Beranda / Pernikahan / Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar / Bab 244: Lepaskan Tangan Suamiku!

Share

Bab 244: Lepaskan Tangan Suamiku!

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Selama ini anak kita sering bertukar kabar,” sahut El terburu-buru menjelaskan. “Mungkin mereka membutuhkan kawan bicara,” sambungnya.

“Mereka itu masih kecil El, bisa-bisanya kamu tidak melarang putrammu mengganggu putriku!” garang Arjuna, lalu mendengus kasar.

“Sudahlah, tidak apa-apa. Mungkin kita bisa menjodohkan mereka.” Claudya—istri Arjuna, tersenyum lebar menampilkan deret gigi putih bersih.

Ide dadakan itu disetujui oleh Livy, ia langsung mengangguk, karena sudah pasti Al memiliki masa depan cerah, bersanding dengan salah satu putri dari keluarga Caldwell. Terpenting lagi, ia yakin putri rekan bisnis suaminya memiliki perangai yang baik.

“Aku setuju, tapi kita tidak perlu memikirkannya sekarang. Mereka juga masih terlalu kecil,” timpal Livy.

“Apa?! Aku tidak bisa sembarang menentukan jodoh untuk Calantha dan Claira, calon suaminya harus melalui seleksi ketat,” ketus Arjuna melipat tangan depan dada.

Sedangkan El dan Livy saling melirik, sepasang orang tua itu merasa khawatir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 245: Kasihan Mommy

    “Mi Amor, maaf. Ini tidak seperti pikiranmu,” ucap El mencoba menjelaskan kronologi sebenarnya.“Hu’um,” sahut Livy.Kedua tangan serta netra wanita itu fokus mengupas satu buah apel. Livy menulikan telinga, enggan memperkeruh suasana di waktu yang tidak tepat. Meskipun tidak dipungkiri, wajahnya lebih kaku, menolak menoleh El dan menjawab pertanyaan seadanya. Selesai mengupas serta memotong kecil-kecil apel, ia beranjak hendak mencuci tangan.“Livy, mau ke mana? Jangan pergi! Kemarilah duduk di sini.” El menepuk tepi ranjang.“Tanganku lengket, mau cuci tangan, apa kamu betah kalau tanganku kotor begini?” ketus bibir tipis semerah cherry itu.Tanpa menunggu jawaban dari mulut El, Livy melenggang pergi ke kamar mandi. Di depan cermin wastafel, ia meremas kain di dadanya, tidak tahu lagi harus melakukan apa karena ternyata suaminya itu masih menemui Nyonya Marquez.Setelah lima belas menit melamun di kamar mandi, Livy kembali menemui El, tampaknya di sana ada seorang dokter dan perawat

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 246: Janji Ya Daddy!

    Keesokan harinya El bangun lebih pagi, bukan tanpa alasan melainkan berusaha menebus kesalahannya. Semalam setelah percakapan panjang dan serius, Livy tidak tidur satu ranjang dengannya, wanita itu memilih memejamkan mata beralaskan sofa.Pagi ini El sibuk memimpin chef di dapur, pria itu menginginkan menu spesial lantas membawanya ke kamar. “Letakkan di sana!” El menunjuk meja tepat di samping sofa.Pria itu tersenyum simpul lantaran Livy-nya masih nyenyak. El benar-benar menyesal karena kejadian di rumah sakit. Ia tidak tahu kalau tangannya dipegang wanita lain.Sebelum membangunkan Livy, ia berdeham dan berujar, “Mi Amor! Ayo bangun! Sarapan untukmu sudah siap.” Mendengar suara lembut, menenangkan tetapi menyebalkan, membuat Livy mengerjap mata, tetapi enggan membalik tubuh menghadap El. Wanita itu juga tidak mau wajahnya dilihat oleh sang suami.“Mi Amor? Kamu mau tidur lagi? Tidak biasanya,” ucap El keheranan. “Masih marah?” tanyanya hati-hati.“Hu’um,” jawab Livy bukannya mele

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 247: Mommy-ku Wanita Baik!

