Setelah berbelanja hampir seluruh varian coklat, serta beberapa perlengkapan bayi, sejoli ini memutuskan segera pulang. Sebab kedua tungkai Livy membengkak, karena berjalan terlalu lama mengitari pusat perbelanjaan.Tiba di mansion, El meredam hasratnya. Ia mengurungkan niat untuk menagih pelunasan pada sang istri. El tidak tega melihat Livy kelelahan, perut besar membuat wanita ini sulit bergerak.“Kak? Katanya mau jatah dua kali lipat?” Livy mengernyitkan alis, menatap wajah lesu suaminya masuk kamar mandi.“Ditunda saja Mi Amor, kamu bilang lelah ‘kan? Aku tidak memaksa, kamu mau tidur duluan?” tanya El, langsung dijawab gelengan kepala oleh Livy. “Ak mandi, tunggu sebentar.”Dari sofa panjang, Livy menatap punggung lebar El, ia merasa bersalah, tetapi ucapan suaminya memang benar. Kemudian ia beranjak, duduk menyandar pada headboard, seraya memijat kakinya.“Kasihan juga Kak El, dua hari ini libur, apa sekarang gagal lagi? Seharusnya aku jangan minta coklat dan beli baju bayi,” gum
Baca selengkapnya