Beranda / Romansa / Crash Melody / Crash Melody 80

Share

Crash Melody 80

Penulis: Rani Giza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dania membuka mata perlahan. Dia tersenyum ketika menoleh dan melihat Endra tidur di sampingnya sambil memeluk erat sebuah guling. Laki-laki itu tidak memakai selimut karena selimutnya dipakai untuk menutupi tubuh Dania. Lantaran ingin ke kamar mandi, Dania lalu bangkit. Dia membelalakkan mata saat selimut yang menutupi tubuhnya melorot.

Bagaimana bisa dia menggunakan kemeja pria? Dia lebih terkejut lagi saat melihat bajunya terlipat rapi di atas nakas.

“Sori, ya, aku pikir kayaknya kamu nggak bakalan nyaman kalo tidur pake T-Shirt tebel sama celana jeans, jadi aku gantiin,” kata Endra.

Dania lalu menoleh pada Endra yang sudah membuka mata tapi masih memeluk guling. Dia lalu menelan ludah. “Ka ... kamu,” katanya sambil menunjuk Endra.

Endra melepaskan pelukannya pada guling. Dia lalu bangkit duduk. “Aku kenapa?” tanyanya.

“Kamu lihat ... li ... hat ....”

“Sori, aku nggak tega mau bangunin kamu dan nyuruh kamu ganti,” kata Endra.

Dania reffleks menyilangkan kedua tangannya. “Ih, malu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Crash Melody   Crash Melody 81

    Jam di ponsel Dania sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Namun, bukannya tertidur, gadis itu malah semakin cerah matanya. Dia lalu menoleh pada Sisil yang terbaring di sampingnya. Wanita itu sepertinya sangat kelelahan. Dania lalu mengambil selimut dan menyelimuti tubuh wanita itu. Kasihan Sisil. Wanita itu pasti sangat lelah karena tadi sempat tikut menenangkan fans yang sedikit ricuh di pertengahan konser.Merasa jenuh, Dania lalu melihat ponselnya. Gadis itu lalu mengecek akun Instagramnya. Lagi-lagi, gadis itu dibuat panas dengan postingan Karra yang muncul di timeline-nya.Di akunnya, Karra mengunggah foto Endra yang tengah duduk di meja kerjanya. Laku-laki itu terlihat fokus menatap laptop. Filter foto itu hitam putih. Karra menulis kata ‘orang ganteng ini janji ngajak liburan ke Bali, Guys. Aku inget-inget ya. Kalo sampe diingkari janjinya, enaknya diapain?’ sebagai caption di foto itu.Saat membaca kolom komentar, dada Dania semakin panas. Ada teman Karra yang men

  • Crash Melody   Crash Melody 82

    “Mulai deh,” kata Endra, “aku nggak akan ter ....”Endra memutus kalimatnya. Dia ingin bilang tak akan tergoda dengan wanita lain. Namun nyatanya dia baru saja tergoda dengan tubuh sekertarisnya yang ternyata cukup seksi. Mengingat kejadian itu, kepalanya pening lagi.“Nggak akan apa?” tanya Dania.“Eh ... iya,” sahut Endra.“Nggak akan apa?”“Nggak ... lupain aja, “ kata Endra.Terdengar hembusan napas Dania dari seberang. “Beneran nggak ada apa-apa?” tanya Dania.“Nggak, By the way, kamu kirim foto-foto kamu selama ikit tour dong. Buat obat kalo misalnya aku lagi kangen,” kata Endra.Terdengar suara tawa Dania. “Emang bisa ngobatin?” tanyanya.“Nggak sih,” sahut Endra, “ya seenggaknya mengurangi.”“Boleh. Habis ini aku kurim. Oh iya, fotonya selfie yang wajah aja, setengah badan apa full badan?” tanya Dania.“Apa aja sih,” kata Endra, “yang topless juga gapapa kalo ada.” Dia lalu terbahak.“Dasar omes!” sahut Dania, “yaudah, aku matiin dulu ya. Habis ini langsung aku kirim fotonya.

