Semua Bab Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat : Bab 101 - Bab 110

777 Bab

101. Mendapatkan warisan

“Hahaha, aku katakan akan menyegelnya dan jika kamu benar-benar bisa melatih kultivasi mu di masa depan bukankah juga sebuah kesempatan bagus untukmu? Juga, teknikku bisa untuk orang sepertimu yang berlatih kekuatan fisik jadi jangan terlalu memikirkan apa kamu pantas atau tidak! Yang harus kamu pikirkan adalah kamu sanggup atau tidak memikul semua ini?” Xiao Chen semakin tidak paham dengan jiwa dari pemilik makam di depannya, semua tindakan serta omong kosong yang dia sampaikan benar-benar bertujuan untuk Xiao Chen agar menerima warisannya. Dan saat ini karena yang lain menolak itu membuatnya menjadi pilihan terbaik apalagi memang petir adalah sesuatu yang cukup untuk membuat tubuhnya naik ke tingkatan yang baru.“Cepatlah nak! Jika kamu terlalu banyak berpikir mereka semua akan sampai dan kamu mungkin harus bertarung dengan mereka!” Seketika Xiao Chen langsung sadar mengenai kalau bukan hanya ia dan kelompoknya yang berada disini. Segera pikirannya langsung melihat ke arah Wu Ni’er
Baca selengkapnya

102. Tidak mempercayaimu

Xiao Chen dan Kelompok Wu Ni’er keluar dari dalam makam, posisi mereka dikeluarkan cukup jauh dari makam. Dengan begitu tidak akan ada yang akan curiga kalau mereka baru saja keluar dari makam sebab jarak dari makam sekarang butuh waktu dua hari untuk sampai kesana. Tinggal mereka berpura-pura untuk tidak terlibat dengan hal-hal di makam, dan menunggu semua orang dikeluarkan dari makam, Xiao Chen menatap ke arah Wu Ni’er yang tampak menunggu perintah selanjutnya. “Maaf Nona Wu, aku tidak punya rencana lain. Jika kalian ingin keluar maka kalian lebih baik keluar sekarang!” Ucap Xiao Chen memberikan sedikit nasehat kepada Wu Ni’er. Mendengar kata-kata Xiao Chen, jelas kalau mereka akan berpisah sekarang tapi entah kenapa Wu Ni’er tidak bisa menerimanya. Dia masih ingin bersama dengan Xiao Chen untuk sementara waktu, bersama Xiao Chen entah kenapa membuatnya merasa jauh berbeda saat bersama pria yang lain. Dia tidak pernah bosan dan sikap Xiao Chen menatapnya tidak seperti pria lain men
Baca selengkapnya

103. Dunia yang sulit

“Buktikan dengan tindakan jangan hanya dengan omong kosongmu saja!” Ming Yue menundukan kepalanya karena malu. Dia kali ini akan benar-benar sulit untuk lepas dari janjinya kepada sang paman, tapi apalah dayanya sekarang? Dalam masa hidup pamannya, mungkin hanya dia yang akan mengetahui kalau kakek Qin tidak akan ada dalam beberapa tahun lagi. “Paman, apa kamu menganggapnya sebagai cucumu?” Tanya Ming Yue secara langsung dan ingin memastikan apakah pikirannya benar atau tidak mengenai sang paman. Kakek Qin tersenyum, memang benar dia menganggap Xiao Chen sebagai cucunya dan karena itulah dia berharap bisa melakukan yang terbaik untuk Xiao Chen selama masih hidup ini. Pria muda yang melakukan segala hal untuk melindungi keluarganya bahkan rela menjadi penjahat di mata seluruh dunia. Mungkin hanya Xiao Chen yang berani untuk melakukan semua itu demi keluarga sendiri, bahkan dia saja merasa lebih rendah jika dibandingkan dengan Xiao Chen. Apalagi sifat Xiao Chen yang lembut dan sangat
Baca selengkapnya

