Beranda / CEO / Janda Cantik Milik CEO Arogan / Bab 61. Gosip Sosilita

Share

Bab 61. Gosip Sosilita

Penulis: IyoniAe
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-27 14:52:01

Di sisi lain, pada waktu sebelum Alex merasa sebagai manusia paling teraniaya di dunia, Bu Dina memarkir mobilnya di sebuah resto keluarga yang sudah menjadi langganannya untuk arisan. Bulan kemarin Bu Anin, temannya, yang mendapat arisan. Jadi kali ini dialah yang membayar.

Mulanya mereka sepakat mengadakan arisan di rumah wanita itu. Akan tetapi mendekati acara, asisten rumah tangga Bu Anin sakit. Tak ada yang membantu menyiapkan. Beli dari resto pun percuma. Alhasil ia mengabari ibu-ibu lain di grup bahwa arisan pindah tempat. Anaknya, Nadine, tak dapat dimintai pertolongan. Sebab, gadis itu tak bisa memasak. Menyalakan kompor saja tak mampu.

Untungnya anggota arisan yang lain tidak memprotes.

Menggunakan baju kasual, Bu Anin menyambut Bu Dina di ujung meja. Rambutnya digelung dengan cantik. Ia mengenakan perhiasan yang tampak mencolok mata. Baginya, arisan merupakan ajang untuk pamer. “Apa kabar, Jeng?” ucapnya sembari mencium pipi tamunya.

“Baik-baik.” Bu Dina tersenyum. Berbeda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 62. Hadiah

    Mudah bagi Barra untuk membuat Alex hancur. Ia sudah mencari tahu tentang lelaki itu, di mana tempatnya bekerja, bagaimana lingkungannya, bahkan berapa kekayaannya. Bisa saja ia membuat lelaki itu dipecat, dimusuhi warga, maupun dibuat bankrut. Namun, ia masih memikirkan perasaan Sandra. Ia takut wanita itu bakal sedih. Atau yang lebih mengerikan, ia khawatir Sandra akan ikut jatuh bersama lelaki itu.Barra tak mau hal itu terjadi. Namun, tangannya seolah gatal ingin menjatuhkan lelaki itu.Urusan kantor sudah lebih lenggang sekarang. Programnya berjalan sesuai ekspektasi. Dalam pekerjaan, Barra merasa tak ada hal yang memerlukan perhatian khusus. Dalam rencananya untuk memperluas pemasaran, ia sudah menghubungi pihak terkait dan menurutnya syarat yang diajukan tidak berat dan sesuai dengan visi maupun misi perusahaan. Jadi tak ada kendala yang berarti.Produk barunya juga sudah siap. Ia bisa bersantai. Ia bisa melakukan hal-hal lain, seperti bermain-main dengan hidup orang lain.Kini

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 63. Pengakuan Barra

    “Kamu nggak apa-apa?” Barra begitu kahwatir ketika melihat Sandra mengelus lehernya.“Nggak apa-apa, Pak.” Wanita itu bersyukur kalung pemberian bosnya tidak putus. Ia tak enak merusak hadiah bosnya. Apalagi baru lima menit yang lalu ia memakainya.Wuri mengulurkan segelas air minum pada rekannya itu. “Emang rada nggak waras tuh cewek.”Sandra menyesap sedikit minuman yang ditawarkan Wuri. Adrenalinnya berangsur turun. “Maaf, Pak. Jadi mengganggu Bapak.”Barra menggeleng. “Nad emang begitu. Kalau sudah terobsesi sama orang, dia bakal ngelakuin apa aja.”“Bapak kenal Mbak Nadine udah lama?” Sandra penasaran.“Belum ada setahun, tapi aku pernah denger tentangnya dulu.” Barra menepuk pundak asisten seketarisnya. “Kalau memang kamu nggak nyaman, biar nanti kubilang satpam agar nggak mengijinkannya masuk. Lagi pula, dia kan nggak berkepentingan sama perusahaan.”Sandra segera menggeleng. “Nggak usah, Pak. Aku yakin tadi Mbak Nadia cuma salah paham aja, kok.” lagi pula, dia kan teman bosnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 64. Musuh Mendekat

