“Kamu bilang semua makanan dimasak chef, ternyata bukan,” ketus Livy, bibir tipis semerah cherry itu maju beberapa senti.El mengulum senyum, darahnya berdesir, bulu kuduknya meremang ingin melahap candunya itu. Akan tetapi ia berusaha menahan diri, lantaran kata ‘maafnya’ belum diterima Livy.“Kenapa diam? Kamu itu membahayakan diri sendiri,” sambung bibir glossy.“Kamu terlalu memesona, akhirnya aku lupa jawab.” El tersenyum tanpa dosa, tak lama berteriak kesakitan, “Akh … ini sakit Mi Amor, pelan-pelan sedikit.”Livy mendengus kasar, kemudian melanjutkan kegiatannya, membersihkan luka di tangan El yang memanjang. Bukan sekadar terkena minyak panas, tetapi beberapa jari El terdapat luka dari benda tajam. Entah bagaimana cara El masak, karena tangannya mengenaskan.Satu jam lalu, setelah makan siang, Livy memutuskan kembali ke mansion lantaran tidak tega melihat suaminya beberapa kali meringis. Beruntung Al dan Gal mengerti, dua anak itu patuh tanpa membatah. “Selesai, itu akan hil
Last Updated : 2024-03-26 Read more