Home / Romansa / Crash Melody / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Crash Melody: Chapter 71 - Chapter 80

164 Chapters

Crash Melody 71

Endra sudah terlanjur mabuk dengan aroma melon bercampur feromon yang menguar dari tubuh Dania. Dia bahkan seperti sudah setengah gila. Dia ingin memiliki gadis itu. Dengan intens, dia menaburkan kecupan-kecupan lembut di dada Dania.Namun, pada akhirnya, Endra terpaksa harus menghentikan aksinya, karena Dania mendorongnya dengan paksa bersamaan dengan terdengarnya suara ponsel gadis itu. Saat akhirnya keduanya sama-sama bangkit. Endra masih belum bisa seratus persen mengontrol hasratnya. Dia masih mabuk melihat wajah dan sebagian tubuh bagian atas Dania yang memerah.“Halo, Sil, ada apa?” kata Dania saat menempelkan ponselnya ke telinga.“Lo masih di kamar kan?” tanya Sisil.“Iya,” jawab Dania, “kenapa?”“Lo lihat ada laptop gue nggak di nakas?” tanya Sisil.Perhatian Dania lalu beralih ke nakas. “Oh, iya ada,” katanya, “kenapa?”“Tolong bawain ke kamar Zevan dong,” sahut Sisil. ““Oke ... oke, gue ke sana sekarang,” sahut Dania.“Thanks, gue tunggu ya,” kata Sisil.Dania meletakkan
Read more

Crash Melody 72

“S ... sory, kata Dania.” Dia lalu mengambil ponselnya dan kembali lagi ke kamar mandi. Dia tak ingin mengganggu Sisil karena kelihatannya gadis itu masih mengantuk.“Halo, Ta, ada apa?” tanya Dania.“Dan, kok gue pengen nonton konsernya Evolution ya,” kata Rita.Dania membelalakkan mata. “Yang bener lo!” katanya, “ayok dong. Entar sebelum konser lo ke back stage dulu biar bisa ketemu sama gue.”“Iya, niat gue juga gitu. Biar bisa sekalian ketemu sama lo,” sahut Rita.“Rencananya lo mau nonton konser Evolution di mana?” tanya Dania.“Surabaya kayaknya sih. Kemaren pas buat yang di Jogja gue nggak dapet tiketnya,” sahut Rita.“Oke ... oke, gue tunggu ya. See you di Surabaya,” kata Dania. Dia lalu memutus sambungan telepon.Dania lantas iseng mengecek akun Instagramnya. Dia mengecek notifikasi karena ada yang membalas komentarnya. Rupanya Karra membalas komentarnya. Dania tersentil karena gadis itu seolah menegaskan kalau dia lah yang mempunyai lebih banyak waktu dengan Endra.Sebenarny
Read more

Crash Melody 73

Endra mengangkat kedua alis. “Masak sih?” katanya.Karra membelalakkan mata. Dia takut salah bicara. Dia lalu meralat ucapannya. “Saya Cuma denger-deger sih, Pak. Pak Endra jangan percaya sama saya takutnya entar jadi fitnah,” kata Karra.Endra lalu tersenyum. “Ya, gue sih percaya nggak percaya. Soalnya kasus skandal kayak gitu sering banget kejadian. Perselingkuhan sesama karyawan. Atasan sama bawahan. Bos sama sekertaris,” kata Endra.Karra terpancing ketika Endra menyebut kata-kata terakhirnya. “Menurut Pak Endra, itu mungkin terjadi di antara kita nggak sih?” ceplosnya.Endra seketika berhenti mengunyah makanan setelah mendengar Karra berkata begitu. Raut wajahny mendadak menjadi serius dan kaku. Mendadak Karra menyesal. Dia takut ucapannya menyinggung perasaan Endra.“Ma ... maaf, Pak Endra. Nggak seharusnya sa ... saya ngomong kayak begitu,” kata Karra.Endra lalu tersenyum. Dia lalu lanjut mengunyah makanannya. “Kenapa harus minta maaf?” katanya setelah menelan. “Gue nggak mara
Read more