    Langkah Nadine berderap ketika memasuki sebuah kantor. Matanya tampak memerah. Wajahnya tertekuk. Seorang polisi dari devisi khusus menghentikannya. Polisi itu masih tampak muda dan rupanya merupakan orang baru yang ditugaskan di sana.“Maaf, Mbak, ada keperluan apa? Bisa saya bantu?”“Gue mau ketemu Papa.” Nadine mendelik.“Papa?” Polisi itu mengernyit. Ia mematikan HT-nya yang berkemeresak sejak tadi. Ia melihat orang-orang yang baru datang ke kantor tersebut semuanya mengantre. Namun, gadis itu tidak. Instingnya sebagai polisi terusik. Ia curiga. “Nama Papa Mbak siapa? Sudah daftar antrean belum?”Mata Nadine memelotot. “Lo baru, ya?”Polisi itu tampak bingung. Tak lama kemudian, temannya yang lebih senior datang. Tergopoh-gopoh, temannya itu meminta maaf. Ia mendorong polisi muda itu supaya pergi dan mengambil alih tugas. “Mari, mari, Non Nadine. Saya antar ke ruangan Pak Direktur.”Nadine melirik sinis polisi muda itu sebentar sebelum berderap mengikuti polisi yang lebih senior t

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 65. Informasi yang Berharga

    “Jadi, jadi, apa yang lo tahu tentang Sandra?” Nadine tak sabar. Ia bertanya tepat ketika selesai memesan minuman. Ia mengajak Wulan ke sebuah kafe di dekat kantor ayahnya. “Duh, sabar dong, Mbak! Saya kan haus! Minum dulu, ya! Tenggorokan saya udah kering, nih! Sakit dipakai ngomong terus.” Wanita itu tak mau menyia-nyiakan kesempatan ditraktir. Ia memesan minuman kelas wahid yang sempat viral di aplikasi berlambang sebuah not. “Alah! Dasar!” Terpaksa Nadine menahan diri untuk tidak mengatai wanita itu. Ia tak boleh membuat Wulan marah. Ia terancam tak mendapat informasi tentang aib rivalnya. Gadis itu mengetuk-ngetukkan jemarinya pada meja. Kakinya bergerak-gerak gelisah. Matanya mengamati setiap pelayan yang berlalu-lalang melewatinya, membawa nampan berisi minuman untuk orang lain. “Mas! Pesanan gue bisa dipercepat, nggak?” tanyanya dengan nada songong. Para pengunjung lain meliriknya sinis, tetapi diam saja. tak ada yang berani menegur gadis itu. Mereka tak mau ribut. “Bentar

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 66. Undangan Reuni

    Undangan itu datangnya begitu misterius. Ada di laci kerja meja Sandra ketika wanita itu akan pulang. Ia baru saja selesai menemani Barra rapat dengan perusahaan periklanan. Banyak premis-premis bagus yang mereka tawarkan, wanita itu sampai bingung memilihnya. Akan tetapi tidak dengan Barra. Lelaki itu tahu persis apa yang menjadi kelebihan product-nya, sehingga ia dapat memilih dengan mudah premis iklan yang mampu menonjolkan keunggulan barang produksinya.Mereka kembali ke kantor dengan hati puas setelah melihat contoh video iklan product terbaru. Karena hari sudah sangat sore, Barra menawari Sandra tumpangan pulang. Gadis itu tidak menolak. Jadi, ia segera kembali ke meja dan mengemasi barangnya.Ia menemukan undangan itu tepat ketika akan menyimpan tablet ke laci. Undangan itu berbentuk seperti kartu, dengan latar belakang warna biru tua. Tintanya berwarna cokelat keemasan, sehingga tampak elegan. Tulisannya pun sederhana, bahwa Sandra diharap dapat menghadiri reuni bersama teman-

