“Hai, Ran? Pulang bareng, yuk! Udah selesai belum kerjaannya? Bima datang menghampiri Rania dan mengajak pulang bersama.Reynald menatap Bima tak berkedip. Pria itu nampak betul jika dia seperti sedikit terganggu dengan kedatangan Bima. Namun, Reynald berusaha untuk tetap bersikap biasa agar tak kentara jika dirinya terganggu.“Eh, Bapak. Ada di sini juga, Pak?” tanya Bima pada Reynald.“Iya. Lagi mantau pekerjaan Rania,” jawab Reynald.“Oh, iya, Pak.” Bima mengangguk.“Maaf, Bim, aku kayaknya gak bisa, deh! Kerjaan aku belum selesai. Kamu pulang duluan aja,” ujar Rania, sedangkan Reynald hanya melihat tanpa ekspresi.“Apa masih lama? Tidak apa-apa, biar aku tunggu.” Bima masih berusaha agar ia bisa pulang bersama Rania.“Kalau kamu nungguin aku, takutnya nanti malah kelamaan. Lebih baik kamu pulang duluan saja, Bim. Aku nggak apa-apa, kok!” Bima yang ingin kembali bersuara, harus kembali menutup mulutnya saat mendengar ucapan bosnya. “Lebih baik kamu pulang duluan saja. Rania masih
Read more