    “Perempuan, Tuan Kecil. Beliau—“ Buru-buru Al menyela, “Hah perempuan, cepat usir. Kita tidak boleh membuat Mommy menangis lagi!” seru bocah itu. “Ayo Gal, kita temui perempuan di bawah sana!” ajak Al menarik paksa tangan adiknya.“Hu’um kakak benar! Kita tidak boleh diam saja,” sahut Gal sama antusiasnya.Kedua anak itu berlari tergesa-gesa menuruni anak tangga, meninggalkan Kepala Pelayan yang mendadak membisu melihat tingkah Tuan Kecilnya.“Tapi Tuan Kecil tidak boleh melakukan itu!” seru Kepala Pelayan, akhirnya bukan menyelesaikan tujuan, malah mengejar Al dan Gal.Dua anak itu tiba dengan cepat di lantai satu, mereka melihat seorang wanita tengah duduk di ruang tamu. Namun, alis Al dan Gal menekuk tajam, netra biru safirnya saling berpandangan dan menyiratkan pertanyaan.“Jadi itu tamu perempuannya?” tunjuk Al.Gal mengangguk. “Sepertinya iya Kak, tapi … kenapa mirip dengan—“Al berteriak keras, “Bibi Estefania?”Seketika, wanita berambut pirang yang duduk di sofa sembari memba

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 248: Apa Alasannya?

    “Sudah biarkan saja, mereka aman bersama Estefania. Kepala Pengawal juga ada di sana, kemarilah duduk bersamaku,” ajak El hendak menautkan jemarinya dengan jari-jari Livy.“Tapi …” Livy menolak, ia malah menggigit bibir bawah dan menghela napas. “Perasaanku tidak enak.” Kemudian ia menoleh El, dan merengut. “Aku belum memaafkan kamu!”Di tempat berbeda tepatnya di mansion, El masih berusaha meluluhkan hati Livy. Pria itu tahu, telah melakukan kesalahan merusak kepercayaan sang istri. Untuk memulihkannya memerlukan waktu tidak sebentar.Tadi, ketika Estefania berkunjung, El seolah mendapat bantuan, oleh karena itu ia menitipkan buah hatinya. Bos Torres Inc ini ingin memiliki waktu berdua bersama sang istri.“Iya aku tahu Mi Amor, tidak ada salahnya duduk. Aku juga mau menelepon Paman Alonso.” El mendaratkan bokong di sofa, lalu mengeluarkan ponsel dari saku celana.Pria itu menekan layar pipih, sesekali ekor matanya melirik Livy—yang terus memandang ke luar jendela. El mengulum senyum,

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 249: Buntut Dari Skandal Semalam

    “Seharusnya pengusaha itu pintar El, kamu memang bodoh!” desis mendiang istri Jorge Marquez. Sorot mata wanita itu penuh luka dan dengki, apalagi sekarang dilengkapi dengan pipi merah akibat hukuman dari ayah mertua.“Jangan menghina orang lain! Aku malu memiliki menantu sepertimu!” hardik Tuan Besar Marquez.Wanita itu berdecih sinis, lalu mengusap kasar mata yang hampir mengeluarkan bulir bening. Ibu kandung Belle mengalihkan pandangan ke sudut lain, menolak bertatap dengan El dan ayah mertua.Sesaat, El memandang Tuan Besar Marquez, lalu memusatkan atensi pada wanita cantik di hadapannya. Ia meredam emosi karena … sejujurnya merasa iba sekaligus dendam akibat tingkah arogannya.“Baiklah, aku memang bodoh, kalau begitu katakan apa alasanmu membenciku terutama istri dan anak-anakku?!” El mengulang pertanyaan dan bersiap mendengar jawaban menyakitkan.“Karena kalian ….” Bahu wanita itu berguncang. “Aku membenci istrimu! Kalian penyebab suamiku meninggal, aku sangat mencintai Jorge, k