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 67. Taruhan

    “Kamu apa-apaan sih, Nad?” Barra menggeleng tak percaya mendapati tingkah Nadine yang dianggapnya norak. "Kamu pikir aku bakal senang kamu berbuat seperti itu?"“Kenapa? Harusnya lo berterima kasih sama gue, Bar! Gue udah tunjukin sifat asli cewek itu ke elo!”“Sifat asli?” Barra mendengkus. Ia berkacak pinggang. Bobotnya ia tumpukan pada satu kaki. “Justru kamu yang udah nunjukin sifat aslimu yang norak itu padaku. Apa kamu nggak sadar?” Ia merentangkan tangan, menunjuk semua orang yang tengah memperhatikan mereka. “Kamu telah mempermalukan dirimu sendiri.”Lelaki itu berbalik, berniat mengejar Sandra. Akan tetapi tangannya dicekal oleh Nadine.“Lo bilang lo nggak suka sama gue karena gue udah pernah tidur sama cowok lain. Sekarang, buka mata lo! Sandra itu janda!”Barra menggertakkan giginya. Ia berbalik menghadap gadis itu. Tatapannya begitu dingin dan berbahaya. Ia bahkan mengepalkan tangan erat-erat. Ia semata-mata menahan diri karena Nadine perempuan. “Otak kamu ke mana, sih? Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 68. Dusta dan Adu Domba

    Bagi Barra tak ada wanita secantik wanita itu. Bukan karena dia berparas rupawan. Bukan pula karena dia memakai barang branded untuk melengkapi penampilan. Sehari-hari dia hanya mengenakan baju biasa. Kulitnya tidaklah putih, tetapi setidaknya bersih. Rambutnya juga tidak kinclong, seperti rambut artis pada iklan sampo di televisi.Barra mencintai wanita itu karena pribadinya yang lembut dan bersemangat.Mulanya ia bertemu wanita ini ketika masih berkuliah. Barra bukanlah anak orang kaya. Ia ditinggal ayahnya dulu. Ibunya membuka warung mi utnuk menghidupi sang anak. Ketika lulus SMA, Barra bertekad akan mencari uang sendiri untuk membayar uang kuliahnya. Dia sampai pontang panting mencari objekan. Menjadi kuli pun dilakoninya.Pada semester ke-dua, ia berkenalan dengan dunia online. Ia jadi memiliki angan-angan membuat game sendiri. Jurusan yang diambilnya pun memungkinkan dia menggapai cita-citanya. Namun, membuat game tidaklah semudah yang ia pikir. Selain programnya yang rumit, ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   BNabn 69. Nasihat Sang Adik

    Chandra amat terkejut ketika pulang dan mendapati kakaknya menangis sesenggukan di pintu. Tubuh sang kakak duduk meringkuk, menyandarkan punggungnya ke daun pintu yang menjeblak. Kepalanya menunduk, bersembunyi di antara lutut yang tertekuk. Bahunya berguncang.Tergopoh-gopoh, pemuda itu menghampiri sang kakak. Dugaan pertamanya adalah sang kakak menangis karena rumah mereka kemalingan. Ia memeluk bahu kakaknya, sembari mengamati ruang tamu yang rapi. Mungkin maling itu langsung menyasar kamar dan tak menghiraukan ruang tamu. Meski begitu, ia sempat melihat televisi di ruang tengah yang mengintip. Ia jadi terheran-terheran.“Mbak,” panggilnya lembut. “Apanya yang hilang?”Sang kakak takj menjawab. Ia terisak.“Nggak apa-apa, besok pasti dapat ganti yang lebih baik,” hiburnya.Sandra mengangkat kepalanya. Ia mengusap pipinya yang basah dengan punggung tangan. Masih sesenggukan, ia menggeleng. Meski omongan Chandra berbeda presepsi, tetapi kata-katanya begitu pas bagi Sandra.“Mbak ngga

