All Chapters of Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan : Chapter 101 - Chapter 110

144 Chapters

Bab 101. Akan Kubuktikan

Mendengar nasehat Bik Lin Bastian hanya mengangguk, meski wanita setengah baya itu adalah pembantunya tetapi selama ini nasehat Bik Lin lah yang menjadi motivasi Bastian hingga menjadi pria sukses seperti sekarang. Hanya dia yang memberikan kasih sayang utuh. Wanita itu berperan ganda menjadi seorang pembantu sekaligus ibu angkat. Oleh karena kebaikannya Bastian sempat meminta Bik Lin tidak perlu bekerja di rumah itu, tetapi akan tetap digaji. Sayangnya Bik Lin tidak mau dan mengatakan dengan bekerja tubuhnya akan terasa lebih sehat dibandingkan dengan hanya berdiam diri saja."Sudah Den. Sekarang Den Bastian makan ya, biar bibi bawa ke sini." Bik Lin menurunkan tangan Bastian dengan pelan."Saya tidak lapar Bik." Bastian memundurkan tubuh hingga posisinya kini bersandar pada ranjang."Lapar tidak lapar Den Bastian harus makan. Ingat nggak dulu waktu Nyonya Amira masih hidup beliau selalu mengatakan kalau Den Bastian adalah tanggung jawabku jika beliau telah ada di sisimu Den.""Ah Bi
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Bab 102. Akur

"Maaf Sayang aku pikir kamu dengan Bobby sudah melakukan hal yang jauh mengingat kalian sudah lama menjadi sepasang kekasih. Sekali lagi maaf sudah su'udzon sama kamu." Bastian menggenggam tangan Arandita dengan erat."Terima kasih sudah menjaganya untukku." Bastian menghela nafas panjang. Hari ini dia yakin kalau Bobby sudah mengada-ada tentang Arandita dimana pria itu pernah mengatakan sudah menjamah tubuh Arandita dan puas. Ternyata itu adalah salah satu akal-akalan Bobby untuk membuat Bastian tidak menyukai Arandita."Aku bukan kamu yang bisa berbuat begitu dengan bebas. Sek bebas sebelum menikah hanya akan merugikan kaum wanita dan aku tidak akan mungkin bertindak sebodoh itu."Bastian tersenyum lalu semakin memeluk Arandita. "Alhamdulillah berarti aku beruntung mendapatkan istri sepertimu. Eh tapi apa maksudmu mengatakan tidak sama denganku?""Kau dengan Friska pasti sudah melakukan hal ini, kan?"Bastian tertawa mendengar pertanyaan Arandita."Kenapa kamu bertanya seperti itu?
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Bab 103. Seutas Masa Lalu

"Bang aku sudah bicara dengan papa." Bobby berkata dengan canggung. Sudah lama dirinya tidak bicara baik-baik dengan Bastian."Baiklah kau tunggu di bawah, aku mau ganti baju dulu." Bastian tersenyum manis membuat Bobby mengerutkan kening sebab merasa aneh kakaknya mau bicara ramah dengan ekspresi yang begitu santai. Sebelumnya suara Bastian selalu terdengar datar dengan ekspresi dingin dan kaku.Bobby mengangguk lalu pergi dari hadapan Bastian. Bastian menutup pintu kembali lalu melangkah ke arah walk in closet dan mengganti mantel mandi dengan pakaian santai."Sayang aku mau menemui Bobby di bawah, kau jangan lupa makan!"Hanya ada suara kucuran air di dalam menjadikan Bastian berteriak. "Sayang aku ke ruang keluarga dulu, kalau kamu ada kepentingan denganku langsung ke sana saja!"Arandita menghentikan aksi mandinya. "Iya! Iya!" Suaranya tak kalah nyaring dengan Bastian."Oke jangan lupa makan, takutnya kalau aku minta jatah lagi entar kamu pingsan!" Bastian terkekeh di ujung ka
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 104. Tegang