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 250: El dan Al Kecewa

    “Kata siapa? Aku belum me—“ Kalimat Livy terhenti karena bibir tipisnya bertemu dengan mulut sang suami. Pria itu tidak sabaran melumat candunya, apalagi semenjak Livy merajuk, El menahan diri tidak menyentuh.Satu tangan El tidak melepaskan rangkulan, satunya lagi berusaha melepas helaian pakaian yang menghalangi. Dikarenakan musim dingin, pria itu cukup kesulitan menanggalkan baju berlapis.Hingga Livy yang semula terbuai sentuhan memanjakan serta memabukkan itu segera tersadar. Ia memaksakan diri menjauh dari tubuh El.Napas wanita itu terengah-engah, seakan telah melakukan kegiatan menguras tenaga. Livy menyeka bibir yang basah akibat ulah sang suami. Ia memicingkan mata, sebab bibirnya sedikit bengkak.“Aku malu, bagaimana kalau ada yang lihat?” gerutu Livy.“Ya sudah kita pindah ke kamar, aku merindukanmu Mi Amor,” desah El kembali tak sabaran, hendak menggendong Livy-nya.Namun, lagi-lagi ibu dari Al dan Gal menggeser tubuh, menghindari sentuhan El. Wanita itu menggelengkan kep

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 251: Tidak Mau ...

    “Hi Dad, Mom.” Al menyengir tanpa dosa, karena memang anak itu tidak tahu kesalahannya.“Kenapa kamu menghubungi anak itu lagi? Bukankah aku bilang jangan ganggu dia!” El memijat pelipis yang terasa pusing. “Daddy-nya tidak suka mereka dekat anak laki-laki, jadi … menjauhlah!” Ia mengibaskan tangan.Mendengar pernyataan itu membuat El kebingungan, apa alasan orang tua temannya itu melarang berkomunikasi? Padahal selama ini Al tidak pernah melakukan kenakalan.Meskipun terkadang terlihat dewasa, Al tetaplah anak-anak yang tidak mengerti isi pikiran pria matang terutama para ayah. Anak itu mengerjapkan mata jernihnya menatap Livy dan El, lalu mengangkat bahu.“Begini jagoan … biasanya seorang ayah akan menjaga dengan sepenuh jiwa dan raga putri kecilnya, dan tidak mau kehilangan kasih sayang dari anak perempuannya karena direbut orang lain.”Ucapan El menambah kadar kebingungan menyelimuti isi kepala Al. Anak itu geleng-geleng kepala, dan melirik Livy di balik punggung sang ayah, seolah

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 252: Mommy-ku Baik

    “Kamu belum pulang Belle?” Al memicingkan mata melihat Belle duduk termenung.Iris biru safir anak itu berkeliling memandang sekitar sekolah yang sepi, karena tiga puluh menit lalu jam pelajaran telah usai. Sedangkan ia memang sengaja keluar lebih lama, karena Livy memberi kabar menjemput terlambat.Al merasa aneh, biasanya sopir Belle menjemput sangat awal, anak perempuan itu juga keluar kelas lebih awal. Ini pertama kali Al bertemu Belle di area tunggu siswa. Belle hanya menggeleng pelan, kepalanya tertunduk karena enggan terlibat percakapan panjang bersama Al. Gadis kecil itu juga masih marah karena sikap kasar Al belakang ini.“Ya sudah kalau begitu, aku pulang duluan. Lebih baik kamu menunggu ditemani guru atau penjaga sekolah!” saran Al sebelum akhirnya melenggang pergi.Di saat bersamaan, Livy baru saja menginjakkan kaki di pelataran sekolah. Ibu dua anak itu terengah-engah akibat berlari dari area parkir, khawatir putra sulungnya menunggu lama.Livy tersenyum manis dan hangat