  • Crash Melody   Crash Melody 83

    @tiar**** “Nggak tau kenapa kok gue yakin banget ya malem ini lo peluk jas itu buat nemenin lo tidur, Kar.” @karraalexandra “Bener nggak ya tebakan lo? Bener sih kayaknya. Wkkwkwk” Karena dada dan pikirannya panas, Dania pun terjaga sampai pagi meski tubuhnya terbaring. *** Endra menyempatkan untuk mengecek ponselnya sselagi dia memanasi mobil. Seperti biasa, dia melakukan itu untuk mengecek kalau-kalau ada anak buahnya yang tiba-tiba izin untuk absen dan sejenisnya. Tetapi ternyata tak ada chat dari pegawainya. Yang ada malah chat dari Dania. Dia mengerutkan kening ketika membaca chat dari kekasihnya itu. IshaDania: Kamu nggak pernah kah ngecek I*******m? Penasaran dengan apa yang dimaksud Dania, Endra lalu mengetik balasan dengan cepat. Endra: Enggak. Aku jarang banget main sosmed. Aku nggak segabut itu, Yang, untuk punya waktu scrol-scrol I*******m. Kenapa sih emang? Endra menunggu dalam hitungan menit sebelum akhirnya chat Dania masuk. IshaDania: Kalo nggak sibuk, co

  • Crash Melody   Crash Melody 84

    “Mau tahu banget,” sahut Raden.“Ya caranya gue video call-an lah,” kata Okan sambil mengangkat kedua jari tengah dan telunjuknya membentuk tanda kutip.Zevan tertawa. “I see,” katanya, “tapi kalo gue kayaknya tetap bakalan nggak puas sih. Nggak kaya kalo bisa nyentuh langsung.”“Ya seenggaknya mengurangi lah,” sahut Okan, “lagian bacot doang lo, pacar aja nggak punya.”Raden dan Jojo terbahak. Tawa mereka dibuat-buat memberi kesan mengejek.Zevan berdecak. “Gue nggak punya cewek bukannya gak laku atau nggak mau cari. Cuma gue nggak mau aja fokus gue sama karir keganggu,” kata Zevan. Dia lalu menuangkan anggur ke gelasnya yang sudah kosong.***Zevan pikir tour pertama yang Evolution jalani akan berjalan lancar dan baik-baik saja. ternyata harapan Zevan tak sejalan dengan kenyataan yang terjadi. Salah satu tour-nya yang digelar di salah satu provinsi di Pulau Sulawesi ricuh. Kali ini keributan yang terjadi lebih parah dari yang pertama sebelum ini.Konser yang diadakan di area outdoor

  • Crash Melody   Crash Melody 85

    “Kalo yang pas jasnya dipinjemin ke saya pakai parfum apa?” tanya Karra.“Itu Bvlgari yang Pour Homme,” kata Endra. Dia lalu melipat laptopnya.Karra mengangguk-angguk. Walaupun dia tidak yakin harga parfum itu tak akan ramah dengan kantongnya, dia tetap berniat membeli parfum itu. Dia ingin mencium aroma Endra lebih lama dan lebih puas.***Saat sedang mengecek IHSG di internet, fokus Endra teralih pada judul berita di browsernya yang menyangkut Evolution.“Ricuh, konser Evolution terpaksa dibubarkan”Endra akhirnya membaca artikel itu sampai habis. Dia lalu terpikirkan Dania. Apa kejadian itu yang membuat suasana hati Dania memburuk sehingga gadis itu tak mau merespon panggilannya? Dia lalu berinisiatif untuk mencoba menelepon Dania lagi. Namun, sebelum dia sempat mengambil ponselnya, benda pipih yang dia letakkan di atas nakas itu sudah berbunyi dulu.Senyum Endra terkembang saat melihat nama Dania di layar ponselnya.“Gimana kabar kamu? Aku kangen banget,” kata Endra.“Baik. By th

