidak menyukai kita." Salah seorang prajurit suku Xiaong Nu berbisik pada sang ketua suku."Aku tidak peduli dia menyukai kita atau tidak. Kita datang ke Tanah Bebas atas undangan penguasa kota ini
Read more

Pria Cantik Tamu Wisma Lonceng Naga

"Untunglah, tidak ada insiden berarti di Kedai Qiutian semalam." Tian Min berucap lega saat pagi hari mereka melanjutkan perjalanan menuju Manor Zhao."Sebenarnya tidak akan terjadi apa-apa seandainya Lady Wei Yang mampu menahan ego-nya. Dia terlalu memandang rendah suku Xiaong Nu." Rong Xia Guo tersenyum tipis.Suku Xiaong Nu di mata orang-orang Kaili maupun Tanah Bebas dianggap sebagai suku barbar yang tidak mengenal adab. Namun sebenarnya tidak begitu adanya."Tetapi sepertinya mereka tidak sebarbar yang aku dengar." Tian Min tercenung mengingat sikap Ketua Sang yang cukup sopan.Juga sikap gadis pemanah yang meminta para pria untuk mundur dan dia menghadapi Lady Wei Yang meski sudah jelas terlihat pasti kalah. Untungnya Nyonya Ling bergerak cepat."Memang tidak. Rakyat dan tentara Kaili menyebut mereka barbar dalam pertempuran. Namun dalam kehidupan keseharian mereka juga memiliki tatanan seperti halnya suku dan klan yang lain." Rong
Read more

Selir Favorit Di Manor Zhao

Manor Zhao, Tanah Bebas "Apakah semuanya sudah siap?" Pria setengah baya itu, Tuan Fu, adalah kepala pelayan di Manor Zhao.Beberapa hari ini dia sangat sibuk mempersiapkan pertemuan yang akan diadakan besok, di Manor Zhao, penguasa Tanah Bebas. Sebuah pertemuan besar yang dihadiri hampir seluruh ketua sekte, klan dan bahkan jenderal dari Kaili."Sudah Tuan Fu. Aula utama sudah di siapkan, begitu juga paviliun untuk para tamu yang menginap." Seorang pelayan muda melapor padanya dengan hati-hati."Apakah sudah ada tamu yang datang?" Tuan Fu bertanya dan menatap pelataran manor yang lumayan ramai dengan para prajurit dan pelayan hilir mudik bekerja."Sejauh ini belum ada Tuan. Namun kami mendapatkan kabar, Ketua Zhang Jiawu bersama Tetua Oey dan Tetua Sun akan tiba sore nanti. Begitu juga dengan Lady Wei Yang dan Nona Nanggong." Kembali pelayan tadi melapor."Baiklah! Sambut dan layani mereka dengan baik! Aku akan melihat persiapa
Read more

Restauran Richu

Restauran Richu, Wisma Lonceng Naga"Selamat datang Tuan!" Seorang pelayan menyambut pria cantik itu dengan ramah dan sopan.Gadis pelayan itu menatapnya sekilas dan cukup lama tertegun hingga lupa untuk membungkukkan tubuhnya."Aku mau meja di sana." Saat pria cantik itu berbicara barulah sang pelayan tersadar."Eh, maafkan saya Tuan! Silakan!" Gadis pelayan itu membungkukkan tubuhnya berkali-kali sebelum mengantarkan pria itu ke sebuah meja di sudut restauran yang cukup luas itu.Gadis pelayan itu memimpin jalan dan melewati para tamu yang juga tengah menikmati hidangan istimewa Restauran Richu yang memang sangat populer. Mereka menatap pria itu dan berbisik-bisik satu sama lain. Bahkan seorang wanita membiarkan makanan yang sudah siap disantapnya di supit begitu saja."Dia itu wanita atau pria?" bisik seorang tamu sementara lehernya bergerak mengikuti arah langkah kaki pria cantik itu."Cantik! Eh tampan!" Seru tamu l
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status