104. Bersiaplah menyesal

BOOOOOMMMMM…“Huf… Akhirnya mendapatkan gulungan ini,” ucap murid sekte pedang merasa senang dengan apa yang dia dapatkan. Di tempat lain, sekte salju yang tadi masuk juga mendapatkan gulungan dan sekte heaven yang dipimpin oleh Su Ruo mendapatkannya juga. Mereka semua gembira mendapatkan gulungan yang menjadi warisan di dalam sana tapi mereka tidak tahu kalau yang mereka dapatkan hanyalah gulungan biasa dengan teknik biasa. Pandangan Su Ruo yang memiliki ketajaman lebih dari orang-orang disekitarnya merasa ada hal yang aneh. Kenapa mereka hanya mendapatkan gulungan saja? Padahal seharusnya mereka mendapatkan sesuatu yang lebih daripada gulungan ini. Tapi kenapa hanya ada gulungan? Dan dimana roh penjaga makam itu berada? Di lihat lagi memang gulungan ini sangat berharga dan memiliki tingkat yang menakjubkan. Saat dia sedang berpikir keras, jiwa dari pemilik makam muncul dan berbicara seolah sangat puas dengan pertarungan mereka. Sebagai hadiah dia memberikan gulungan berisi teknik d
Baca selengkapnya

105. Keluar dengan hasil

BOOOOOMMM…Niat membunuh tiba-tiba lepas dari tubuh Kakek Qin dan itu membuat Ming Yue merasa takut. Entah kenapa kali ini pamannya benar-benar bukan seperti dirinya di masa lalu yang selalu tenang meski ada masalah tapi ini… Jelas kalau sedang marah saat mendengar kalau Xiao Chen ternyata di permainkan oleh Su Ruo. Ming Yue bahkan tidak berani mengeluarkan sepatah katapun saat melihat pamannya itu sedang marah, meskipun dia sadar kalau pamannya sudah melemah tapi aura yang dipanjatkan saja masih membuatnya tertekan. “Paman ini…” “Diamlah! Kau membuatku kecewa Ming Yue, aku akan kembali dulu.” Ucap Kakek Qin berbalik pergi meninggalkan Ming Yue dengan tubuh gemetar. Suara pamannya sangat tegas, itu membuktikan kalau sang paman benar-benar kecewa dengan dirinya. Bahkan punggung sang paman seolah tidak percaya kalau ada murid di sektenya akan seperti itu, padahal setahu dia sesama murid akan saling menghormati dan saat melihat macan api hitam orang pasti akan menjadi lebih hormat kepa
Baca selengkapnya

106. Tamu dari luar

Amarah dari tetua sekte Crown tidak terbendung, sebab dia telah melakukan semuanya untuk membantu anak-anak ini keluar mendapatkan pengalaman. Bukan pengalaman yang mereka dapatkan malah rasa malu karena kegagalan mendapatkan harta di dalam makam. Mereka benar-benar gagal dan kehilangan beberapa orang yang seharusnya menjadi jenius dalam sekte saat ini, menjelaskan kepada sekte saja sudah pasti membuatnya kena hukuman apalagi kali ini tidak ada hasil.Murid-murid itu tidak menjawab dan hanya menundukkan kepala, mereka benar-benar kalah dari ketiga sekte sebab kekuatan jauh lebih rendah lalu jebakan di dalam makam bahkan lebih berbahaya daripada apa yang mereka bayangkan. Memikirkan kekalahan itu membuat mereka sangat sakit hati tapi apalagi yang dapat mereka perbuat? Kalah, iya mereka kalah dengan menyedihkan meski telah membunuh beberapa murid dari tiga sekte tersebut. Melihat tidak ada gunanya marah, tetua itu membiarkan semua muridnya pergi dengan wajah muram. “Bajingan-bajingan i
Baca selengkapnya

107. Di permainkan

“Tidak perlu meminta maaf padaku, tampaknya cucuku juga tidak terlalu memasukan kalian ke dalam hatinya. Bahkan setelah dia merasakan aura kalian, dia masih sibuk dengan makanan sendiri jadi kembalilah jangan datang kesini lagi!” Jawab Kakek Qin mengenai apa yang dilakukan oleh Ming Yue. Jelas sekali dia lebih menghormati pilihan Xiao Chen daripada Ming Yue yang jelas keponakan beladirinya.“Paman Qin, aku benar-benar minta maaf karena tidak mengajari mereka dengan baik. Aku berjanji setelah kembali nanti akan menghukum mereka!” Ucap tetua ketiga membungkuk meminta maaf di ikuti dengan murid-murid sekte di belakangnya.“Hahahaha, tidak usah dipikirkan! Aku ini hanya tulang berjalan yang juga sudah mati, kenapa kalian terlalu hormat kepadaku? Sudah, aku tidak ada masalah dengan ajaran kalian sebab setiap sekte punya kebanggaan mereka sendiri. Dan Cucuku tampaknya punya kebanggaan sendiri!” Mendengar kata cucu dari mulut kakek Qin membuat murid-murid sekte heaven berkeringat dingin. Bah
Baca selengkapnya