Crash Melody 74

Dania menghembuskan napas lega setelah keluar dari kamar mandi. Dia berjala cepat lalu menyenggol Sisil yang hendak berjakan masuk ke kamar mandi.“Akhirnya kita liburan, yeay!” katanya.Sisil tertawa. “Dandan yang cantik sana lo,” katanya.“Siap komandan!” kata Dania. Dia lalu mematut bayangannya di cermin.Lokasi wisata yang akan dikunjugi rombongan Evolution kali ini adalah Tebing Breksi dan Hutan Pinus Mangunan.Dari hotel menuju kawasan wisata Tebing Breksi dibutuhkan waktu tempuh sekitar empat puluh menit. Seperti biasa, Dania seketika takjub ketika melihat kawasan wisata itu. Sebelum dekat dengan tebing saja dia sudah dibuat meenganga dengan lukisan naga timbul yang begitu besar di tebing.“Keren banget itu uler yang ada di temboknya, Sil,” kata Dania, “aku mau foto di sana ya entar.”“Iya ... iya,” kata Sisil sambil terus berjalan, “lo belum pernah ke sini ya?”Dania menggeleng.“Gue sih udah dua kali ini. Kalo malem ini, Dan, pemandangannya lebih bagus lagi. Di tebingnya ada
Read more

Crash Melody 75

Namun sebelum menutup pintu kamar mandi, Rita dikejutkan dengan kedatangan Fathan ke kamarnya. Laki-laki itu berjalan dengan langkah cepat lalu dengan kasar menyeret Rita dan melemparkan tubuh gadis itu hingga dia terduduk di kloset.“Aduh!” keluh Rita. Pantatnya terasa sakit bukan main, “kamu tuh apa-apaan sih, Yang!”“Ngapain kamu pesen tiket ke Surabaya?!” tanya Fathan. Nada suaranya meninggi, “mau ngelonte di sana hah?”Rita gelagapan. Bukannya dia tak mau bercerita dengan Fathan, hanya saja kalau dia jujur dari awal juga belum tentu dia diizinkan melihat konser Evolution di Surabaya.“A ... aku,” sahut Rita. Tubuhnya gemetar.Fathan mencengkeram dagu Rita. “Apa?!” bentaknya, “ditanya itu jawab jangan aka ... aku ngak jelas!”Rita menelan ludah. Bersamaan dengan itu tetes bening keluar dari kedua matanya.Fathan lalu melayangkan tamparannya ke pipi Rita dengan satu tangannya yang terbebas. “Kalo ditanya itu jawab?!”Tangis Rita semakin parah. “A ... aku mau nonton konser Evolution
Read more

Crash Melody 76

Zevan sedikit kaget ketika sampai di Surabaya. Ternyata ibukota provinsi Jawa Timur itu memiliki beberapa kemiripan dengan Jakarta. Terutama dari segi macetnya, panasnya dan pulusinya. Padahal sebelumnya dia pikir kondisi lingkungan di Surabaya akan beda jauh dari Jakarta.Saking panasnya, belum ada setengah hari berada di Surabaya, laki-laki itu sudah mandi dua kali.“Lo bukannya tadi pagi pas nyampe sini udah mandi?” tanya Sisil ketika melihat rambut basah Zevan saat akan berangkat ke Grand City.“Iya mau gimana lagi. Panas banget sih,” kata Zevan.“Iya, ya, ternyata panasnya ngak beda jauh sama Jakarta,” kata Sisil.“Walaupun pas di Semarang kemaren juga panas sih. Tapi di sana macetnya nggak separah di sini. Ini sih udah kayak kakak-adek banget lah sama Jakarta,” kata Zevan.Sisil terkekeh. “Bukan cuma orang ya yang kakak-adek, tapi kota juga,” katanya.Zevan mengangguk. “Semua sudah pada ngumpul kah di bawah?” kata Zevan. Dia lalu mengunci pintu kamarnya.“Udah sih. Tinggal Dania
Read more

Crash Melody 77

Karra mengetuk pintu setibanya di depan rungan Zevan. Karena tak ada sahutan, gadis itu lalu mencoba membuka pintu. Dia memegan handle pintu dengan tangan kirinya.Endra rupanya sedang tertidur. Dengan hati-hati, Karra lalu meletakkan cangkir di meja Endra dengan sangat hati-hati. Dia tidak mau bosnya terbangun.Selama beberaba menit mengamati wajah Endra saat sedang tidur membuat Karra takjub. Raut wajah laki-laki itu terlihat sangat damai. Dia ingin menyentuhnya, tapi takut Endra terbangun. Akhirnya Karra memutuskan untuk duduk di kursi di seberang meja. Dia tersenyum-senyum sendiri mengamati laki-laki itu.Namun semakin lama memperhatikan Endra, keinginan Karra untuk menyentuh wajah laki-laki itu muncul lagi. Dengan hati-hati sekali, Karra lantas menggerakkan tangannya. Dengan pelan, dia menyentuh pipi Endra. Dalam waktu sepersekian detik setelah itu, kepala Zevan bergerak. Tentu saja Karra buru-buru menarik tangannya.Perlahan, Endra membuka mata. Laki-laki itu gelagapan saat mel
Read more

