Home / Horor / Teror Ghaib / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Teror Ghaib: Chapter 71 - Chapter 80

163 Chapters

Teror Ghaib 71

Jake seketika terdiam dan tidak menyahut lagi. Dia tidak mau terjadi percekcokan di waktu yang seharusnya tercipta kesenangan. Dia membiarkan Tony mengambil alih tas dan koper Emma.“Kamu udah bawa ransel tapi masih bawa koper juga, isinya apa aja sih banyak banget?” tanya Jake.“Baju aja sih,” kata Emma, “sama ada bekal dari Ibu. Entar kita makan bareng-bareng kalo waktunya makan siang.”“Emma ... aku ....” Kata-kata Jake terputus. Dia ragu Emma akan meminta permintaan maafnya untuk Sabrina.“Ada apa?” tanya Emma.“Aku minta maaf kalau Sabrina sering mengganggumu,” katanya.Emma tersenyum tipis. “Kalau Sabrina yang berulah, kenapa harus kamu yang minta maaf?” tanyanya.Jake menggelengkan kepalanya. “Aku cuma merasa bersalah,” katanya, “aku negrasa kalo kamu nggak pantes mendapatkan perlakuan kayak begitu dari Sabrina.”“Kalo kamu nggak deket-deket sama Emma malah bakalan lebih bagus kayaknya,” sahut Tony, “karena biasanya Sabrina nyerang Emma karena dia cemburu.” “Tony, kamu kenapa
last updateLast Updated : 2023-12-10
Read more

Teror Ghaib 72

“Baru banget nyampe,” kata Jake, “itu si Ethan lagi mandi. Gantian habis ini aku.”Sabrina mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia lalu merangkul Jake dari belakang. “Tujuan pertama mau ke mana?’ tanyanya. Suaranya dibuat-buat selembut mugkin.“Ke Kuta dulu kayaknya,” kata Jake.Sabrina mundur dan melepaskan tangannya saat mendengar suara deheman Ethan. Seketika dia menoleh ke arah pintu kamar mandi.“Keluar sana,” usir Ethan, “aku mau ganti baju.”“Berani kamu ngusir aku?!” sahut Sabrina.“Ya udah,” kata Ethan. Dia lalu memegang boksernya, hendak menurunkannya dari pinggang.“Stop ...,” kata Sabrina, “ya udah aku keluar.”***Emma melihat bayangannya di cermin sekali lagi sebelum akhirnya menganbil tas. Dia lalu memakai sepatunya dan berjalan menuju pintu. Saat dia membuka pintu, rupanya Tony sudah ada di depan.“Kamu udah lama di sini?” tanya Emma.“Baru sih,” balas Tony.“Yaudah, ayo kita ke bus,” kata Tony.Di sekitar bus rupanya sudah ada banyak mahasiswa mereka sudah bersiap naik sa
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Teror Ghaib 73

“Nggak,” sahut Sabrina dengan nada tinggi, “aku nyariin Jake. Di mana dia?” Emma terbahak. Suaranya nyaring dan melengking. Dalam hitungan detik, Sabrina merinding. Tapi dia terus menatap Emma dengan tatapan sinis. “Ditanya tuh dijawab, bukannya malah ketawa,” balas Sabrina, “nggak sopan!” “Aku nggak tahu dia di mana,” sahut Emma pelan. Dia lalu tertawa lagi lebih kencang. “Orang gila!” kata Sabrina. Dia lalu berjalan melewati Emma. “Kita cari Jake,” kata Sabrina. Dia mencari ke kolong-kolong ranjang. Dan di samping nakas. Semetara Desy mencari dengan membuka-buka almari. Anne sendiri mencari di kamar mandi. Saat Sabrina sedang menungging dan memperhatikan kolong ranjang, tiba-tiba lampu kamar padam. Refleks dia mengumpat,”sialan,” katanya. Dari dalam kamar mandi dia mendengar suara jeritan Anne. Desy yang tak jauh darinya berlari mendekatinya dan menepuk-nepuk kakinya. “Sabrina, aku takut,” kata Desy. Sabrina lalu mengeluarkan kepalanya dari kolong ranjang. Dia mencari Emma. “
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Teror Ghaib 74

