Home / Horor / Teror Ghaib / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Teror Ghaib: Chapter 51 - Chapter 60

163 Chapters

Teror Ghaib 51

“Bagaimana caranya?” tanya Jake tak sabar.“Sebenetar,” kata Danu. Laki-laki itu berjalan meninggalkan ruang tamu.Sementara itu, Jake dan Ethan menunggu dengan cemas.“Kira-kira, dia mau ngapain?” tanya Jake pada Ethan.“Udahlah, kita tunggu aja,” kata Ethan.Danu kembali dengan membawa secarik kertas dan sebuah bolpoin. Laki-laki itu lalu duduk lagi di depan Jake dan Ethan. Dia lalu menulis ayat-ayat kitab suci di kertas itu.“Untuk apa surat itu?” tanya Jake setelah Danu selesai menulis.“Ini bukan surat, Nak,” kata Danu, “ini adalah doa. Kamu bisa memberikan ini kepada temanmu. Suruh dia membaca doa-doa ini kalau mahluk astral yang merasukinya mulai berulah.”Jake menerima kertas dari Danu dengan mata berbinar. Dia tak sabar untuk bisa segera membantu Emma.***Sabrina dan kedua temannya duduk di tribun paling bawah. Dengan semangat mereka bersorak menyemangati tim Tony yang sedang bertanding dengan tim sepak bola dari Universitas Adam Malik. Dari awal, mereka fokus menonton perta
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Teror Ghaib 52

Jake, Tony dan Ethan berdiri lemas di depan toilet. Mereka bersandar pada tembok. Perut mereka masih terasa sakit karena habis bolak-balik dari toilet.“Kayaknya minuman kita ada racunnya,” celetuk Ethan.“Bukan racun,” sahut Tony, “kalau ada racunnya, kita udah mati.”“Terus apa?” tanya Ethan.“Semacam obat pencuci perut mungkin,” sahut Jake.“Tapi kita nggak boleh berburuk sangka,” sahut Tony, “gimana kalau minumannya yang memang udah kadaluarsa.”“Aku nggak bisa nggak berburuk sangka kalau yang ngasih minuman itu Sabrina dan teman-temannya,” kata Jake.“Hah!” sahut Tony, “kenapa kamu nggak ngomong dari awal?”“Aku haus dan lagi pengen minuman yang ada rasa-rasanya,” sahut Jake, “mau bagaimana lagi?”Tony mendesah lemah. “Hei, di mana Emma?” katanya. Firasatnya tidak enak.“Oh, iya,” sahut Jake, “ayo kita cari dia!”Mereka bertiga lalu berjalan menyusuri setiap sudut kampus. Tak hanya itu mereka juga bertanya kepada setiap mahasiswa yang mereka jumpai. Namun, tak satu pun dari merek
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

Teror Ghaib 53

“Ah, acara ulang tahun pernikahan orangtuaku,” sahut Jake.“Oh, iya,” sahut Emma, “apa banyak anak di kampus yang kamu undang?”Jake mengangguk. “Lumayan,” katanya, “tapi kamu nggak perlu khawatir. Aku nggak ngundang Sabrina dan kedua temannya kok. Aku nggak mau acara ulang tahun pernikahan orang tuaku yang seharusnya sakral jadi kacu karena keberadaan mereka bertiga.”Emma tertawa. “Mereka emang hobi banget membuat masalah di mana aja,” katanya setelah tawanya reda.***Selepas Jake pergi, Emma langsung menuju ke kamarnya. Meski belum jam sembilan malam, dia merasa lelah sekali dan ingin istirahat. Sepertinya dia tak hanya lelah fisik tetapi juga lelah hati da pikiran. Mungkin karena efek dari apa yang Sabrina dan kedua temannya lakukan di sekolah.Namun baru beberama menit Emma berbaring, dia dikagetkan suara Lily. Wanita itu mengetuk pintu kamar sambil memanggil-manggilnya.“Masuk,” kata Emma.“Ada Tony di depan,” kata Lily ketika dia membuka pintu.Emma menghembuskan napas lemah.
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