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05

Bab terbaru

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 92. Munafik

    Acara wisuda itu amat lancar. Setelah para tamu datang, para wisudawan dan wisudawati duduk di tepatnya. Setelahnya para dekan dan tamu kehormatan melakukan sambutan-sambutan di depan mimbar yang telah disediakan. Kemudian mahasiswa pilihan menyampaikan pidato perpisahannya. Setelah semuanya selesai, acara penyerahan ijazah secara simbolik dilakukan. Masing-masing wisudawan dan wisudawati dipanggil namanya supaya ke depan. Prestasi mereka disebut, begitupun dengan pesan yang sebelumnya mereka tulis.Sandra tak bisa menyembunyikan air mata harunya ketika nama sang adik disebut. Chandra bukanlah mahasiswa yang pandai hingga mendapat cum laude. Meski begitu, ia disebut sebagai mahasiswa paling rajin dan bekerja paling keras.Sandra jadi teringat dulu, ketika dia berbicara berdua dengan adiknya perihal uang kulian.“Mbak minta maaf,” katanya duduk di rumah kontrakan yang mereka tinggali sampai sekarang. “Mbak nggak bisa lagi ikut bayar uang kuliahmu. Soalnya suami Mbak nggak ngizinin Mbak

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 91. Seorang Barra

    Sandra tahu bahwa tidak mungkin sepasang suami istri dapat bekerja di perusahaan yang sama. Ia tahu kalau salah satu dari mereka harus mengalah. Sebab, atasan mereka tidak menginginkan masalah perusahaan dicampuradukkan ke masalah pribadi. Meski mereka yakin tak bakal melakukannya pun tetap saja manusia bisa khilaf. Jadi, perusahaan tak mau ambil risiko.Akan tetapi, bagaimana dengan sepasang kekasih? Bahkan belum tentu nantinya mereka akan tetap bersama. Bisa saja mereka bakal putus di tengah jalan. Namun, apakah salah satu dari mereka harus mengalah? Kalau memang begitu, dalam kasusnya tentu Sandralah yang mestinya mengundurkan diri. Tidak mungkin Barra. Sebab, lelaki itu seorang pemimpin perusahaan.Jika Barra keluar, bagaimana nasib perusahaan? Sandra jadi teringat perkataan Lusi dulu tentang perusahaannya yang lama. Pemimpin mereka memutuskan mengundurkan diri. Kepemipinan diambil alih sepenuhnya oleh perusahaan asing.Alhasil para karyawan seperti Lusi diperas tenaganya habis-ha

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 90. Akibat Beruntun

    Bisik-biik terdengar bagai dengung lebah di lobi kantor Aksara Group. Para karyawan yang baru kembali dari makan siang maupun yang sedang menunggu lift syok meelihat bos mereka menggandeng asisten seketarisnya dengan mesra.“Jadi, kabar itu beneran?”“Wah, kok bisa ya?”“Beruntung banget itu si Sandra ... iya, kan, namanya Sandra?”“Pakai pelet apa ya dia?”Pertanyaan-pertanyaan tersebut mereka bisiskkan ke telinga tean sebelahnya.Sementara itu, Sandra yang mendadak menjadi pusat perhatian orang-orang pun mencoba melepas genggaman Barra terhadapnya. “Pak, ini kan di kantor,” bisiknya, “nanti orang-orang salah paham.”“Salah paham apa?” Barra balik bertanya. Ia mengeratkan genggamannya, dan secara terang-terangan menunjukkan pada khalayak. “Nggak ada kesalahpahaman di antara kita. Dan, ya!” Ia berkata dengan lantang, seolah mengumumkan pada semua orang. “Kami memang berpacaran.”“Tuh, kan, bener kata Wulan dulu. Si Sandra itu emang penggoda. Kabarnya dia juga matre. Makanya ngelamar k

