Beranda / Romansa / Crash Melody / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Crash Melody: Bab 101 - Bab 110

164 Bab

Crash Melody 101

“Jadi kejadiannya sebenernya itu, Zevan sudah sempet terima bunganya. Dia kekepin gitu ya, Van?” Sisil menoleh pada Zevan yang duduk di sampingnya.Zevan mengangguk. “Soalnya tangan gue bawa mic kan,” katanya.“Bener! Terus, karena dia kerepotan, dia pegang mic-nya di tangan kiri dulu, and then dia lempar bunganya ke gue. Jadi itu sebenernya ada gue yang nangkep bunganya. Nggak dibuang dilempar di lantai gitu aja ya, Guys,” kata Sisil.Zevan mengangguk-angguk lagi. Dia lalu membaca komentar. “Kenapa nggak dikasih biasa aja?” ucap Sisil.Zevan tertawa. “Ya karena gue mau nyanyi,” katanya.“Karena Zevan mau nyanyi lagi, Guys. Kan nggak enak kalo sambil nyanyi berjalan membelakangi gitu,” sahut Sisil, “lagian ada yang salah kah kalo misalnya Zevan ngasih bunganya ke gue. Itu buat sementara doang. Habis itu dia simpen kok di kamarnya.”Sisil lalu membaca komentar-komentar lagi. Banyak yang berkomentar bahwa mereka hanya melakukan pembelaan. Banyak yang berkomentar kalau Zevan sombong ya s
Baca selengkapnya

Crash Melody 102

“Ya biar lain kali nggak ceroboh!” sahut Rita.“Udah dong, Ta. Kan gue udah bilang dari awal kalo itu itu nggak direncanain,” sahut Dania.“Pokoknya gue tetap bakal ngomong sama Endra. Titik,” kata Rita. Gadis itu lalu memutus sambungan telepon.***Karena fashion show masih diadakan nanti malam. Paginya Rita benar-benar memutuskan untuk datang ke kantor Endra. Sebelum datang, gadis itu ingin mengonfirmasi Endra dulu. Dia menelepon laki-laki itu berkali-kali. Sialnya, tak satu pun dari teleponnya mendapatkan tanggapan. Modal nekat, Rita pun mendatangi kantor Endra meski belum membuat janji dengan laki-laki itu.Seperti yang sudah Rita duga, setibanya di depan resepsionis, dia dicegah untuk brtemu Endra. Wanita berambut bergelombang itu menolak permintaan Rita karena Rita belum membuat janji dengan Endra.“Tidak bisa, Ibu, semua orang yang ingin bertemu dengan Pak Endra harus membuat janji dulu,” kata resepsionis itu.“Bilang saja saya bestie-nya pacar dia. Pasti dia bakalan mau kok ne
Baca selengkapnya

Crash Melody 103

Dania menghembuskan napas lega saat akhirnya apa yang dia takutkan tak terjadi. Sambil berjalan keluar dari kamar, dia mengambil sebuah pembalut dari tasnya. Dia lalu kembali lagi ke kamar mandi.“Dan, hape lo bunyi nih!” kata Rita, “ada telfon dari cowok lo.”“Bentar!” kata Dania. Setelah menyelesaikan urusannya, dia llau keluar dari kamar mandi. Dia lalu mengambil ponselnya.“Taro, meja aja dulu,” kata Dania saat Sisil menyodorkan sebuah kotak berisi makanan padanya.“Halo,” kata Dania setelah menempelkan ponselnya di telinga.“Hei, gimana kabar kamu?” tanya Endra.“Baik, kenapa tanya gitu? Kayak kita nggak telefonan tiap hari aja?” tanya Dania.Terdengar hembusan napas panjang Endra dari seberang. “Soalnya aku denger kabar nggak enak dari Rita,” katanya.Kedua mata Dania membulat. “Rita? Dia beneran cerita sama kamu?” tanyanya.“Iya. Kamu beneran telat?” tanya Endra.Dania tertawa. “Aku udah dapet kok. Barusan banget,” katanya setelah tawanya reda.“Syukur deh,” balas Endra.“By th
Baca selengkapnya