"Ayah kandung Leo sendiri."Kali ini Bastian benar-benar terpaku. Untuk sesaat enggan berkata-kata lagi. Rasanya sulit dipercaya, tapi mengingat perempuan setengah baya itu mengatakan dirinya diperkosa Pramoedya Bastian bisa menarik kesimpulan bahwa perempuan itu memang tidak tahu menahu dan menganggap pria yang menodainya adalah Pramoedya bukan pria lain. Namun, jika benar kenapa papanya melakukan hal nekad seperti itu jika ia tidak terlibat? Bastian tidak habis pikir apa yang ada di otak papanya. Tidakkah dia telah menyembunyikan identitas seseorang? Apa pendapat Leo jika tahu ini semua? Dan Lean selama ini telah menganggap Pramoedya adalah ayah kandung yang tidak menganggap keberadaan dirinya. Sungguh kacau akibat tindakan yang dilakukan Pramoedya tanpa pikir panjang ke depan."Abang tahu? Ayah Leo dan Lean adalah pria yang selalu tergila-gila pada Madam Kline di masa lalu, tapi keberadaan dan perasaannya tidak dianggap oleh wanita itu. Madam Kline justru tergila-gila pada papa
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 105. Meragukannya

"Rafi Mas!" Arandita menyodorkan ponsel Bastian lalu turun dari pangkuan sang Bastian mengangguk dan menerima ponsel dari tangan Arandita."Kenapa tegang begitu sih?" protes Arandita melihat wajah Bastian yang kembali kaku seperti dulu."Enggak apa-apa, hanya bekas bibirmu masih terasa panas di sini seolah bibirmu masih menempel." Bastian menyentuh bibirnya lalu terkekeh kecil untuk menyingkirkan rasa gugup yang mendera."Ish kenapa ngomongnya begitu terus sih?" Arandita menyikut bahu Bastian agak kasar. Sedikit kesal dengan Bastian yang selalu menggoda dirinya."Jadi kangen sama Mas Bastian yang dulu. Yang tatapannya dingin dan membuat penasaran."Bastian mendelik mendengar penuturan Arandita. "Katanya kaku dan kamu nggak suka?"Belum sempat Arandita bicara lagi, Bastian terdengar bicara serius dengan Rafi lewat sambungan telepon."Benar, kan dugaanku? Ini sudah kuduga sebelumnya.""Hah!"Kalau sudah serius begini sepertinya Bastian tidak bisa diganggu. Arandita bangkit berdiri dan h
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 106. Baru Sadar

"Kau membawa Annin?"Arandita menatap wajah Bastian dengan perasaan tidak nyaman."Nggak apa-apa, kan, Mas? Dia tadi menangis keras memanggil mamanya. Kasihan kalau diabaikan." Bastian menatap Annin yang malah bersembunyi di ketiak Arandita. Sepertinya balita itu takut pada Bastian karena setelah melihat wajah pria itu malah menunduk dan tidak mau menatap lagi.Selarik senyuman yang tersungging di bibir Bastian membuat Arandita menghela nafas lega."Oy ya Mas, pegangin Annin dulu ya, aku mau membereskan kamar yang berantakan ini." Arandita menggaruk kepala menyadari dirinya juga berpartisipasi dalam membuat kamar seperti kapal pecah.Bastian mengangguk dan mengulurkan tangan untuk meraih Annin. Sayangnya tangan kecil anak itu mencengkram baju Arandita dan menggeleng dengan mata yang kembali berkaca-kaca."Dia takut padaku, apakah wajahku mengerikan ya?"Arandita tidak menjawab hanya tersenyum saja."Kok nggak jawab sih? Apa saat pertama kali kamu melihatku aku terlihat menyeramkan?"
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 107. Hukuman untuk Sania

"Apakah sebenarnya Annin anak Leo?""Mana mungkin Mas, kalau ia Kak Leo pasti akan bertanggung jawab.""Kau tidak tahu saja siapa dia. Dia itu playboy kelas kakap," ujar Bastian sambil menggelengkan kepala. Sungguh kadang ia merasa geli mengingat Leo suka dikelilingi wanita dan mencumbunya satu persatu. Itu adalah kegilaan yang luar biasa bagi Bastian. Sebagai seorang pria saja ia merasa jijik melihatnya apalagi bagi wanita waras."Tapi walaupun nakal aku tahu Kak Leo pria yang bertanggung jawab. Mungkin dia tidak akan menikahi Agresia tapi pasti dia akan bertanggung jawab terhadap Annin, paling tidak menjenguk lah.""Ckk, kenapa kamu tidak terima?""Bukan begitu Mas, ah kamu sensitif amat malam ini. Mungkin lelah. Marilah kita tidur.""Ya kita tidur saja, lupakan tentang wajah Annin karena di dunia ini ada banyak wajah manusia yang kebetulan sama.""Kau benar Mas, aku sudah mengantuk." Arandita menguap beberapa kali dan tidak menunggu lama menyusul Annin. Sementara Bastian membolak-b
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 108. Orang Suruhan