Bab terbaru

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 300: Terima Kasih - Tamat

    “Ini sudah siang, di mana Al? Dia bilang olahraga di sekitar hotel,” gusar Livy bolak-balik melihat jam digital.“Periksa saja kamarnya, anak itu senang kabur, menyelinap masuk dan seolah tidak terjadi sesuatu,” jawab El begitu enteng sembari bermain lego bersama An.Livy mendengus kasar mendengar jawaban sang suami. Ia ingin sekali mengahancurkan susunan lego yang terhampar luas di atas lantai. Suaminya itu bukan mencari keberadaan Al malah asyik bermain seperti anak kecil. Alhasil ibu tiga anak itu membuka pintu kamar Al, ternyata kosong.“Al belum pulang,” lirih Livy melirik putra kedua yang asyik bermain game.Akibat kesal, tidak ada yang peduli pada perasaannya, Livy mengunjungi pusat kebugaran serta taman hotel. Memang banyak orang menggunakan fasilitas untuk olahraha, tetapi setengah jam ia mengamati, tidak menemukan putra sulungnya.“Di mana kamu Al?” Livy memijat pelipis.Ketika ia berjalan menuju lobi, Livy tercenung melihat El menggendong An, berjalan tergesa-gesa, diikuti

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 299: Bertemu Teman Kecil

    “Kenapa kamu di sini?” Kedua bola mata Al berbinar menatap sosok gadis cantik di depannya.“Menurumu, untuk apa aku di sini?” goda anak kecil yang kini menjelma menjad remaja luar biasa.“Mommy-mu di sini?” Al menolehkan kepala ke kanan dan kiri.Gadis itu terkekeh geli melihat tingkah teman baiknya. Lalu mendekati Al yang masih kebingungan, sebab ini Swiss bukan New York, lintas benua yang tidak mudah dilalui hanya dengan satu atau dua jam.“Tentu saja Al, aku menemani Mommy,” sahut anak itu.“Ah, aku pikir kamu nyasar. Bagaimana kabarmu Belle?” Al maju satu langkah hendak mengulurkan tangan.Namun, gadis itu mundur satu langkah dengan wajah tersipu, tetapi pandangannya tidak teralihkan dari Al. Seakan kehabisan kosakata, Belle bungkam, tidak menjawab pertanyaan Al. Anak itu larut dalam pesona remaja tampan di hadapannya.Tidak ingin semakin salah tingkah, Belle meraih minuman tinggi gula, lantas meneguknya. Membuat Al semakin mengikis jarak.Bahkan, putra sulung El dan Livy, merebu

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 298: Pesta Di Zurich

    “Mi Amor?!” pekik El, melihat Livy berjalan gontai di tengah ramainya orang berlalu-lalang.“Mom, ada apa?!”Seketika El, Al, dan Gal berlarian menghampiri Livy. Bahkan El memapah tubuh wanitanya yang gemetaran.“An … di-a menghilang.” Tangis Livy pecah, perhatian semua orang tertuju pada keluarga kecil itu.Setelah mendengar hal itu, Al dan Gal bergegas ke toilet wanita, mereka masuk tanpa izin, hingga para pengguna kamar kecil berteriak. Tak sedikit dari beberapa orang melempar dengan sepatu. “Kak, bagaimana ini? An benar-benar menghilang.” Gal tidak menyangka hari istiewa yang dinanti berujung petaka.“Ayo temui Mom dan Daddy,” ajak Al menyeret pergelangan tangan adik laki-laki. Walaupun perih menjalar, Gal tidak peduli, karena saat ini paling penting menemukan keberadaan Antonia. Pikiran dua remaja tampan itu khawatir adiknya diculik, tetapi mengingat belakang ini tidak ada sesuatu yang mencurigakan, hal itu pun mustahil.Livy dan El menuju ruang keamanan, di susul Al dan Gal.

