All Chapters of Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi: Chapter 71 - Chapter 80

815 Chapters

Bab 71 Theo Tidak Tega Melihatnya Demam

Kayla yang sedang tidur dibangunkan oleh ketukan pintu yang mendesak. Suara itu bergema di telinganya. Ada enam rumah di lantai ini, dia tidak dapat membedakan rumah mana yang sedang diketuk.Dia memaksakan diri untuk membuka matanya. Sepertinya suhu tubuhnya meningkat, bahkan napasnya pun makin berat dan kering. Dia kantuk dan lemas hingga kembali tertidur ....Theo yang berada di luar pintu mengetuk untuk cukup lama, tetapi Kayla tidak membukakan pintu dan tidak menjawab teleponnya. Kalau bukan karena mendengar nada dering dari dalam, dia akan mengira Kayla tidak berada di rumah.Theo mengerutkan keningnya dan amarahnya tampak lebih jelas dari biasanya. Dia langsung menelepon Axel. "Cepat suruh tukang kunci datang ke apartemen nomor tujuh, gedung tiga nomor 603."Setengah jam kemudian, pintu terbuka.Theo tidak menyalakan lampu, dia langsung melangkah ke kamar tidur Kayla. Langkahnya sangat cepat dan terkesan sangat panik.Begitu membuka pintu, dia hampir kehabisan napas karena suhu
Read more

Bab 72 Kayla Menamparnya

Bagian kulit yang digosok Theo dengan ujung jari segera memerah. Kayla yang sedang tidur pun kesakitan hingga membuka matanya. Ketika melihat orang di depannya, dia langsung mengerutkan keningnya sambil bergerak mundur. Dia bergumam dengan kesal, "Theo, jangan sentuh aku ...."Begitu kata-kata ini dilontarkan, seisi ruangan menjadi sunyi senyap, hanya tersisa suara napas mereka.Tadi Theo masih mencoba untuk menahan amarahnya, tetapi sekarang dia meledak!Setiap area tubuhnya memancarkan aura yang ganas. Dia menarik Kayla, lalu mencondongkan tubuhnya untuk menimpa Kayla. "Aku nggak boleh menyentuhmu, tapi Davin boleh? Kayla, aku harus bilang kamu pintar karena pandai membangkitkan gairah pria atau bodoh? Di antara begitu banyak pria di Kota Bapura, kamu menyukai sahabatku?""Apa menurutmu aku lebih mementingkan wanita daripada sahabat?"Kayla tidak menjawab. Sekujur tubuhnya ditekan oleh tangan Theo, tetapi dia tidak merespons. Sepertinya dia ketiduran lagi.Mata Theo tertuju pada waja
Read more

Bab 73 Kenapa Dia Harus Membujuk Theo

Terdengar suara "plak" yang nyaring hingga suasana menjadi hening.Tamparan Kayla terkesan sangat kuat, tetapi sebenarnya dia tidak punya tenaga. Dia bahkan belum makan apa-apa sejak kemarin dan demam sepanjang malam. Pukulannya seperti sentuhan ringan, wajah Theo bahkan tidak bergerak.Namun, menampar adalah tindakan yang sangat memicu emosi. Bukan soal betapa sakitnya tamparan itu, melainkan betapa besar penghinaan yang ditimbulkan oleh tamparan itu!Bagaimana mungkin Tuan Muda Theo yang selalu disanjung pernah ditampar?Dia menyipitkan matanya dengan kuat, lalu mengangkat Kayla dari tempat tidur sambil memelototi Kayla. "Nyalimu sudah besar ya, beraninya kamu memukulku?"Nada bicaranya tidak terlalu berfluktuasi, tetapi setiap kata yang dilontarkan penuh dengan amarah.Menghadapi situasi ini, Kayla bahkan sudah mempersiapkan diri untuk ditampar kembali. Dia bahkan sudah berpikir kalau Theo menamparnya, dia akan menampar Theo kembali, lalu pergi ke kantor polisi untuk melaporkan Theo
Read more