Tidak sampai satu jam akhirnya Bastian sampai di ruangan kantor. Ia melirik seisi ruangan, nampak sepi karena tak ada suara Rafi ataupun Sania yang menyapa."Mengapa jadi begini?" Bastian duduk bersandar pada meja kebesaran kemudian memutar-mutar kursi yang diduduki. Perasaannya jadi tidak karuan. Di satu sisi Bastian kasihan dengan Sania, tetapi di sisi lain wanita itu sudah berani menantang dengan jebakan yang Bastian sendiri tidak tahu tujuan wanita itu yang sebenarnya."Rasanya agak aneh kalau Sania melakukan hal gila hanya karena terobsesi padaku." Pria itu menghela nafas panjang sebelum tangannya terulur menyentuh berkas-berkas yang menumpuk di hadapannya. Beberapa saat kemudian Bastian tenggelam dalam pekerjaan yang sudah satu minggu ia abaikan akibat perjalanan keluar kota yang berakibat dirinya menghabiskan waktu di rumah sakit."Mas aku bawain makanan untukmu." Suara lembut seorang wanita mengalihkan perhatian Bastian. Pria ini mendongak dan menatap wajah sang istri dengan s
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 109. Gara-Gara Dia

Matahari nampak cerah saat Arandita pulang ke rumah."Ada apa Bik, kenapa Annin diminta pulang cepat padahal kami belum selesai jalan-jalan?""Hari ini jadwal imunisasi Annin, kau mau ikut?" Bobby berjalan mendekat dan meraih Annin dalam gendongan Arandita. Arandita menggeleng dan Bik Mina pamit pergi karena merasa tak perlu menjawab."Kalau begitu biar kami pergi berdua saja. Terima kasih sudah menjaga putriku dari semalam." Bobby tersenyum hangat membuat Arandita balas tersenyum, canggung."Sama-sama. Kalau begitu aku ke dalam dulu." Arandita melangkah masuk. Baru beberapa langkah Bobby memanggil kembali."Aran!"Arandita menoleh dan bertanya, "Ada apa?""Terima kasih sudah mau membujuk Abang.""Kalau tentang itu berterima kasihlah pada Abangmu sebab bagaimanapun aku mendesaknya dia tidak akan bisa berubah pikiran jika ia tidak mau.""Ya, aku berterima kasih pada kalian berdua." Arandita mengangguk kecil kemudian melanjutkan langkah. Syalnya terjatuh membuat wanita itu berbalik dan
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Bab 110. Kabar Tak Terduga

Satu bulan berlalu. Sejak malam dimana Bobby marah, Annin kini selalu bersama Arandita dan Bastian. Mereka sampai menyiapkan kamar khusus untuk Annin di samping kamar mereka. Walaupun begitu, terkadang Annin hanya mau tidur bersama mereka berdua.Arandita dan Bastian tidak pernah mengeluh meskipun anak kecil tu selalu merepotkan mereka. Bagaimanapun Arandita tidak tega jika harus mengikuti saran Bobby untuk menaruh Annin ke panti asuhan. Dia meminta izin pada Bastian agar bisa mengasuh Annin sampai menemukan Agresia dan memberikan anak itu pada ibu kandungnya dan tidak disangka Bastian setuju begitu saja.Annin begitu menggemaskan, anak kecil itu tidak tahu apa-apa. Jadi tidak mungkin Arandita mengabaikan meskipun dia adalah putri temannya yang berubah menyebalkan. Bobby sendiri sudah tidak begitu perduli pada Annin. Pria itu bahkan sering menghindar jika berpapasan dengan anak itu. Beruntungnya Annin pun sudah tidak mau berdekatan dengan Bobby karena sejak malam itu menjadi takut."M
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status