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 89. Makan Siang dan Bekal

    Dampak yang Sandra alami setelah beredarnya podcast itu langsung terasa begitu jam istirahat kantor berlangsung. Karena tak enak hati telah menyembunyikan hubungannya dari Gladis, ia berniat meminta maaf dan mengajak gadis itu makan siang bersama. Apalagi kemarin dia sudah berjanji. Demi memperbaiki hubungannya dengan Gladis, Sandra bahkan rela menolak ajakan makan siang bersama Barra.Sandra keluar kantor, menuju lift sembari membawa dompet. Ia berencana menraktir Gladis. Ketika lift terbuka, ia melihat beberapa orang di dalamnya. Orang-orang itu segera bungkam begitu melihat Sandra masuk ke lift.Di lantai di bawahnya, lift kembali terbuka. Dua orang yang Sandra kenali adalah bagian HRD, teman Wulan dulu masuk. Mereka berdiri di depan Sandra.“Eh, kamu udah nonton podcast Mbak Nadine belum?” cetus salah satu gadis tadi kepada temannya. Matanya melirik ke arah Sandra dengan sengit.“Udah. Cantik banget ya, Mbak Nadine di podcast itu. Mana lucu lagi orangnya,” sahut temannya.Sombong

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 88. Podcast

    Tangan Sandra gemetar ketika melihat ponselnya berbunyi. Sebuah notifikasi tertampil. Gladis menepati janjinya dengan mengirim link podcast itu kepada Sandra.Meski begitu, Sandra enggan membukanya segera. Ia takut. Mengingat respons Gladis tadi, ia tak sanggup melihat isi podcast. Meskipun demikian ia penasaran siapa yang telah lancang mengusik privasinya.Sandra menenangkan hatinya. Sebagai pacar Barra, kejadian ini tak bisa dia hindari lagi. Seperti yang diutarakan Bu Dina kemarin, ia harus siap.Mendadak, jantung Sandra berdetak lebih kencang. Jempolnya ragu memencet layar ponsel. Ia lantas mendesah. Mungkin ia akan melihatnya nanti saja, kalau sudah siap. Lagi pula, ia masih bekerja. Ia harus fokus pada pekerjaannya.Sandra memasukkan ponselnya ke saku. Ia mulai membuka folder pada komputernya dan kembali mengatur jadwal Barra. Sebuah email yang sudah dikirim beberapa hari yang lalu membuatnya mengernyit.Email tersebut berisi undangan dari kampus sang adik. Sekilas, Sandra berpi

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 87. Saran Mama

    Rasa penasaran Sandra sudah mencapai puncak. Pasalnya, ia tak bisa lagi mereka siapa kiranya yang tega menyebar kabar tersebut secepat ini. Ditambah respon Barra yang malah minta maaf, ia menjadi tak sabar. “Memangnya siapa yang bicara kepada wartawan tentang tatusmu? Dan kenapa pula kamu minta maaf?”Barra menarik Sandra mendekat ke kursinya. Tangannya merangkul pinggang wanita itu. Kepalanya mendongak, menatap sang kekasih dengan mata lebar, seperti kucing yang menyesal karena ketahuan mencuri ikan di dapur. “Mama,” jawabnya singkat.Sandra terkejut. “Apa?” Ia memastikan dirinya bahwa tak salah mendengar.“Mamaku.” Barra mengedikkan bahu. “Makanya aku minta maaf. Tapi beliau kan nggak ngasih tahu kalau pacarku itu kamu jadi masih aman.”“Tapi, kenapa?” Sandra mengernyit. Ia ingn marah, namun tak bisa.Belum sempat menjawab, ponsel Barra berdering. Lelaki itu mengamati layar ponselnya kemudian memberitahu, “Nih, coba tanya sendiri. Beliau menelepon.”Sandra menggigit bibir bawahnya.

