Laureta menelepon Marisa, adiknya Kian. Seharusnya mereka pergi ke salon hari ini, tapi sesuai dengan janji Kian, ia sudah boleh mengajar zumba lagi. Jadi, ia tidak akan menjadi nyonya sosialita dulu hari ini.Ia tahu jika mendapatkan yang ia mau dengan cara menyodorkan tubuhnya itu sepertinya tidak baik, seperti yang kurang senonoh, tidak beretika. Namun, jika dipikir-pikir lagi, ia adalah istrinya Kian. Tak ada yang salah dengan apa yang mereka lakukan.Telepon pun tersambung. “Halo?”“Halo, Kak Marisa. Ini aku, Laureta.”“Oh, hai Kakak Ipar. Apa kamu sudah siap untuk ke salon hari ini?”“Hmmm, tadi Kian memberitahuku kalau aku boleh mengajar senam hari ini. Jadi, aku tidak bisa ke salon.”“Oh, sayang sekali,” ucap Marisa yang terdengar kecewa.“Maaf ya, Kak Marisa. Aku tidak bermaksud ingkar janji, tapi aku sudah bolos mengajar senam selama hampir tiga minggu. Aku ti
Read more