“Daddy?!” panggil Al suaranya nyaring menembus angin.Di samping badan helikopter, El berdiri, mengangkat sebelah alis dan memperhatikan pakaian putra sulung tampak tak biasa. Naluri lelaki ini teramat kuat jika Al memiliki rencana.“Tidak, jagoan! Tunggulah di rumah, bukankah aku sudah janji membawa Mommy-mu pulang?”“Tidak bisa begitu Dad. Menurutku, kita harus berangkat sekarang, karena ….” Al menunjukkan jam tangan pada pergelangannya. Wajah anak itu serius, Al benar-benar terpukul mengetahui titik lokasi keberadaan Livy. Tanpa mendapat persetujuan, Al melompat ke dalam helikopter.Sedangkan El memelotot mendapati lokasi sang istri, lelaki ini menggeram marah, sebab Sergio membawa Livy ke dalam hutan.“Al turunlah! Tempatnya sangat berbahaya.” El mengedikkan dagu pada anak buah, memberi perintah menurunkan bocah itu. “Berikan saja jam tanganmu!”“Tidak mau! Aku harus menemukan Mommy, aku sudah janji pada Gal,” ucap bocah keras kepala.Alhasil, Al dipaksa turun tetapi kedua tangan
Read more