—POV Serena"Tolong lepaskan Mbak Kinan. Demi aku, Mas."Aku memintanya melepaskan Mbak Kinan, sebab aku sudah tak sanggup lagi. Perkataan Ibu soal mereka berciuman terus menghantui. Aku tak tahu sebab-akibatnya sampai ciuman itu terjadi, Ibu juga tak memberitahuku lebih lanjut. Karena bisa kutebak, Ibu pasti langsung pergi setelah melihat itu semua. "Serena, kita bisa lupain sejenak permasalahan ini?" Mas Samuel berkacak pinggang, lalu meremas rambutnya sendiri. Pria itu tampak frustrasi. Ia bahkan membalas tanpa menatap kedua bola mataku. "Saya enggak tau. Saya bingung, Serena. Saya tau ini salah. Yang saya lakuin jelas menyakiti kamu. Tapi untuk melepas Kinan setelah apa yang sudah saya perjuangan selama ini demi kesembuhannya, itu sulit. Saya harus ngeliat Kinan sembuh, supaya saya bisa lega melepas Anin. Semuanya masih tentang Anin, enggak pernah berubah.""Enggak, Mas. Kamu salah. Justru yang aku liat sekarang bukan karena Anin, tapi karena perempuan itu Mbak Kinan." "Kamu t
Read more