Emma duduk di kursi meja rias. Sementara Tony duduk di tepi ranjang.“Menurut kamu tadi Sabrina tuh ngarang nggak sih?” kata Tony.“Kenapa kamu mikir gitu?” tanya Emma.“Ya kali aja dia takut kepergok masuk-masuk kamar kamu terus mereka ngada-ngada biar nggak kita tuduh macem-macem,” kata Tony.“Tapi kalopun ngarang kok skenarionya perfect banget sih?” kata Emma, “ah, udahlah kamu jangan suudzon.”Tony mengangkat bahu. “Bukan niat suudzon sih,” katanya, “salah sendiri keseringan ngelakuin hal negatif. Sama kayak orang yang keseringan bohong, sekalinya dia jujur nggak akan ada yang percaya.”Emma berjalan mendekati jendela kamarnya. Dia lalu menyibak kelambu. Pandanganya tertuju ke luar jendela. Dia tersenyum melihat pemandangan kota Denpasar yang indah di malam hari. Mendadak dia kangen pada Robin dan Lily yang saat ini ada di rumah.“Tony,” kata Emma.“Ada apa?” sahut Tony.“Kok tiba-tiba aku kangen orang rumah ya,” katanya, “pengen banget begitu suatu hari bisa liburan bareng merek
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Teror Ghaib 75

Ethan membuka matanya. Dia kaget saat menyadari Jake tak ada di sampingnya. Dia lalu bergegas turun dari ranjang. Dia mencari Jake di kamar mandi, tapi di sana dia juga tak menemukan temannya itu. Saat berniat menelepon Jake, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Dia membelalakkan mata karena sadar pintu kamarnya tak terkunci.“Kamu dari mana?” tanya Ethan saat Jake berjalan mendekatinya.“Semalem, Sabrina nelfon aku. Dia minta aku tidur di kamarnya,” kata Jake, “maaf aku nggak sempet bangunin kamu soalnya tidurmu pules banget. Jadi, ya secara otomatis pintunya nggak kekunci deh.”Mata Ethan berbinar. Dia lalu tersenyum penuh arti.“Kenapa?” tanya Jake.“Dibilangin juga apa,” sahut Ethan, “jadian sama cewek yang nggak kamu suka itu nggak sepenuhnya nggak enak. Nikmatin aja yang ada. Kamu bakalan tetap untung.”Jake geleng-geleng kepala. “Aku nggak ngapa-apain.” Katanya, “jangan aneh-aneh pikiranmu.” Dia lalu mengambil handuk dari dalam tasnya.“Lah, udah sekamar kenapa nggak diapa-apain?”
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Teror Ghaib 76

“Jangan mentang-mentang kamu anak orang kaya terus kamu bisa seenaknya!” kata Tony.Emma lalu mendekati Tony. “Sudah, Tony,” katanya.Emma tentu saja tak terima dengan kata-kata Tony. “Emang kenyataannya kekayaan bisa membuatku beli apa aja dan apa aja sesukaku,” sahut Sabrina, “kenapa? Kamu nggak terima?’“Sabrina, kita tahu kamu punya segalanya dan mungkin bisa membayar karaoke di sini sampai berjam-jam tapi kita kesini bertujuh. Kamu nggak mau gitu ngasih kesempatan buat yang lain?” kata Emma.“Belain aja si Tony!” kata Sabrina. Dia lalu mendorong Emma dengan kedua tangan, hingga tubuh gadis itu terpental dan jatuh meringkuk di sofa.Melihat itu, Tony refleks memegang pundak Emma. “Emma, kamu nggak apa-apa kan?” tanyanya. Firasatnya tak enak karena dia merasakan tubuh Emma bergetar.Benar saja, beberapa detik kemudian dia melihat Emma bangkit dengan mata melotot. Gadis itu lalu menyerang balik Sabrina. Dia mendorong Sabrina hingga gadis itu jatuh terduduk di meja.“Sialan kamu ya!”
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Teror Ghaib 77

“Emangnya kamu mau cari cowok yang kayak gimana buat diumpanin ke Sabrina?”Jake menghembuskan napas panjang. Dia lalu mengangkat bahu. “Sebenernya aku juga nggak tau Sabrina tuh sukanya cowok yang kayak gimana?” katanya.“Menurut kamu pa aku harus cari orang yang setipe kayak aku atau asal ganteng dan kaya aja?” kata Jake lagi.Ethan berdecak. “Menurutku, kamu nggak perlu bikin Sabrina suka sama cowok itu sih,” kata Ethan, “kayak yang sebelumya pernah kita bahas. Cukup bikin skenario aja seolah kamu lagi mergokin dia lagi jalan sama cowok lain sehingga kamu punya alesan buat mutusin dia. Yang kamu butuhin cuma alesannya itu.”Jake menganguk-angguk. “Paham ... paham,” katanya.***Emma menatap bayangan wajahnya di cermin. Dia menatap mata, hidung, bibir dan semua bagian wajahnya dengan teliti. Semuanya baik-baik saja. Tak ada yang berubah. Bentuk hidung, mata dan mulutnya masih sama seperti biasa. Kulitnya juga sama seperti biasa.Kadang Emma heran bagaimana proses mahluk astral itu b
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Teror Ghaib 78