Bab 74 Menyelingkuhi Pak Theo

Hardy tertawa ringan. "Nggak, jangan asal pikir! Kulihat akhir-akhir ini kamu sibuk syuting dan harus menangani pameran juga, kamu sudah lembur beberapa hari, jadi kupertimbangkan untuk memberimu liburan agar kamu dapat beristirahat dengan baik. Anak muda jangan bekerja terlalu keras, kesehatan paling penting."Mendengar kata-kata ini, Kayla pun tidak lanjut bertanya. Sekalipun Hardy tidak bersedia memberitahunya, dia bisa menebak alasan di balik hal ini.Dua hal buruk terjadi secara beruntun. Mengingat kata-kata yang diucapkan Theo tadi, bagaimana mungkin dia tidak tahu siapa dalang di balik semua ini!Setelah menutup telepon, Kayla mengembuskan napas panjang ... sungguh menyebalkan!Viola yang berada di samping berkata dengan sinis, "Hei, kamu dipecat, 'kan? Tahu rasa kamu!"Kayla mengerutkan keningnya sambil menoleh ke arah Viola dengan kesal. "Kenapa kamu masih di sini?""Ini tempat umum, apa aku ...."Memerlukan izinmu untuk berada di sini.Namun, sebelum Viola menyelesaikan ucapa
Read more

Bab 75 Alasan Kecelakaan Itu

Setelah menutup telepon, Kayla langsung menelepon polisi. Sepuluh menit kemudian, polisi datang. Polisi menginterogasi setiap orang yang terlibat, lalu membujuk pemilik rumah dan yang lainnya pergi.Suara umpatan memudar dan Kayla pun tidak mengantuk lagi. Dia duduk bersila di sofa, lalu membuka sebuah situs web untuk mencari rumah yang cocok.Karena mereka sudah bertengkar malam ini, dia tidak mungkin tinggal di sini lagi.Tepat ketika dia tertarik pada sebuah rumah dan hendak mengklik halaman tersebut, ponselnya berdering. Penelepon menggunakan nomor asing luar negeri.Kayla tidak mempunyai teman di luar negeri. Dulu, kalau dia mengalami situasi seperti ini, dia akan menganggap penelepon sebagai penipu dan langsung menolak telepon, tapi kali ini ....Dia menatap serangkaian angka dan merenung untuk cukup lama. Akhirnya, sebelum panggilan terputus secara otomatis, dia mengusap layar untuk menjawab telepon. "Halo."Terdengar suara Martin Sandio yang familier dari ujung lain telepon. "K
Read more

Bab 76 Memaksanya Mengalah

Setelah mengirim pesan, Kayla tidak menunggu balasan dari Theo. Dia langsung memblokir Theo dan membawa kopernya pergi meninggalkan perusahaan properti.Sekarang adalah jam macet dan sulit untuk mencari taksi. Dia berencana untuk menginap di hotel sekitar dulu. Setelah mengemasi barang dan mencari rumah seharian, dia sudah kelelahan."Bip bip."Saat ini, sebuah SUV hitam berhenti di sampingnya.Kayla menoleh dan melihat ke arah jendela mobil yang terbuka, lalu terlihat wajah tampan Davin."Kayla, ada apa denganmu?""Pindah rumah. Awalnya sudah sepakat untuk menandatangani kontrak pada pukul enam, tapi pemilik rumah tiba-tiba berubah pikiran." Dia tidak keberatan untuk menunjukkan keterpurukannya kepada Davin. "Bagaimana denganmu, kenapa datang ke sini?"Ada rumah sakit di seberang dan jalan ini dipenuhi dengan warung kecil. Selain agak kuno, jalanan juga sempit dan bangunan agak kumuh, tidak seperti tempat yang akan didatangi Davin.Davin berkata, "Hari ini aku pergi mendaki gunung den
Read more

Bab 77 Semalam Dia Tinggal di Apartemen Davin

Davin sedang melihat menu. Mendengar ucapan ini, dia menatap Kayla yang sedang minum air sambil berkata dengan ragu-ragu, "Kayla nggak akan melakukan hal seperti ini. Kalau dia ingin memperkenalkan seseorang padaku, dia akan menanyakan pendapatku terlebih dahulu. Nona Viola, kalau kamu suka mengadu domba, pindahlah ke meja lain."Kayla mendongak dengan kaget.Sebenarnya hubungannya dengan Davin tidak begitu akrab, apalagi sampai tahap memercayai satu sama lain. Sebelumnya kalau Davin menghadapi keadaan seperti ini, Davin mungkin akan menggunakan kata-kata sopan untuk menyudahi masalah.Kayla juga tidak pernah melihatnya bersikap kasar pada wanita yang lebih centil daripada Viola.Wajah Viola memerah karena malu, dia sungguh ingin menggali lubang untuk menyembunyikan dirinya sendiri.Meskipun suara Davin tidak keras dan jarak antar meja cukup jauh, ada banyak orang yang duduk di sekeliling mereka. Semuanya langsung menatap Viola dan bahkan ada yang mulai berkomentar dengan sinis.Viola
Read more

