Malam pun tiba. Setelah percakapanku dengan Mas Rifki di taman belakang, aku tak menanggapinya, pergi begitu saja. Sepanjang hari aku menghabiskan waktu di kamar, tidur sampai lupa waktu. Kini, waktu sudah menunjukkan pukul delapan. Aku membuka pintu kamar, lalu berjalan ke dapur hendak memasak sesuatu di sana, ya, syukur-syukur ada sisa makanan yang bisa mengisi perutku yang sudah keroncongan ini. "Mbak Yuni?" ucapku terheran-heran."Mbak kenapa ada di sini? Gak salah lagi pasti nginep, ya?""Iya, tadi sore mau pulang, tapi Kenzo merengek pengen nginep di rumah neneknya. Ya udah nginep aja, toh besok hari libur kan." "Baru Mbak mau ke kamar kamu sehabis minum susu. Kamu pasti lapar ya?"Aku menatap susu yang Mbak Yuni buat, itu pasti susu ibu hamil. Setelahnya, aku pun berjalan mengambil air minum dan meletakan ponsel di sana. "Kenzo ke mana, Mbak? Udah tidur?""Belum, tadi si Mbak liat lagi main sama ayahnya di kamar."Aku mengangguk-anggukan kepala. Menatap sebentar ke arah Mb
Read more