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 297: Saling Menyayangi

    “Berisik!” teriak seorang gadis kecil, menutup telinga dan memelotot menatap dua remaja di depannya.“Anak nakal!” seru suara bass sambil menunjuk penuh amarah. “Itu milikku!”“Ambil saja kalau berani!” sahut remaja satunya lagi.Dalam beberapa tahun berlalu, putra dan putri Livy tumbuh pesat. Ketiganya meramaikan mansion, terutama ketika momen liburan seperti sekarang.Di mana, bukan hanya Al, Gal dan An berkumpul, tetapi Estelle serta para sepupu lain turut menyumbang suara di Mansion Torres.“Kalian itu sudah besar kenapa bertingkah seperti kami?!” lontar An menatap gemas dua kakak laki-lakinya.“Galtero merebut laptopku!” geram Al, “Adik nakal, seharusnya kamu ikut Daddy dan Mommy ke pertemuan bisnis, bukan menjadi pengganggu!” Kalimat pedas Al tertuju pada adiknya.Tidak ingin acara bermainnya terusik, An melangkah maju, mendekati kakak keduanya. Bocah itu bertolak pinggang, menjulurkan tangan, meminta secara baik-baik supaya Gal mengembalikan laptop Al. Akan tetapi, Galtero sang

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 296: Tiga Bersaudara

    “Jika itu sakit tidak mungkin Livy hamil sampai tiga kali!” jawab El.Livy langsung menundukkan wajah, entah dari mana suaminya bisa memiliki jawaban memalukan seperti itu. Jujur, saat ini ia kehilangan muka di hadapan adik ipar. Bukan hanya adik ipar, tetapi ibu mertua yang mendadak masuk kamar. Seketika, ingin sekali Livy melempar bantal pada wajah tampan suami.“Sudah, tidak perlu dibahas. Itu rahasia ranjang,” celetuk Mom Pamela setelah melihat kulit pipi menantu berubah masak.“Tapi … aku penasaran Mom. Setidaknya aku tahu, ternyata tidak sakit.” Tawa Estefania sambil menubrukkan bahu ke lengan Livy.Rasa malu Livy semakin menggunung ketika El sengaja menghampiri, merunduk, lalu menaruh ibu jari di bawah dagu, perlahan menariknya, mempertemukan dua bibir.“Wah, romantis sekali. Tapi seharusnya kalian tidak pamer kemesraan,” ucap Estefania dengan lemas. “Luis belum pulang. Huh, kenapa dia betah sekali di NYC mengunjungi kakak sepupunya, padahal kami lebih membutuhkan,” sambungnya

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 295: Bagaimana Bisa, Dia ....

    [Kak El, cepat ke mansion utama! Sepertinya Livy mengalami kontraksi.]Isi pesan Estefania, dikirim secara diam-diam, sebab Livy selalu menolak. Wanita itu berdalih berdasarkan pengalaman, belum waktunya bersalin.Kedua wanita itu entah sudah berapa putara mengelilingi taman mansion yang luas. Estefania dibanjiri keringat, sama seperti Livy. Akan tetapi, ibu hamil itu enggan mengakhiri kegiatan olahraga ringan.“Akh … tidak apa-apa, semakin terasa sakit, maka waktu bertemu kita lebih cepat,” gumam ibu dari Al dan Gal, membelai bagian bawah perut, seakan mengetahui di sanalah letak kepala bayi.“Mommy percaya kita bisa Nak. Kakak Al dan Gal tidak sabar bermain denganmu,” sambung Livy sembari terkekeh pelan.Sementara Estefania berlinang air mata, menatap Livy sesekali meringis, keringat bercucuran dari kening, bahkan bagian punggung tampak basah.Wanita berambut pirang itu sesenggukan karena ia selalu mengeluh tidak mau mengandung dan melahirkan lagi. Sebab, adik bungsu El merasa tidak

