All Chapters of Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan : Chapter 81 - Chapter 90

144 Chapters

Bab 81. Alasan Tak Terduga

Wanita itu lalu merampas pistol dari salah satu tangan anak buahnya dan langsung mengarahkan pada wajah Bastian."Mungkin dengan membunuhmu kebencianku terhadap Amira juga akan berakhir!" Wanita itu menarik pelatuk dan siap menyemburkan lahar panas dari pelor. Arandita langsung melompat ke hadapan sang suami. Ia berdiri menjadi tameng sang suami yang duduk terikat pada sebuah kursi."Lebih baik bunuh aku saja! Tapi aku mohon lepaskan Mas Bastian!" mohon Arandita dengan ujung mata yang sudah meneteskan bulir-bulir."Aran menyingkirlah! Kau selamatkan dirimu dan aku bisa menyelamatkan diriku sendiri!" seru Bastian. Namun, Arandita enggan pergi, ia menggeleng."Lebih baik aku mati saja daripada harus menyaksikan orang yang aku cintai ditembak mati!" Arandita terisak, tetapi dia tetap tegak berdiri meski pada kenyataannya dia tidak berdaya karena tangan dan kakinya diikat kuat."Hahaha ... rupanya kau ingin ku musnahkan juga. Baguslah, kalau begitu aku tidak perlu ingkar janji pada seseo
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 82. Pasangan Absurd

Semua orang berlari mengejar, Bastian pun ikut-ikutan, tetapi lengannya langsung ditahan oleh Rafi."Sebaiknya Pak Bastian kembali ke mobil! Kasihan Nona Arandita pasti menghawatirkan Bapak."Mengingat nama istrinya disebut Bastian langsung mengangguk dan mundur sedangkan yang lainnya terus mengejar pria yang membawa wanita bermasker hitam itu masuk ke dalam hutan."Mas!" Arandita segera membuka mobil dan memeluk Bastian sambil menangis. Tangis haru karena suaminya kembali dengan keadaan tidak kurang suatu apapun."Ternyata Tuhan masih menyayangi kita Mas. Tuhan masih ingin kita hidup bersama."Bastian mengusap air mata yang membasahi pipi mulus istrinya lalu merangkul dan membawa Arandita kembali masuk ke dalam mobil."Kita pergi sekarang, tempat ini tidak aman untuk kita. Biar para polisi dan anak buahku yang melakukan pengejaran." Arandita mengangguk lalu menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami."Jalan Pak!" perintah Bastian pada bodyguard yang diperintah untuk menjaga Ar
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 83. Norak

"Sudah sampai Tuan, kalau masih ingin berlama-lama di dalam mobil kita cari counter lain yang lebih jauh.""Ah tidak usah Pak, di sini saja.""Mau ngapain, Mas?" Arandita kebingungan Bastian mau berhenti di tengah perjalanan. Mereka belum sampai ke rumah, Kantor atupun kafe yang diserahkan pada dirinya."Beli hape untuk kita berdua."Arandita mengerutkan kening lalu mengedarkan pandangan ke luar melalui kaca mobil. Dari samping kanan, berdiri megah sebuah counter yang menjual bermacam-macam merek handphone dan aksesorisnya serta pernak-pernik yang lain."Memang kau masih pegang hape?" Arandita langsung menggeleng saat teringat pada ponselnya yang diambil oleh wanita bermasker hitam itu."Ya udah kita beli di sini!"Arandita mengangguk dan menurut saja ketika tangannya ditarik oleh Bastian."Wah besar sekali counter-nya, selama hidup aku baru lihat counter yang seperti ini." Arandita benar-benar terpukau melihat bangunan yang terpampang di hadapan dan Bastian hanya terkekeh pelan."Me
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Bab 84. Bertemu