Teror Ghaib 54

Tak ada suara yang menyahut. Emma lalu menoleh ke belakang karena ada yang menarik-narik gaunnya dari belakang. Dia membelalakkan mata dan menjerit saat melihat seorang anak kecil dengan wajah yang gosong dan matanya melotot.Emma refleks menendang anak kecil itu. Dia lalu berlari dengan sangat kencang. Tapi, di depan Emma melihat sosok lain lagi. Sosok itu adalah seorang gadis yang sepertinya lebih tua darinya. Gadis itu memakai gaun berwarna putih agak kumal. Rambut gadis itu panjang dan tak teratur seperti tidak pernah di sisir. Emma berteriak ketika melihat wajah gadis itu yang berkerut-kerut dan ada ada bercak darah.“Pergi!” kata Emma, “jangan ganggu aku.”Gadis itu tidak menggubris Emma. Dia malah tertawa melengking. Dia lalu bergerak mendekati Emma degan sangat cepat. Emma tak sempat menghindar ketika gadis itu mencekiknya.“Ayo ikut aku,” kata gadis itu sambil menyeringai.Emma menangis. Dia berusaha melepaskan tangan gadis itu, tapi tidak bisa. Tenaga gadis itu sangat kuat.
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Teror Ghaib 55

Sabrina segera memasukkan alat tulisnya begitu dosen keluar ruangan. Dia lalu berjalan mendekati kursi Desy. Di sana sudah ada Anne karena mereka duduk bersebelahan.“Jadi gimana?” tanya Desy setelah Sabrina duduk, “aku denger tadi pagi dari beberapa mahasiswi baru katanya pestanya nanti malem ya. Jadi nyusup nggak kita?”Sabrina tak menjawab. Dia malah termenung. Ada pertanyaan yang mengganjal di pikirannya sejak dia habis menelepon Desy semalam.“Sabrina,” kata Anne, “kamu ditanyain kok malah bengong sih!”“Ada yang mau aku tanyain deh sama kamu, Des,” kata Sabrina.Desy waspada dan merasa sedikit canggung. Namun, meski begitu dia tetap membalas Sabrina. “Tanya apa?” katanya.“Semalem kan kamu bilang kalo badan kamu capek dan lemes semua, emangnya kamu habis ngapain?” tanya Sabrina.Desy gelapan. Dia baru menekuni pekerjaan menjijikkan itu selama satu bulan, dan sejauh ini dia tidak pernah bercerita pada Sabrina atau Anne.“Nggak ... ngapa-ngapain kok,” sahut Desy, “aku cuma habis m
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Teror Ghaib 56

Setelah membayar pakaian di kasir, mereka berjalan dengan tergesa keluar toko. Setelah merek kembali ke mobil dan Sabrina telah menjalankan mobilnya beberapa ratus meter menjauhi kawasan toko, Desy dan Anne menagih gadis itu untuk bercerita.“Sebenarnya tadi ada apa?” tanya Desy.“Tadi aku pergi ke tolilet,” balas Sabrina, “saat di dalam bilik, aku mendengar suara anak kecil yang masuk di bilik sebelahku. Suaranya seperti anak laki-laki dan tidak ada suara orang lain bersamanya. Aku takut dia tersesat dan salah masuk toilet. Maka aku ketuk pintu toilet itu dan bahkan berusaha kudobrak. Tapi tak ada suara apa pun. saat aku mengintip ke bawah, ternyata tidak ada orang sama sekali.”Desy membelalakkan mata. Anne juga. “Jadi suara yang kamu dengar itu suara siapa dong?” tanya Anne.“Maka dari itu,” sahut Sabrina. Aku langsung aja lari tadi. Aku merinding banget.”“Syukur dia nggak gangguin kamu lebih jauh,” kata Anne.***Sesuai rencana yang sudah disusun, Sabrina dan kedua temannya datan
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Teror Ghaib 57

Pertandingan basket sudah mencapai final. Tim jake melawan tim basket dari kampus Tunas Bangsa. Pertandingan berlangsung sangat sengit karena tim basket Tunas Bangsa adalah juara bertahan selama dua tahun berturut-turut.Selama sepuluh menit lebih pertandingan berjalan, tak ada satu pun tim yang berhasil mencetak poin. Setiap tim Jake akan menyerang ke kawasan tim Tunas Bangsa selalu mendapat perlawanan kuat. Begitu juga saat tim Tunas Bangsa mencoba menyerang tim Jake.Sampai babak pertama berakhir, skor tetap bertahan di kosong-kosong. Pelatih tim Jake segera memanggil anak didiknya. Mereka diberi strategi menyerang dan bertahan. Pelatih itu tampak frustrasi karena takut kebobolan poin.Sabrina dan dua temannya datang saat babak kedua dimulai. Mereka duduk tak jauh dari Emma. Namun bukannya fokus pada pertandingan, mereka malah mengobrol dan tertawa-tawa sendiri. Mereka baru bersorak riuh saat Jake menembakkan bola ke ring dan mencetak satu poin.Sampai pertandingan berakhir, tim Ja
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Teror Ghaib 58