  • Crash Melody   Crash Melody 86

    Sisil menyempatkan untuk mengecek akun Instagramnya keesokan harinya. Dia penasaran saat story Zevan muncul di pojok paling kiri. Dia lalu melihat story laki-laki itu. di story-nya Zevan meminta maaf kepada Evolutioner yang datang atas ketidaknyamanan yang tercipta. Dia juga meminta para fans agar ke depannya bisa selalu tertib di setiap konser. Dia juga menulis kalau dia merasa terpukul dan sangat sedih atas kejadian itu. Di bait paling akhir, dia menulis kalau dia berharap ke depannya kejadian semacam itu tidak terulang lagi.Untuk menghargai kebesaran hati Zevan, Sisil lalu merepost story laki-laki itu. Di keterangan ceritanya dia menulis. ‘Sejauh ini, kamu dan semua personel Evolution sudah melakukan yang terbaik. Kita bisa ngelewatin ini semua. Let’s fighting until the last day’.Sisil tersenyum lega saat siang harinya dia melihat Zevan sudah bisa tersenyum lagi saat latihan. Dia juga tampak bersemangat lagi seolah-olah kejadian buruk itu tak pernah terjadi. Di sela-sela latihan,

  • Crash Melody   Crash Melody 87

    “Gila, segabut itu lo?” kata Sisil.Dania tertawa hambar. “Ya mau gimana lagi. punya pacar cowok modelannya kayak Endra itu riskful. Lengah dikit bisa disamber orang,” katanya.“Iya sih. Semakin keren dan semakin famous pasangan kita, justru semakin rawan buat disambit orang. Tapi bukannya cewek-cewek banyak yang bermimpi menjadi istrinya CEO ya?” kata Sisil. Dia lalu terbahak.“Mereka belum tau aja. Belum ngerasain. Sama kayak gue dulu pas denger Evolution mau konser keliling Indonesia seneng banget. Karena gue pikir kapan lagi gitu kan bisa keliling Indonesia. Mana bisa sekalian liburan. Tapi malah ujung-ujungnya gue kangen rumah. Kangen kasur, bantal sama guling gue di rumah,” balas Dania.Sisil tertawa. “Ya, manusia itu kebanyakan kayak gitu. Suka berekspektasi berlenihan. Padahal segala hal yang kelihatannya sempurna dari luar juga punya sisi buruknya sendiri.”“Eh, iya Sil, gue mau tanya sesuatu sama lo dari kemaren nggak sempet,” kata Dania. Dia penasaran sekali dengan penyakit

  • Crash Melody   Crash Melody 88

    Setelah Dania memutuskan sambungan telepon, Rita segera mengirim chat kepada fotografer kenalannya yang anak seorang dokter. Dia menjelaskan semua yang Dania ceritakan padanya.Rita menghembuskan napas lega karena kenalannya itu merespon chatnya dengan cpat. Laki-laki itu bilang kalau dia akan menanyakan tentang Zevan pada ayahnya.***Rita melakukan pose sesuai dengan arahan Danu, si fotografer. Dia berfoto beberapa kali dengan pose berdiri. Setelah itu dia berbaring miring. Dalam posisi itu, diambil gambarnya beberapa kali juga.“Nice,” kata Danu setelah mengambil gambar beberapa kali.Rita lalu berdiri. “Kita jadi makan di mana?” tanyanya.Tadi pagi, sebelum berangkat pemotretan, Danu mengirim chat kepadanya kalau laki-laki itu ingin mengajaknya makan siang sambil mengobrol tentang Zevan. Tanpa pikir panjang, Rita menyetujuinya karena gadis itu juga penasaran dengan sakit yang diderita Zevan.“Lo ada janjian makan siang sama dia?” tanya Lea.Rita mengangguk. “Iya,” jawabnya.“Lo ya