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 294: Sulitnya Merawat Bayi

    “Ternyata kamu masih mengingatnya, aku tidak suka! Di dalam sini dan sini.” El menunjuk kepala serta dada Livy. “Hanya ada aku, pria lain tidak boleh!”Setelah mengatakan itu, El masuk ke mansion lebih dulu, tujuannya bukan ruang kerja atau kamar.Puas menikmati pemandangan langit malam serta suasana kota yang diramaikan pejalan kaki, El memutuskan membawa Livy pulang.Tadi, dalam perjalanan menuju mansion, El penasaran alasan wanitanya sangat menyukai kopi di café itu tetapi enggan berkunjung.Rupanya, di tempat itu Livy kerap menghabiskan waktu, membuang lelah serta perih karena memikirkan nasib pernikahannya bersama Sergio. “Mommy, bagaimana Bibi Es? Apa adik bayi sudah lahir?” tanya Al antara khawatir dan gembira.“Estefania sakit perut karena terlalu banyak makan pedas. Doakan yang terbaik untuk Bibi ya.” Livy memulas senyum lantas memberi kecupan sebelum tidur pada kedua buah hati.Wanita berperut besar itu melangkah ke kamar, ia membersihkan kulit dari sisa-sisa debu. Menggant

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 293: Karena Adik Ipar

    “Kita mau ke mana Mi Amor?!” Dahi El berkerut cukup dalam.Pria itu tidak tahu apa pun, tanpa basa-basi Livy membuka pintu kamar, langsung menarik pergelangan tangan sang suami.“Hati-hati jalannya Mi Amor, sebenarnya ada apa? Kenapa kita buru-buru begini?” El mengamati wajah cantik Livy dihiasi garis kecemasan.“Nanti saja di mobil, ini penting El.” Livy tak melepas tangannya dari pergelangan El. “Tolong kemudikan dengan cepat Pak,” pinta wanita itu tanpa memberi perintah dan arah tujuan.Merasa terdapat sesuatu yang genting, El menjelaskan secara perlahan pada sopir untuk mempersiapkan mobil. Bahkan pria itu harus menambah stok kesabaran, lantaran Livy tidak bisa diam karena menarik-narik lengan kaos.Setelah duduk nyaman, kendaraan roda empat melaju menuju kediaman William. Terlebih dahulu, Livy meneguk setengah botol air mineral.“Pelan-pelan Mi Amor! Kamu bisa tersedak!” Nada peringatan El membuat sopir berjengit. “Lanjutkan, jangan berhenti!” titahnya pada pria di balik setir.“T

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 292: Suami Menyebalkan

    “Kenapa membeli pakaian bayi sebanyak ini, Es? Dia tumbuh cepat, dan berakhir tidak terpakai semua.” Livy melihat adik iparnya tersenyum lebar sambil memerintah maid merapikan kamar bayi. “Kamu tahu Livy, aku sudah tidak sabar berbelanja pakaian bayi sejak kita mendekor kamar anaknya Abril. Akhirnya sekarang Luis mengizinkan aku keluar, ah senangnya.” Estefania menjentikkan telunjuk pada maid. “Lemarinya digeser sedikit, ranjangnya jangan terlalu dekat dengan jendela!”Beberapa bulan berlalu, kandungan para ibu hamil itu telah memasuki tri semester tiga. Apalagi Estefania kurang dari satu bulan lagi melahirkan. Paska terjadi hal tidak diinginkan di salon, wanita itu terpeleset dan mengalami pendarahan ringan. Luis sangat posesif, melarang Etefania melakukan kegiatan apa pun, termasuk belanja kebutuhan bayi.Estefania melirik Livy. “Lalu kamu sudah membeli apa saja?”“Oh itu, karena dokter bilang calon anak ketiga kami laki-laki, kebetulan beberapa baju bayi Al dan Gal masih ku simpa

DMCA.com Protection Status