"Emang papa nggak di kantor?" "Kayaknya nggak, mobil papa ada, sepertinya perusahaan sudah diserahkan seutuhnya ke tangan Bobby."Arandita manggut-manggut. "Nanti aja deh Mas, kamu nggak capek apa? Emang mau bicara tentang apa sih?"Bastian menghela nafas panjang, biarlah Arandita tidak usah diberitahukan dulu kalau memang tadi dia belum sempat mendengar perkataan wanita bermasker hitam."Yasudah, yuk ke kamar aja!" Bastian merentangkan tangan kanannya lalu diraih oleh Arandita. Mereka berdua sama-sama berdiri dan langsung melangkah, menaiki tangga dengan telapak tangan yang saling bertaut.Sampai di lantai dua, keduanya menghentikan langkah kala melihat Agresia menelpon Bobby dengan suara merengek."Pokoknya aku mau ponsel kayak punya Arandita, kalau tidak aku bawa pergi Annin dari rumah ini!" ancam Agresia, ia yang merajuk seperti anak kecil lalu memutuskan sambungan telepon tatkala melihat Bastian dan Arandita berada tepat di belakangnya."Apa lihat-lihat!" seru Agresia sambil men
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 85. Dibohongi

Friska menggeleng lemah."Jadi kau tidak ingat apapun?"Friska menggeleng lagi, bahkan namaku aja aku nggak ingat, tapi orang yang menolongku memang memanggilku dengan sebutan Friska karena menganggap wajahku mirip dengan seorang model yang katanya sudah tiada. Ah, ternyata namaku beneran Friska.""Kasihan sekali kamu Friska, kau jadi lupa segalanya.""Kalau kamu memang benar mengenalku tolong bantu aku untuk mengingat segalanya," ucap Friska dengan pandangan penuh harap."Kata dokter aku bisa cepat mengingat kalau ada orang terdekat yang bisa membantuku mengingat segalanya. Kamu bilang tadi ... kamu kekasihku, kan? Kalau kamu tidak berbohong seharusnya kamu tahu tempat-tempat yang pernah kita singgahi. Pasti ada tempat romantis bagi kita berdua.""Tentu.""Bisa temani aku ke sana? Aku tersiksa dengan keadaanku yang sering pusing dan seolah ada kepingan puzzle yang tidak berhasil dirangkai oleh otakku. Aku buntu, bantu aku please!" Friska mengatupkan dua tangan di depan dada."Oke, ba
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 86. Dilema

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 malam ketika Arandita memutuskan untuk naik ke kamar karena ternyata sang suami belum datang juga. Ada apa ini? Kenapa Arandita gelisah tidak menentu memikirkan Bastian belum pulang padahal malam baru saja tiba."Non! Den Bastian belum pulang?" tanya Bik Lin tatkala Arandita menaiki tangga sambil memainkan ponsel di tangan dengan tidak bergairah."Belum Bik," sahutnya sambil menggeleng lemah."Kenapa tidak ditelpon? Lebih baik Non Aran makan malam duluan saja.""Tidak aktif Bik, sudahlah perkara makan tergantung nanti. Siapa tahu sebentar lagi Mas Bastian pulang.""Terserah Nona, tapi kalau Den Bastian belum pulang juga saya sarankan agar Nona Arandita makan malam siapa tahu Den Bastian malah sudah makan di luar.""Baik Bik, sudah ya sekarang Arandita ke kamar dulu."Bik Lin hanya menjawab perkataan Arandita dengan anggukan."Galau nih, baru sayang-sayangan eh ditinggal tanpa kabar." Agresia yang berpapasan di tangga langsung menyindir Arandita lalu t
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Bab 87. Mas Pilih Siapa?

"Mas airnya sudah siap," lapor Arandita dengan senyuman manis."Ah iya, makasih Sayang," sahut Bastian yang langsung tersadar dari lamunannya. Entah berapa lama ia berdiri hingga Arandita sudah kembali berada di sampingnya dan sudah menyiapkan pakaian ganti di atas ranjang."Silahkan Mas, aku keluar sebentar mau bikin sarapan." Arandita langsung bergegas pergi, melenggang santai seperti sebelumnya.Bastian langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Dia memakai pakaian rumahan ketimbang yang saya sudah disiapkan Arandita karena sepertinya masih ada waktu untuk bersantai sebentar di rumah.Lima belas menit kemudian Arandita masuk dengan sepiring nasi goreng di tangan."Sarapannya sudah siap, maaf hanya bisa masakin ini untuk hari ini karena waktunya mepet. Mas mau kan dengan nasi goreng?"Bastian menaruh ponsel, menatap Arandita lalu mengangguk dengan senyuman."Dimakan sampai habis ya Mas, tapi kalau tidak enak Mas Bastian bisa membuangnya dan makan masakan bibi aja.""Pasti
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Bab 88. Semakin Yakin

