Chandra menarik sang kakak supaya berdiri, kemudian memeluknya erat. “Aku sayang kamu, Mbak. Jangan nangis lagi. Orang lain boleh anggap kamu pembohong, penggoda, iblis, apa pun, tapi bagiku kamu adalah kakakku. Kamu kakakku yang hebat, kuat, dan mandiri.”Sandra menangis haru. Ia melepas pelukannya, kemudian mengambil setelan kerjanya ke kamar mandi. Benar kata adiknya, Sandra salah karena berbohong, dan dia berhutang minta maaf pada Barra dan teman-temannya di kantor. Dia juga harus berani menghadapi masalahnya. Sebab, terus-terusan berdiam diri di kamar tak ada manfaatnya baginya.Setelah bersiap-siap, Sandra menyegat bus di halte depan gang rumahnya. Seperempat jam kemudian, ia sudah sampai di kantor. Dengan langkah berari, ia membuka pintu. Ia mengawasi orang-orang yang melewatinya, dan tak ada yang berbeda pada pandangan mereka.Ketika bertemu Gladis di meja informasi, ia menyapa.“Mbak Sandra sudah sehat?”Kening wanita itu mengerut. “Sehat?”“Iya, Pak Barra bilang kalau untuk
Last Updated : 2024-01-06 Read more