Bab terbaru

  • Crash Melody   Crash Melody 164

    Yang masuk ke dalam ruangan setelah Hana dan Fajar keluar adalah Endra. Laki-laki itu awalya canguung saat melangkah ke dalam ruangan. Namun akhirnya dia bersuara juga setelah kakinya terhenti di dekat ranjang.“Kenapa lo nggak pernah cerita kalo lo sakit jantung?” tanya Endra.“Sebelumnya gue juga nggak tahu kok kalo gue sakit jantung. Gue baru ta ...”“Bohong,” sahut Endra, “gue pernah nemuin botol kecil tempat obat di kamar lo pas mau ngambil jam tangan Papa yang lo pinjem.”Zevan menghembuskan napas panjang. “Gue nggak mau terlihat lemah di hadapan orang-orang terdekat gue dan keluarga gue.”Endra tak menyahut. Dia memahami perasaan Zevan. Sebagai seorang anak laki-laki, dia juga gengsi akan bercerita tentang penyakit atau kelemahannya kepada keluarga.“Terus selama ini kenapa lo musuhin gue?” tanya Endra, “seharusnya kita nggak kayak gini nggak sih?”“Gue benci sama lo karena nyokap lebih sayang sama lo,” kata Zevan, “gue udah berusaha maklum kalo Papa selalu jarang ada di rumah

  • Crash Melody   Crash Melody 163

    Saat diberi tahu tentang perayaan hari ulang tahun sebenarnya Zevan tidak terlalu tertarik. Karena dia yakin momen itu tak akan menjadi momen yang spesial sespesial momen ulang tahun Endra. Dia bahkan berniat pergi di hari ulang tahunnya itu. Biar saja orang-orang rumah merayakan semua tanpa dirinya. Tapi setelah dinasihati Dania, akhirnya Zevan pun luluh. Meski tak terlihat bersemangat, Zevan tetap keluar kamar sekitar jam tujuh malam.Saat melihat dekorasi di ruang tamu rumahnya yang disulap menjadi hall, Zevan seketika merasa muak. Ruangan itu didekorasi dengan warna serba putih, warna kesukaan Endra. Pasti ini ide Hana. Lihatlah, di saat banyak Evolutioners yang menetahui hal-hal kecil tentang Zevan, ibunya sendiri malah tidak tahu warna favoritnya.Zevan seketika menghembuskan napas kasar. Dia ingin berbalik dan masuk ke dalam kamar lagi. Tapi niatnya itu tak berjalan mulus lantaran Fajar memanggilnya saat kakinya baru berjalan satu langkah.“Mau ke mana kamu?” tanya Fajar.“Mau

  • Crash Melody   Crash Melody 162

    Seiring dengan renggangya komunikasi Zevan dan Dania, pemberitaan di sosial media tentang mereka juga mereda. Seharusnya Dania senang karena dengan begitu dia tak menjadi bahan kejar-kejaran awak media lagi. Tapi, kenyataannya tidak. Dia justru semakin merasa kosong karena itu sekaligus memperjelas kalau dia dan Zevan memang sudah sejauh itu sekarang.Dania lalu memikirkan saran dari Sisil. Apakah memang sebaiknya dia mengajak Zevan mengobrol? Karena jujur, dia sudah sangat muak dengan kecanggungan yang terjadi di antara dia da Endra selama bebeberapa minggu belakangan ini.Setelah berpikir selama beberapa menit, akhirnya Dania memutuskan untuk mengajak Zevan mengobrol. Dia memutuskan untuk berbicara dengan laki-laki itu setelah Evolution tampil.Tanpa Dania sangka, ternyata Zevan juga berniat mengajaknya berbicara. Karena saat bertatap muka, keduanya mengucapkan, “gue mau ngobrol sama lo,” secara hampir bersamaan.“Lo duluan aja,” kata Dania akhirnya.“Lo saja,” kata Zevan.“Lo dulua