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 86. Salah Paham

    “Bu-bukan, kok!” Sandra segera menepis dugaan Gladis. Ia belum siap jujur pada gadis itu. Bukan karena tidak mempercayai Gladis. Hanya saja, banyak orang di sana. Ia takut seseorang mendengarnya dan akhirnya tersebarlah kabar tersebut.Bibir Gladis mengerucut. Matanya masih memandang Sandra penuh selidik. “Tapi masa iya Mbak Sandra sama sekali nggak tahu tentang ceweknya Pak Bos? Mbak kan yang paling dekat. Coba nanti kutanya Mbak Wuri, ah!”“Jangan!” Sandra segera mencegah.Gladis semakin curiga. “Kenapa?”Otak Sandra bekerja keras mencari alasan yang logis. “Mbak Wuri kan gitu orangnya. Agak ketus kalau ditanya soal privasi bosnya.”“Oh, ya?” Gadis itu pun mengernyit, seakan mengingat-ingat kenangan masa lalu. “Saya belum pernah nanya hal-hal pribadi sama dia sih. Emang orangnya gitu, ya? Pantas nggak ada wartawan yang berani nanya-nanya tentang Pak Barra sama dia.”Sandra mengangguk-angguk dengan khidmat. Saking banyaknya masalah yang dipikirkan wanita itu kemarin, ia sampai lupa

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 85. Kabar Burung

    Mulanya Sandra yakin bakal mampu menjalani konsekuensi yang mungkin bakal terjadi ketika menjadi pacar CEO muda paling berpengaruh di dunia bisnis. Namun, hal itu terjadi sebelum ia kembali masuk kantor.Pagi itu ia mulai merapikan dirinya. Meski Bu Dina sudah bilang bahwa bukan penampilan yang mesti ia urus, tetapi tetap saja, ia ingin tampak cantik ketika bertemu dengan Barra. Kini ia merias wajahnya supaya tampak segar. Ia juga memulas lipstik baru. Selain itu, ia mengenakan blus dan rok span selutut. Ketika keluar kamar, Chandra sempat mengejeknya.“Mau kerja apa mau pacaran, Mbak?”Sandra merengut. Ia mencubit perut sang adik dengan gemas. “Enak aja. Kerja, dong!”“Sambil menyelam, minum air ya, Mbak?” Pemuda itu terkikik.“Apaan sih? Nggak lucu tau!” Akan tetapi, Sandra mengulum senyum. Ia memasukkan bekal yang sudah disiapkan ke tas. “Hari Rabu kamu wisuda, kan?”Chandra mengangguk. “Jangan lupa hadir ya, Mbak. Masa punya kakak satu enggak mau hadir di wisuda adiknya. Kebangeta

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 84. Sejajar

    Sandra pernah mengalaminya dulu ketika meminta izin Bu Utami menikahi Alex. Pertanyaan yang sama sempat keluar dari bibir calon mertuanya itu. Meski menggunakan nada bicara yang berbeda, tetap saja efek yang ditimbulkan sama menyesakkannya.Waktu itu ia dan Alex makan malam di rumah Bu Utami.“Kamu kan tahu, Alex itu pangkatnya tinggi, nggak kayak kamu yang cuma wakil. Memang kamu bisa menyetarakan dirimu di samping anakku?” tanya Bu Utami dengan hidung mengernyit. Matanya memandang Sandra seakan-akan wanita itu tikus yang menjijikkan.“Saya sanggup, Tante,” jawab Sandra penuh percaya diri. ”Saya mencintai anak Tante. Saya akan lakukan apa pun untuk membuat Alex bahagia.”Bu Utami mendecakkan lidah. “Ya sudah, kalau gitu suruh orang tuamu kemari.”Sejenak, Sandra tertegun. Ia tertegun bukan karena orang tuanya yang tak bisa menemui Bu Utami karena sudah meninggal. Ia tertegun karena harus membawa orang tuanya menemui Bu Utami. Bukankah seharusnya orang tua dari pihak laki-laki yang da

DMCA.com Protection Status