Aldrich memejamkan mata, mengerang kesal karena Eleanora sangat suka berteriak padanya setelah hamil."Sekarang berbaliklah, aku sudah selesai," bisiknya karena putra mereka kembali tertidur.Aldrich menoleh, ia mendapati putra pertamanya memang sudah pulas setelah perut kecilnya terisi. "Dia sangat tampan sepertiku, benar, kan?"Elea mengusap sayang pipi merah anaknya dengan jempol, ia berdehem. "Benar, dia sangat tampan, bahkan aku yang mengandung dan melahirkannya hanya mendapatkan bagian ini," ucapnya secara mengusap lembut bibir anaknya."Berikan padaku, aku akan menggendongnya!" Aldrich sudah menyodorkan tangan, ingin memeluk anaknya sampai pagi kalau bisa. Namun dengan tegas Eleanora menolak dan tetap meminta anaknya dibaringkan agar lebih nyaman."Hanya sebentar, dia merindukanku!""Baringkan dulu, setelah dia bangun kamu bisa bersamanya lagi," ujar Elea tidak ingin ada drama lain. Aldrich belum tidur sejak semalam, kesehatan suaminya harus dijaga."Ah, sayang sekali," ucapnya
Baca selengkapnya