  • Crash Melody   Crash Melody 161

    “Jadi lo ngehancurin kencan mereka?” tamya Dania.“Iya,” sahut Zevan, “kesian anjir ceweknya tampangnya langsung bete gitu.”Dania terbahak. “Lah itu kan ulah lo juga kali,” katanya.“By the way, tadi gue udah mutusin kalo kita bakalan kelihatan kaya orang pacaran pas di depan Karra sama Endra aja,” kata Dania lagi.Zevan tak langsung menjawab. Kalau Dania sudah memutuskan seperti itu berarti kemungkainan mereka bersamaan akan berkurang. Tapi toh tak ada bedanya juga. Saat sedang bekerja pun dia teteap bisa mendekati Dania.“Zevan,” sahut Dania dari seberang, “kok lo diem sih?”“Eh, ya nggak apa-apa kalo misalnya keputusan lo kaya begitu,” sahut Zevan. Tapi sebenarnya dia berat mengucapkan hal itu.***Dania merasakan perubahan sikap Zevan selama beberapa hari. Kalau biasanya laki-laki itu sering mengobrol dengannya setiap istirahat makan siang, belakangan ini laki-laki itu jarang berbicara dengannya. Zevan berbicara dengannya kalau tentang masalah kerjaan saja. Sama persis saat awal-

  • Crash Melody   Crash Melody 160

    Endra tentu saja panik melihat Karra. Dia lalu berusaha menenangkan gadis itu.“Hei, udah dong nangisnya. Aku minta maaf,” kata Endra, “Dia lalu mengusap pipi Karra yang basah dengan ujung ujung jarinya.“Sini,” kata Endra. Dia lalu mendekap Karra Erat-erat.“Jadinya kamu kenapa kok jadi aneh sikapnya ke aku setelah pesta malem itu?” tanya Dania setelah Endra melepaskan pelaukannya.Endra menghembuskan napas kasar. “Aku cuma masih syok aja ngelihat Zevan jaian sama seseorang yang pernah ada hubungan sama aku.”Karra menghembuskan napas panjang. “Beneran cuma itu? Sykur deh kalau kecurigaanku gak bener.”Endra tersenyum. Dia lalu mendekatkan wajahnya ke Karra. Tanpa aba-aba, dia menyematkan kecupan lembut dan dalam di bibir gadis itu. Rasanya seperti sudah lama sekali dia tak menyalurkan perasaannya pada Karra. Maka, dia lampiaskan semuanya sekarang. Perlahan, tangan kanannya pun mulai merayap di bawah rok Karra. Namun ketika mencapai pinggul gadisya itu, tangannya terhenti lantaran te

  • Crash Melody   Crash Melody 159

    “Ayo buruan,” kata Hana.Endra menghembuskan napas kasar. Dia lalu maju lebih dulu.“Zevan buruan!” kata Hana.Akhirnya Zevan ikut maju juga. Mereka berdua akhirya saling bersalaman walau tak saling pandang. Hana geleng-geleng kepala melihatnya. Wanita itu lalu menghembuskan napas panjang.“Cepetan balik ke kamar sana, Endra,” kata Fajar, “Papa nggak mau ya ngeliat kalian berkelahi lagi kaya gini.”“Nggak janji,” kata Endra. Dia lalu beranjak pergi.***Seperti yang sudah Zevan duga sebelumnya. Kemunculannya dengan Dania di pesta malam itu pasti akan mengundang perhatian publik. Zevan tak tahu siapa pelaku pertama yeng mengunnggah video itu di internet. Yang pasti keesokan harinya setelah pesta itu selesai, videonya berdansa dengan Dania sudah tersebar di sosial media. Di X bahkan hastag ZevanDania masuk ke dalam sepuluh besar trending.Zevan ada jadwal nanti jam satu siang. Mungkin, dia baru akan keluar rumah sekitar jam sebelas pagi atau jam setengah dua belas siang. Selama itu dia