Crash Melody 104

“Next time, pake baju yang bikin lo nyaman aja,” kata Endra, “pakai rok kalo kependekan kayak gitu kan kalo di tempat rame kayak gini juga lo sendiri yang risih.”“I ... iya, Pak,” kata Karra.“Lagian, gue juga nggak suka. Kalo misalnya ada cowok yang jelalatan ngeliatin lo,” kata Endra.Mendengar itu, kedua mata Karra melebar. “Kenapa?” tanyanya.“Karena selain sebagai sekertaris gue, gue juga udah anggep lo kayak adek gue sendiri, Karra,” kata Endra. Dia tersenyum manis sekali, “abang mana yang suka adeknya dilihatin sama cowok dengan tatapan mesum?”Karra menghembuskan napas lemah. Adik lagi? Seandainya laki-laki yang duduk di depannya itu tahu kalau orang yang dia coba tarik perhatiannya adalah dirinya.***Karra menemui Lya di rumah gadis itu sepulang kerja. Dia merasa masih belum puas bercerita tentang Endra. Ada banyak yang mengganjal di hatinya. Terutama fakta bahwa Endra hanya menganggapnya sebagi adik.Lya menyambut Karra di ruang tamu. Gadis itu tertawa ketika melihat tampa
Baca selengkapnya

Crash Melody 105

“Nggak ... aku nggak ngegombal loh ini. Beneran aku kangen sama kamu,” kata Endra.“Aku juga kangen sama kamu,” kata Dania, “sabar ya.”Endra terkekeh. “Nggak bisa sabar. Rasanya aku pengen meluk kamu sekarang juga,” katanya.Dania ikut tertawa. “Yudah peluk online aja,” katanya setelah tawanya reda.Terdengar hembusan napas panjang Endra, “Ternyata LDR itu nyiksa banget ya,” katanya.Dania lagi-lagi tertawa. “Sabar, Sayang,” kata Dania.“Iya ... iya,” katanya, “yaudah, aku mau mandi dulu. Good night. Love you.”“Love you,” kata Dania.***Rombongan Evolution sampai di kota Medan sekitar pukul sembilan pagi. Setelah mandi dan ganti pakaian, Zevan izin kepada Sisil untuk keluar sebentar di kafe bersama personel Evolution lainnya.Mereka akhirnya pergi ke sebuah kafe yang lokasinya tak jauh dari hotel tempat mereka menginap. Seperti biasa, saat keluar ke tempat umum, mereka selalu menggunakan pakaian semacam hoodie atau menggunakan masker agar tak terlihat mencolok. Setelah merasa aman
Baca selengkapnya

Crash Melody 106

Mengapa dia harus mencintai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain? Seandainya Dia yang menjadi kekasih Endra, tentu dia akan kenyang dengan perhatian yang endra berikan.“Udah enakan belom?” tanya Endra setelah gerakan tangannya terhenti.“Lumayan,” kata Karra.“Diminum gih itu. Kayaknya udah agak mendingan. Udah nggak panas banget,” kata Endra.Karra mengangguk. Dia lalu menyesap teh hangat itu perlahan.***Karra pikir, rasa sakitnya akan berkurang setelah dia minum minuman hangat yang Endra buatkan. Ternyata tidak. Sampai dia masuk ke mobil Endra untuk pulang pun rasa sakitnya masih terasa.“Udah mendingan belom?” tanya Endra setelah manyalakan mesin mobil.Karra mengangguk. Dia tak mau Endra mamikirkan dirinya lebih jauh.“Oh iya, kayaknya entar pas Dania udah balik ke Jakarta gue mau ngajak dia liburan deh. Rencananya, pas itu juga gue mau ajak lo liburan. Nah loh ajak itu gebetan lo,” kata Endra.Karra mengerutkan kening. “Gebetan?” ulangnya.Endra tak menyahut. Dia meng
Baca selengkapnya

Crash Melody 107

Setelah melihat story Karra, Dania merasa tak tenang. Meski gadis itu tak menyebutkan nama, dia yakin kalau orang yang gadis itu maksud adalah Endra. Memangnya perhatian seperti apa yang Endra berikan padanya sampai Karra menulis kalimat seperti itu di story-nya? Tak mau terus dihantui rasa penasaran, Dania lalu menelepon Endra. Hari Dania yang sudah dongkol jadi semakin dongkol karena telfonnya tak juga mendapat respon dari Endra. Bersamaan dengan air matanya yang menetes di pipi, dia lalu meletakkan ponselnya di atas ranjang. Sisil, yang baru masuk seketika menegur Dania saat melihat mata gadis itu memerah. “Lo kenapa nangis?” tanya Sisil. “Enggak kok, gue nggak nangis,” jawab Dania. “Itu mata lo merah,” kata Sisil. Sisil tersenyum. “Ini cuma kelilipan,” kata Dania. Dania mengambil ponselnya saat benda pipih itu berbunyi. Dia lalu izin keluar pada Sisil. “Kamu dari mana aja dari tadi kutelfon kok nggak direspon?” tanya Dania. Dia tidak bisa menahan suaranya yang terdengar san
Baca selengkapnya

