Endra sudah terlanjur mabuk dengan aroma melon bercampur feromon yang menguar dari tubuh Dania. Dia bahkan seperti sudah setengah gila. Dia ingin memiliki gadis itu. Dengan intens, dia menaburkan kecupan-kecupan lembut di dada Dania.Namun, pada akhirnya, Endra terpaksa harus menghentikan aksinya, karena Dania mendorongnya dengan paksa bersamaan dengan terdengarnya suara ponsel gadis itu. Saat akhirnya keduanya sama-sama bangkit. Endra masih belum bisa seratus persen mengontrol hasratnya. Dia masih mabuk melihat wajah dan sebagian tubuh bagian atas Dania yang memerah.“Halo, Sil, ada apa?” kata Dania saat menempelkan ponselnya ke telinga.“Lo masih di kamar kan?” tanya Sisil.“Iya,” jawab Dania, “kenapa?”“Lo lihat ada laptop gue nggak di nakas?” tanya Sisil.Perhatian Dania lalu beralih ke nakas. “Oh, iya ada,” katanya, “kenapa?”“Tolong bawain ke kamar Zevan dong,” sahut Sisil. ““Oke ... oke, gue ke sana sekarang,” sahut Dania.“Thanks, gue tunggu ya,” kata Sisil.Dania meletakkan
Read more