Bab 78 Ciuman Ganas Theo

Ketika Theo tiba di Vetro, yang lainnya sudah tiba.Melihat jas dan dasi rapi yang dikenakan Theo, Carlos bertanya, "Kamu datang dari kantor?""Ya.""Ck, istri sudah mau lari, untuk apa menghasilkan begitu banyak uang? Untuk dikubur bersamamu?""Apa hubungannya denganmu?"Carlos mengumpat dalam hati, 'Sialan, dia makan bom, ya!'Theo duduk di samping Carlos dan di seberang ada Davin.Theo mengangkat anggur yang dituangkan pelayan, lalu mengarahkan gelasnya ke arah Davin. Ketika dia bergerak, cairan di dalam gelas pun memancarkan sinar. "Suruh Kayla pindah dari apartemenmu."Mendengar ucapan Theo, Davin tidak kaget. Dia tidak melakukan hal jahat, jadi dia tidak berniat untuk menyembunyikan hal ini. "Theo, kamu sudah keterlaluan. Bagaimanapun, Kayla adalah seorang wanita, tengah malam begitu, membiarkannya berkeliaran di jalanan sambil membawa koper sangat berbahaya."Wajah Theo ditutupi oleh bayangan. Ekspresinya sangat datar, dia berkata dengan tenang, "Ini adalah masalah rumah tangga
Read more

Bab 79 Kepala Theo Bocor

Kayla tercengang. Dia meletakkan tangannya di bahu Theo sambil berkata, "Theo, jangan gegabah."Biasanya, dia tidak pernah berpikir Theo akan melakukan sesuatu padanya, tetapi sekarang Theo mabuk dan orang yang mabuk tidak punya akal sehat.Memang benar, penolakannya membuat Theo makin kasar padanya.Apartemen ini tidak besar. Jarak pintu ke kasur kurang dari sepuluh meter.Namun, Theo bahkan tidak melangkah ke kasur. Theo langsung memegang wajah Kayla dan lanjut menciumnya. Punggungnya bersentuhan dengan ujung lemari sepatu. Meskipun tidak sakit, rasanya sangat tidak nyaman.Kayla menghindar sambil berseru, "Jangan sentuh aku."Dia ingin mendorong Theo menjauh, tetapi tenaga pria sangat kuat. Tidak peduli sekeras apa pun dia berusaha, dia tidak bisa melepaskan diri dari pelukan Theo.Bibir Theo terlepas, tetapi dia tidak terburu-buru untuk mencium Kayla lagi. Dia hanya mempertahankan posisinya dan menatap Kayla dengan mata setengah tertutup.Wajah cantik Kayla dipenuhi dengan amarah.
Read more

Bab 80 Tidur di Kasurnya

Sebagian besar amarah Kayla mereda, tetapi dia tidak bermaksud untuk mengalah. "Nggak mau pun harus tinggal. Dokter, tolong aturkan kamar untuknya."Awalnya, dia mengira Theo akan membuat keributan, tetapi ternyata Theo hanya duduk diam di samping tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Saat ini, kasir sangat sepi. Kayla segera kembali dengan membawa formulir rawat inap.Bagian rawat inap berada di gedung belakang dan Kayla memilih ruangan pribadi.Kayla berkata, "Perlukah aku mencarikan perawat untukmu?""Aku nggak terbiasa diawasi oleh orang asing saat tidur.""Kalau begitu aku akan menyuruhnya berjaga di pintu. Kalau kamu membutuhkan bantuan, panggil dia." Kayla yang agak kantuk pun menguap.Theo menatapnya dengan dingin. "Aku gegar otak, apa menurutmu aku punya tenaga untuk memanggil orang?"Kayla berkata dengan marah, "Gegar otak nggak membuat orang jadi bisu ...."Sebelum Kayla selesai berbicara, terdengar suara dari luar pintu."Theo."Evi datang.Melihat kain kasa di kening Theo, d
Read more
PREV
1
...
678910
...
82
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status