Tak ingin terlalu memikirkan Karra, Endra lalu bangkit. Dia lantas mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Dengan cept dia menggulir layar ponsel dan mencari nomor Dania di kontak. Dia lalu menelepon gadis itu.Endra tersenyum cerah saat mendengar suara Dania. Saat mengetahui gadis itu sudah tidak ngambek lagi, dia lebih bahagia lagi.“Gimana Bandung?” tanya Endra.“Bandung nyenengin banget. Dan pastinya polusinya nggak kayak Jakarta,” sahut Dania.Endra tertawa. “Sekarang masih di Bandung?”“Enggak, udah di Semarang sih. Baru aja nyampe sejam yang lalu,” kata Dania, “kamu kerjaannya gimana?”“Lancar sih. Tapi aku nggak bisa semangat kayak biasanya soalnya nggak bisa ketemu kamu setiap hari,” kata Endra.Dania tertawa. “Bisa aja,” katanya.“Bener deh,” kata Endra, “by the way, Zevan nggak macem-macem kan sama kamu?”“Enggak,” sahut Dania, ‘kenapa sih nanya gitu?”“Aku khawatir aja. Barangkali karena kamu jauh dari aku terus si Zevan bisa seenaknya dan semena-mena sama kamu,” sahut En
Baca selengkapnya