Crash Melody 78

Dania merebahkan tubuhnya di kasur setibanya di hotel. Perjalanan konser Evolution belum sampai separuh, tapi gadis itu sudah merindukan kehidupan normalnya. Kehidupan dengan jam tidur delapan jam dal semalam.“Yaampun, Dan, lo mau tidur lagi?” kata Sisil.Dania tak menjawab Sisil, dia malah menarik guling dan menyembunyikan wajahnya di balik guling itu.Sisil berkacak pinggang sambil geleng-geleng kepala. Dia lalu mengguncang-guncang tubuh Dania. “Bangun woy!” katanya.Dania bangkit. Dia lalu duduk di tepi ranjang.“Gue kangen hidup normal gue,” kata Dania.Sisil mengerutkan kening. “Maksud lo? Yang normal dan nggak normal itu kayak gimana?” tanyanya.“Ya hidup normal gue itu gue tidur delapan jam setiap malem. Terus tidurnya juga di kamar gue sendiri. Bukan pindah-pindah dari hotel ke hotel kayak gini,” kata Dania.Sisil tertawa. “Homesick lo?” tanyanya.“Terserah sih lo nyebutnya apa. Yang pasti gue kangen hidup normal gue,” kata Dania.Sisil terkekeh lagi. “Ya, mau nggak mau lo ha
Read more

Crash Melody 79

Endra tersenyum. Dia lalu maju lagi. Dengan gesit tangan kanannya lalu meraih pinggang Dania, membuat tubuh mereka tak berjarak.“Aku kangen banget sama kamu,” kata Endra.Dania tersenyum. Dia mendongak. Ditatapnya laki-laki yang lebih tinggi lima sepulu senti meter darinya itu dengan tatapan takjub. Endra sungguh sangat tampan. Seketika Dania merasa sangat beruntung.Saat Endra mendekatkan wajahnya, jantung Dania berdegup berkali-kali lipat lebih cepat dari biasa. Saat bibir kekasihnya itu menyentuh bibirnya dengan perlahan, Dania memejamkan mata. Lalu dalam hitungan detik, keduanya beradu pagutan. Dania tak mau Endra mendominasi. Semakin intens serangan yang Endra lakukan, semakin intens juga balasan yang dia berikan. Sehingga meski dia merasakan tangan kanan Endra berkelana, dia seolah tak peduli. Baru setelah kehabisan napas, dia menarik diri.Dania mengerutkan kening saat melihat Endra tertawa kecil sambil menatap wajahnya.“Ke .. napa?” tanya Dania. Suaranya pelan lantaran napas
Read more

Crash Melody 80

Dania membuka mata perlahan. Dia tersenyum ketika menoleh dan melihat Endra tidur di sampingnya sambil memeluk erat sebuah guling. Laki-laki itu tidak memakai selimut karena selimutnya dipakai untuk menutupi tubuh Dania. Lantaran ingin ke kamar mandi, Dania lalu bangkit. Dia membelalakkan mata saat selimut yang menutupi tubuhnya melorot.Bagaimana bisa dia menggunakan kemeja pria? Dia lebih terkejut lagi saat melihat bajunya terlipat rapi di atas nakas.“Sori, ya, aku pikir kayaknya kamu nggak bakalan nyaman kalo tidur pake T-Shirt tebel sama celana jeans, jadi aku gantiin,” kata Endra.Dania lalu menoleh pada Endra yang sudah membuka mata tapi masih memeluk guling. Dia lalu menelan ludah. “Ka ... kamu,” katanya sambil menunjuk Endra.Endra melepaskan pelukannya pada guling. Dia lalu bangkit duduk. “Aku kenapa?” tanyanya.“Kamu lihat ... li ... hat ....”“Sori, aku nggak tega mau bangunin kamu dan nyuruh kamu ganti,” kata Endra. Dania reffleks menyilangkan kedua tangannya. “Ih, malu
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status