Share

Teror Ghaib 74

Emma duduk di kursi meja rias. Sementara Tony duduk di tepi ranjang.

“Menurut kamu tadi Sabrina tuh ngarang nggak sih?” kata Tony.

“Kenapa kamu mikir gitu?” tanya Emma.

“Ya kali aja dia takut kepergok masuk-masuk kamar kamu terus mereka ngada-ngada biar nggak kita tuduh macem-macem,” kata Tony.

“Tapi kalopun ngarang kok skenarionya perfect banget sih?” kata Emma, “ah, udahlah kamu jangan suudzon.”

Tony mengangkat bahu. “Bukan niat suudzon sih,” katanya, “salah sendiri keseringan ngelakuin hal negatif. Sama kayak orang yang keseringan bohong, sekalinya dia jujur nggak akan ada yang percaya.”

Emma berjalan mendekati jendela kamarnya. Dia lalu menyibak kelambu. Pandanganya tertuju ke luar jendela. Dia tersenyum melihat pemandangan kota Denpasar yang indah di malam hari. Mendadak dia kangen pada Robin dan Lily yang saat ini ada di rumah.

“Tony,” kata Emma.

“Ada apa?” sahut Tony.

“Kok tiba-tiba aku kangen orang rumah ya,” katanya, “pengen banget begitu suatu hari bisa liburan bareng merek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status