"Kamu mau kerja hari ini?" Bastian bertanya untuk menghilangkan ketegangan yang tercipta di hati."Kalau Mas Bastian bolehin sih iya.""Yasudah cepat mandi dan bersiap-siap! Hari ini aku antar kamu dan jangan pulang sebelum aku menjemput. Nanti kalau mau pulang lebih awal telepon aku saja ya!"Arandita mengangguk lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah bersiap-siap mereka langsung turun ke lantai bawah. Di ruang makan semua keluarga sudah berkumpul menikmati sarapan."Sarapan dulu Bas!" "Bas, hati-hati ya!""Iya, Nek.""Kami sudah kenyang Pa. Oh ya, Bastian ingin bicara penting, hanya berdua dengan Papa, tapi sepertinya tidak sekarang, mungkin nanti malam saja."Alis Pramoedya berkerut, tidak biasanya Bastian ingin bicara berdua saja dengannya, tetapi walaupun demikian pria itu tetap saja mengangguk."Yasudah kita pamit pergi."Semua orang mengangguk dan membiarkan Arandita serata Bastian berlalu pergi dari hadapan mereka semua. Kini Arandita dan Bastian sudah duduk berdampingan di dal
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Bab 89. Permintaan Tolong

"Ketimbang siapa ya?"Arandita mengerutkan kening mendengar Bastian malah balik bertanya. Wanita itu mencoba menebak-nebak sendiri."Ketimbang menolak pas disuruh menjadi pengantin pengganti bagimu beberapa bulan yang lalu." Kembali Bastian menggaruk kepala sambil terkekeh, seperti orang bodoh saja."Oh, tak kirain siapa, yasudah deh Mas nggak usah digaruk terus tuh kepala kayak orang kutuan aja." Arandita cekikikan."Hahaha!" Bastian malah tertawa renyah dan Arandita menggelengkan kepala lalu menyiapkan air panas untuk Bastian."Sudah siap Mas." Arandita berjalan mendekat lalu duduk di samping sang suami yang juga sudah duduk di tepi ranjang."Oke, aku mandi dulu. Mau mandi bareng nggak?" godanya sambil mengerlingkan mata hingga membuat Arandita langsung bergidik ngeri."Dasar suami mesum!" Kembali Bastian terkekeh lalu menarik handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Sambil menunggu sang suami selesai Arandita menyiapkan pakaian untuk Bastian. Setelah menaruh di atas ranjang ia kelua
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bab 90. Membujuk Bastian

"Bagaimana aku tidak marah kalau melihat istriku hanya duduk berdua dengan adik iparnya sementara mereka punya masa lalu yang belum selesai?""Itu nggak seperti yang kamu pikirkan Mas, aku sama Bobby udah end, bukan bersambung lagi." Arandita semakin cemberut. Bagaimana mungkin Bastian menganggap kisahnya dengan Bastian belum usai. Ah, pria itu terlalu mengada-ada dan baperan."Aku mau tanya sama kamu, bagaimana kalau kamu melihat aku duduk berduaan dengan Friska dan kamu memergokinya. Apa kau tak akan marah?"Arandita memicingkan matanya. "Tergantung, kalau duduknya sopan sih nggak, tapi kalau sampai intim, ogah. Mending aku pergi saja dari hidup Mas Bastian kalau begitu."Bastian menelan ludah mendengar jawaban Arandita."Eh tapi ... bukannya Friska sudah tiada ya? Atau dia masih hidup seperti dugaan awalku?" Arandita menatap wajah Bastian tak berkedip. Sang suami langsung meraup wajah Arandita."Itu seandainya Aran," kilahnya dan Arandita hanya tersenyum tipis."Ya kali aja, siapa
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status