Emma bersalaman dengan kedua orang tuanya ketika tiba di ruang tamu. Setelah memastikan tak ada satu pun barangnya yang tertinggal, Emma lalu berjalan mendekati pintu.“Kamu menginap berapa hari di villa itu, Nak?” tanya Lily.Emma berbalik. “Dua malam, Bu,” katanya, “Minggu siang aku pulang.”“Ya sudah jaga dirimu baik-baik,” kata Lily.Emma mengangguk. Dia lalu berbalik lagi.Di teras rumah, Emma melihat Tony sudah duduk di sebuah kursi. “Kamu sudah dateng dari tadi?” tanya Emma.Tony mengangguk. Dia lalu berdiri.“Kenapa nggak masuk?” tanya Emma.“Baru mau masuk kamu udah keluar,” kata Tony.“Oh gitu,” kata Emma, “by the way, yang lain mana?”“Tadi sih katanya Jake mau menyusul ke sini sama Ethan,” jawab Tony, “nggak tau mampir ke mana aja tuh anak kok lama.”“Eh itu bukan sih mobil Jake,” kata Emma saat melihat sebuah mobil mendekati gerbang rumahnya.“Iya itu,” kata Tony, “yaudah ayo ke mobilku.”Rupanya ada satu mobil lain yang mengiringi mobil Jake. Mobil itu berisi para member
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Teror Ghaib 59

Sabrina mengucapkan terima kasih setelah dua petugas villa meletakkan tubuh lemas Jake ke atas ranjang kamarnya. Setelah mereka berdua keluar, Sabrina lalu menyuruh kedua temannya pergi.Dengan hati-hati, Sabrina lalu melepaskan kedua sepatu Jake. Setelah itu, dia mulai menanggalkan setiap helai kain yang menempel di tubuh Jake dengan hati-hati juga. Dia membuang baju-baju itu ke sembarang arah, untuk menciptakan kesan berserakan. Nanti, dia juga akan membuang bajunya dengan berserakan juga untuk lebih meyakinkan kalau mereka telah bercinta malam ini.Setelah selesai mengurus Jake, Sabrina lalu pergi ke kamar mandi. Dia mengambil botol parfum plastik yang sebelumnya telah dia potong menjadi dua bagian. Dia pakai bagian bawah botol itu untuk diisi dengan cabai bubuk dan dicampur dengan air. Setelah memastikan bubuk dan air tercampur rata, Sabrina lalu keluar dari kamar mandi. Dia meneteskan beberapa tetes cairan merah itu ke atas seprai.Setelah bercak merah hasil rekayasa yang ada di
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Teror Ghaib 60

“Oke, aku mau jadi pacar kamu,” kata Jake.Dalam hati, Sabrina bersorak girang. Dia lalu berjalan mendekati Jake. Dengan manja, dia menyandarkan kepalanya di pundak Jake.Jake lalu mendorong kepala Sabrina. “Boleh aku balik ke kamar sekarang?” tanyanya.“Untuk apa?” kata Sabrina, “tadi malam kan kita sudah tidur sekamar dan sudah bercinta dengan sangat hebat. Kamu bisa terus tidur sekamar denganku kapan pun kamu mau.”“Aku mau nemuin Ethan dan Tony,” kata Jake, “mana tahu mereka nyariin.”Sabrina memasang wajah cemberut. “Cium dulu,” katanya.Jake memutar bola matanya. Meski begitu, dia tetap mendekati Sabrina. Namun belum sempat dia memulai semuanya, Sabrina sudah menyerangnya dulu. Gadis itu menyerangnya dengan kecupan-kecupan dalam yang sarat akan hasrat. Meski awalnya terpaksa membalas, pada akhirnya Jake menikmati juga. Dia malah berinisiatif menggigit Sabrina agar gadis itu kesakitan. Setelah Sabrina mundur, Jake lalu berbalik dengan cepat dan berjalan meninggalkan ruangan.***
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more
PREV
1
...
45678
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status