Balasan dari Emma masuk kurang dari satu menit.Emma:Halo, Tony, ini Lily. Emma masih dalam proses perawatan. Sekarang dia sedang beristirahat.Tony membelalakkan mata setelah membaca balasan itu. Dia lalu mengetik balasan dengan cepat.Anthony:Emma sakit apa, Tante? Dirawat di rumah sakit mana?Karena lebih dari lima menit tak ada balasan, Tony pun memutuskan untuk masuk ke dalam mobil lalu berangkat ke kampus. Mungkin Lily masih sibuk merawat Emma.***Selama berada di dalam kelas, Tony sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. Terlebih saat melihat ponselnya beberapa kali dan tak kunjung dia dapatkan balasan dari Emma, Tony malah menjadi gelisah. Dia takut kalau Emma sakit karena salah makan saat liburan di Bali. Kalau benar begitu, dia akan merasa sangat bersalah.Tony baru bisa bernapas lega saat istirahat siang di kantin. Akhirnya balasan dari Emma masuk ketika dia mengecek ponselnya.Emma:Aku habis kerasukan lagi. Aku jatuh dari jendela. Jangan minta aku jelasin lewat chat. Dat
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more

Teror Ghaib 79

Jake mengecilkan suara televisi di ruang tengah. Merasa haus, dia lalu berjalan ke dapur dan mengambil air minum. Saat kembali ke ruang tengah, dia melihat Ethan. Laki-laki itu datang sendirian. Jake lantas menghembuskan napasnya dengan kasar. Dia sudah menduga Tony tak mau ikut. Dia lalu melemparkan tubuhnya ke sofa.“Tony bilang apa?” tanya Jake.“Dia bilang, dia lagi ada banyak tugas,” jawab Ethan, “kamu kenapa deh nonton tivi suaranya kecil banget.”“Ya tadi abis aku tinggal ke dapur, makanya aku kecilin soalnya nggak ada yang lihat,” sahut Jake, “betewe, kamu percaya sama alasannya Tony?”Ethan menggeleng. “Nggak,” jawabnya, “kamu?”Jake tertawa. “Nggak juga,” balasnya setelah tawanya reda.“Nggak tau kenapa ya kok belakangan ini sikap Tony agak aneh,” kata Ethan.Jake tersenyum kecut. “Semuanya salahku,” katanya.Ethan mengalihkan perhatiannya dari layar televisi ke Jake. “Maksud kamu?”“Aku kan pernah bilang kalo aku suka sama Emma,” sahut Jake.“Heeh,” balas Ethan, “terus?”“N
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more

Teror Ghaib 80

Jake mendengar suara notifikasi chat dari ponselnya saat dia baru saja akan memejamkan mata. Dia lalu bangkit dan mengambil ponsel yang dia letakkan di samping tubuhnya. Dia mengerutkan kening ketika menyadari chat yang masuk itu datang dari nomor tak dikenal. Namun setelah membaca isi chatnya, senyumnya mengembang.Dave memberi tahu kalau Sabrina sudah mengikuti balik akun Instagramnya. Dengan cepat, Jake lalu mengetik balasan untuk Dave.Jake:Bagus. Lanjutkan.***Tony membuka-buka album kenangannya ketika SMA. Seingatnya, dia pernah punya teman seangkatan yang indigo waktu SMA. Anak itu dulu beberapa kali pernah membantu murid yang kesurupan di sekolah. Kalau Tony tidak bisa melawan mahluk astral yang mengganggu Emma itu sendirian, mungkin dengan bantuan temannya itu dia bisa melakukannya.“Siapa ya nama anak itu?” gumam Tony sambil membolak-balik halaman album.“Seingatku dia anak Ilmu Sosial enam,” gumam Tony lagi. Dia lalu membuka album kelas Ilmu Sosial enam. Saat menemukan n
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status