"Sebentar, Bu, Samuel angkat telepon dulu." Dibalas anggukan olehnya. Sebelum keluar dari ruangan aku menyempatkan waktu mengecup kening Anin lalu berjalan keluar untuk menjawab panggilan tersebut. "Halo, kenapa, Bu?" tanyaku. Ya, barusan yang menelepon adalah ibuku sendiri. Aku berjalan ke tempat yang lebih sepi, sebab takut pembicaraanku menganggu pasien yang sedang beristirahat. "Kamu di mana? Cepat pulang, Ibu ada di rumah kamu."Keningku mengerut. Apakah berita perceraianku sudah sampai kepada Ibu? Ah, media memang pandai membuat heboh. "Anin dirawat Bu, sekarang Samuel lagi di rumah sakit. Serena nggak ikut, ada di rumah.""Iya memang ada, kamu cepat pulang. Ibu tunggu di rumah." "Iya, Bu. Sebentar lagi," ujarku mendesah pelan. Sambungan itu lantas terputus. Ibu sendiri yang memutuskan sambungannya. Aku berkacak pinggang, menggaruk tengkuk yang tak gatal. Astaga, bagaimana aku bilang pada Anin bahwa aku harus pulang sekarang, padahal baru saja datang. Anak itu pasti marah
Read more