108. Tidak Sesuai

Su Ruo yang tidak dapat menahan amarahnya sebab merasa di tipu oleh Xiao Chen langsung berteriak. Dia marah, benci, dan kesal dengan kebohongan Xiao Chen terhadap dirinya yang menipu seperti saat itu. Jika Xiao Chen bilang dengan jelas mungkin dia tidak akan masuk terburu-buru lalu mungkin harta itu bisa didapatkan olehnya dan bisa saja warisan itu cocok dengan dirinya juga. Tapi sekarang itu benar-benar jatuh ke tangan Xiao Chen yang juga sampah daripada manusia biasa, tentu dia sangat tidak terima dengan semua itu. Bahkan jika dia di pukul sampai mati disini, dia akan tetap bertanya dengan marah kepada Xiao Chen mengenai kebohongan tersebut.“Kamu… Siapa?” Tanya Xiao Chen dengan suara datar seolah ia tidak kenal dengan Su Ruo. Ming Yue menatap tajam ke arah Xiao Chen seolah dia melihat melalui kedalaman mata pemuda itu tapi yang dia lihat adalah ketidakpedulian serta acuh tak acuh terhadap Su Ruo.“Aku? Aku Su Ruo! Aku wanita yang kamu tolong waktu itu dan aku juga yang…”“Hei, Nona
Baca selengkapnya

109. Perubahan Xiao Chen tiba-tiba

“Uhu…uhuk…!” Kali ini Xiao Chen benar-benar muntah darah karena pukulan Ming Yue. Tubuhnya terasa hancur dan entah kenapa kakinya juga gemetar dengan kuat karena batas yang dapat diterima tubuhnya jauh dari apa yang dapat ditahan badan Xiao Chen. Matanya menatap Ming Yue dengan penuh amarah, jelas lukanya tidak parah tapi terasa sangat sakit karena serangan dari Ming Yue.“Nak! Kamu hanya anak yang bodoh, kamu telah mengkhianati keluargamu sendiri. Membunuh banyak orang, merusak masa depan adikmu sendiri dan membunuh seluruh sepupunya yang disebut jenius. Setelah kamu melakukan semua itu, kamu ingin hidup dengan tenang? Kamu bilang kalau mereka buruk? Hei.. Sadarlah bocah yang tidak tahu malu, sadar! Kamulah yang lebih parah daripada mereka!” Ming Yue dengan serius menatap Xiao Chen, matanya juga penuh dengan amarah serta niat membunuh. Seolah marah dengan sikap Xiao Chen yang berpura-pura lupa dengan dirinya dulu yang telah banyak melukai orang lain, dengan itu saja sudah dapat memas
Baca selengkapnya

110. Itu kamu?

Dua serangan saling bertabrakan tapi itu belum selesai, sebab sosok Xiao Chen tiba-tiba berubah menjadi aneh. Dari belakang punggung Xiao Chen muncul sayap ungu yang dikelilingi oleh petir serta tangan kirinya tampak mirip seperti cakar. Dengan cepat Xiao Chen muncul di depan Ming Yue lalu menebasnya dengan kuat pedang serta menggunakan cakarnya untuk melukai Ming Yue. Slassshhhh…Swisshhh..“Anak ini… Kehilangan kesadarannya bukan?”Ming Yue bisa merasakan kalau Xiao Chen tidak sadarkan diri terlebih di entah kenapa merasakan tubuh Xiao Chen seolah menerima banyak energi yang membuatnya terus bertambah kuat secara paksa. “Aghhhhhhhh! Kenapa? Kenapa aku harus sendiri lagi? Dunia ini kejam!” Teriak Xiao Chen ke langit dengan matanya meneteskan air mata darah. Kakek Qin yang tadi tersenyum langsung membeku, teriakan Xiao Chen adalah tangisan kesedihan yang dialami oleh Xiao Chen sendiri. Dan perubahan ini bukan keinginan dari Xiao Chen itu sendiri, ini hanyalah paksaan yang muncul kare
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
78
DMCA.com Protection Status