Crash Melody 108

Karra lantas bangkit duduk. Dia merasa kosong saat menyadari kejadian indah tadi hanyalah mimpi. Dalam hitungan detik, dia meneteskan air mata. Sebegitunyakah di menginginkan Endra? Sampai terbawa mimpi dan semuanya terasa begitu nyata.Usai mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipi, dia lalu turun dari ranjang. Dia lalu lalu mengambil celana dalam dari lemari kemudian berjalan menuju kamar mandi.***Selama bekerja Dania tidak bisa fokus karena dia memikirkan hubungannya dengan Endra. Sampai kapan dia akan terus bercekcok dengan laki-laki itu akibat postingan Karra di Instagram? Rasanya melelahkan beradu mulut dengan Endra. Namun meski begitu dia juga tak mau tinggal diam. Dia berisik saja masih kecolongan. Apalagi dia cuek dan diam?“Dan, gue lihat lo dari tadi kok kayak nggak fokus ya. Kenapa?” tanya Sisil setelah usai konser. Mereka berdua duduk di sebuah kursi yang di depannya ada meja dipenuhi cemilan dan minuman.“Nggak kok. Sok tau lo,” kata Dania.Sisil tertawa. “Kelihat
Baca selengkapnya

Crash Melody 109

Semuanya berjalan begitu cepat setelah mereka saling melucuti busana masing-masing. Tiba-tiba saja, Dania sudah terbaring di atas ranjang.Saat Endra memcumbunya lagi, Dania memejamkan mata. Dia merasa tersanjung sekaligus terhormat saat kekasihnya itu menaburkan kecupan-kecupan yang halus dan lembut dari kening sampai bagaian bawah tubuhnya. Endra benar-benar memuja tubuhnya seolah dia adalah seorang bidadari surga.Jantung Dania bergemuruh dan tubuhnya bergetar saat Endra menyatu dengannya. Sepanjang gerakan yang laki-laki itu buat, dia dibuat mabuk. Rasanya dia seperti tak sedang berada di dunia.Di akhir pergulatan cinta mereka, Endra membisikkan kata, “i love you very very very much,” di telinga Dania.Dania bisa mendengar suara Endra itu dengan sangat baik. Tapi dia tak mampu berkata-kata. Saat kekasihnya itu berkata, “Do you love me too?” dan, “do you trust me?” Dania hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan.Meski mulutnya terbuka, Dania benar-benar tak bisa berkata-kata. Tubu
Baca selengkapnya

Crash Melody 110

Sisil mengupload polling di akun Instagramnya. Dia ingin tahu sebanyak apa fans yang menginginkan diadakannya konser di Jakarta untuk kedua kali. etelah mengunggah postingannay di story, dia lalu meletakkan ponselnya. Dia lalu fokus lagi pada orang-orang yang ada di sekitarnya.“Lo udah bikin pollingnya?” kata Zevan pada Sisil. Dia lalu menyesap kopinya.Sisil mengangguk. “Udah,” sahut Sisil, “let’s see.”Perhatian Sisil lalu teralih kepada Okan yang sedang uring-uringan dalam panggilan telepon. Dia memantau anak itu sampai selesai bertelepon baru dia berkomentar.“Kenapa lo?” tanya Sisil.“Ada yang ngirim foto cewek gue lagi jalan sama cowok. Setelah gue cari tau ternyata itu mantannya. Gue jeles dong. Tadi pas gue telfon, dia bilang mereka jalan karena nggak sengaja ketemu pas cewek gue di mal. Terus pas gue tanya kenapa gandengan? Masak katanya karena mau nyebrang. Kek nggak masuk akal banget nggak sih?!” cerita Okan panjang-lebar.“Tuh kan, orang pacaran tuh ribet,” sahut Zevan, “
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status