  • Crash Melody   Crash Melody 158

    “Sayang, kamu tadi udah makan belom?” tanya Zevan.Dania membelalakkan mata namun akhirnya dia menjawab pertanyaan Zevan juga. “Be ... belum sih,” katanya.“Mau aku suapin nggak?” tanya Zevan.Dania menyahut, “boleh,” sambil melirik Endra dan Karra sekilas. Jelas sekali mereka tampak syok.Rasa percaya diri Dania muncul seiring dengan raut canggung yang tampak di wajah pasangan kekasih yang duduk di sampingnya. Terutama Endra. Laki-laki itu tak bisa menutupi keterkejutannya.Selama dua puluh menit berikutnya, Dania melakonkan drama-nya dengan Zevan dengan sangat sempurnya. Endra dan Karra dibuat mati kutu melihat kemesraan yang mereka perlihatkan. Dania bahkan berinisiatif untuk bergantian menyuapi Endra. Gadis itu tersenyum lega saat akhirnya Endra mengajak Karra menghindar ke tempat lain. Laki-laki itu tampak sangat tidak nyaman.Sementara itu, Zevan tertawa puas setelah Endra dan Karra menghilang dari pandangan matanya.“Akting gue bagus kan?” kata Dania. Dia lalu merebut piring b

  • Crash Melody   Crash Melody 157

    Karra seperti tak berada di bumi saat jemari tangan kiri Endra merayap di dada kirinya. Sensasi seperti itu baru dia rasakan untuk yang pertama kali seumur hidupnya. Namun, dia hanya merasakan gejolak itu dalam waktu sekitar semenit karena Endra segera menarik diri bersamaan dengan terdengarnya suara batuk ibu Karra.“Sorry,” kata Endra saat dia melihat Karra merapikan kerah blusnya lalu mengancingkan dua kancing teratas yang terbuka.Karra tersenyum. “For what?” katanya.“Karena sudah nyentuh kamu sembarangan,” kata Endra.Karra tertawa kecil. “It’s okey,” katanya, “bukanya sekarang aku punya kamu ya? Kamu berhak ngelakuin apa saja. Hanya mungkin waktunya aja yang nggak tepat.”Endra terkekeh. “Yaudah lain kali kita cari waktu sekaligus tempat yang tepat,” katanya setelah tawanya reda.Karra membelalakkan mata. “Dasar,” katanya. Dia lalu membuka pintu mobil, “good night. See you tomorrow.”“Good night. I love you,” balas Endra. Dia lalu menurunkan kaca mobil.“I love you too,” balas

  • Crash Melody   Crash Melody 156

    Sebenarnya Karra sudah diberi tahu Endra tentang acara peresmian hotel baru itu sejak jauh-jauh hari. Tapi mendekati hari-H dia tetap saja merasa gugup bukan main. Dia merasa tidak siap kalau hubungannya harus diketahui banyak orang di kantor.“Kamu yakin mau ngenalin aku sebagai pasangan kamu di acara itu?” tanya Karra saat mereka makan siang bersama di sebuah restoran.Endra mengangguk. “Iya dong,” sahut Endra, “kan aku sudah bilang dari awal.”“Nggak apa-apa kalo pada akhirnya semua orang tahu kalau Bapak Endra sang CEO pacarannya sama sekertarisnya sendiri?” tanya Karra.Endra terbahak. “Emangnya kenapa?” tanyanya.Karra mengangkat bahu. “Kamu nggak gengsi?” tanya Karra.Endra terbahak. “Nggak lah,” katanya, “ngapain harus gengsi?”Karra lantas tersenyum. Dia merasa lega karena Endra bisa menerimanya apa adanya. Dia lalu menatap Endra dalam-dalam. Sebisa mungkin dia tak melewatkan setiap detik waktu yang dia lalui dengan Endra secara detail.“Keanapa?” tanya Endra.Karra menggelen

DMCA.com Protection Status