Semua Bab Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan : Bab 111 - Bab 120

144 Bab

Bab 111. Mau Jadi Detektif?

"Fris aku–""Tolong Bas jangan tolak permintaanku.""Oke, oke." Akhirnya Bastian hanya bisa pasrahBeberapa jam berdiam diri di ruang rawat Friska membuat Bastian jenuh. Bukan apa-apa, Friska sedari tadi mengajaknya bercerita, mengenang masa lalu mereka berdua. Tentu saja hal itu membuat Bastian gelisah terutama saat memikirkan sang istri di rumah yang ia bohongi, padahal setelah pertemuannya dengan Friska saat wanita itu sudah pulih ingatan, Bastian berjanji pada diri sendiri untuk berkata jujur pada Arandita apapun itu."Maafkan aku Sayang. Aku tak mungkin mengatakan padamu bahwa aku menunggui Friska di sini." Bastian membatin.Malam beranjak semakin larut dan Bastian memaksa untuk pulang walaupun sedari tadi ditahan oleh Friska. Sayang, saat pria itu pamit tubuh Friska malah kejang dan menyebabkan Bastian menjadi panik. Segera pria itu menemui dokter yang menangani Friska."Jangan pulang Bas, please malam ini tungguin aku. Aku sering bermimpi buruk dan ditarik oleh wanita berpakaia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-22
Baca selengkapnya

Bab 112. Benar-Benar Pergi

Di dalam mobil Arandita nampak mual."Kau Baik-baik saja?"Arandita mengangguk walaupun dalam keadaan menahan mual."Tidak apa-apa bagaimana? Aku melihatmu beberapa hari ini tidak enak badan." Tanpa persetujuan Arandita, Bobby membelokkan mobil ke arah klinik. Saat menikung Arandita malah muntah dan mengenai baju Bobby."Maaf Bob, enggak sengaja.""Tidak perlu dipikirkan." Bobby memarkirkan mobilnya di depan sebuah klinik. Saat Arandita diperiksa dia hanya mondar-mandir di depan pintu ruang."Apa kata dokter? Kau sakit apa?" Bobby bertanya seperti seorang suami yang mengkhawatirkan istrinya.Arandita tersenyum. "Tidak apa-apa Bob aku hanya masuk angin saja." Jika dia menjawab yang sebenarnya takut Bobby akan memberitahu Bastian tentang Arandita.Bobby mengerutkan kening. Namun, ia tidak mau banyak tanya dan langsung mengajak Arandita masuk ke dalam mobil."Pulang atau ke tujuan awal?""Tanggung Bob, ke tujuan awal saja.""Pulang aja ya, keadaanmu tidak baik.""Kalau kamu mau pulang s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-22
Baca selengkapnya

Bab 113. Bertahanlah Sayang!

"Kami–"Belum sempat Bastian menjabarkan, ponsel di tangannya bergetar. Lekas dia memencet tombol deal."Apakah kalian menemukan istriku?""Bos Nyonya Aran sedang menuju Bandara, menurut informasi yang kami dengar ... istri Anda diajak temannya kerja jadi TKI di Jepang.""Apa! Jadi TKI? Tolong cegah dia, aku tidak mau dia pergi!""Pak Rafi sedang mengejarnya."Bastian mematikan ponsel."Ada apa ini, Nak?" Devina terlihat syok."Ayah, Ibu, nanti saja saya jelaskan, sekarang saya harus pergi sebelum terlambat." Setelah mengatakan kalimat itu Bastian berlari ke mobil dan melajukan kendaraannya dengan kencang. Ia tidak perduli dengan para pengemudi yang memprotes dengan cara menyetirnya yang mengebut."Pak!""Di mana Aran Raf? Jangan bilang kau tidak berhasil mencegahnya dan dia sudah pergi." Wajah Bastian terlihat lelah, layu seperti tanaman yang tidak disiram beberapa hari."Itu dia Pak, tadinya saya yang mau mengejar tapi melihat Bapak sudah tiba, lebih baik Bapak saja yang langsung me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-23
Baca selengkapnya

Bab 114. Kembalilah Padaku!

"Bagaimana keadaan istri saya Dok?' Wajah Bastian terlihat panik setelah pintu ruangan terbuka menampilkan sesosok dokter yang terlihat lelah.Dokter tersebut memberikan senyuman sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Bastian."Pasien baik-baik saja.""Hah!" Sungguh lega perasaan Bastian sekarang. Dada yang tadinya sesak kini langsung terasa plong. Detik itu juga Bastian mengucapkan kalimat hamdalah dalam hati. Benar-benar bersyukur karena Allah SWT senantiasa melindungi istrinya."Tapi–"Satu kata yang diucapkan dokter langsung membuat wajah Bastian kembali cemas. Kata biasa yang seakan menancap ke ulu hati. Jika sampai terjadi sesuatu pada Arandita dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri."Arandita baik-baik saja, tapi?" Kalimat ini seolah bertolak belakang membuat Bastian berpikiran buruk dan menduga-duga."Janinnya tidak bisa diselamatkan. Hamil muda memang rentan keguguran, sepertinya istri anda kelelahan.""Apa! Keguguran?" Hamil saja Bastian tidak mengetahuinya. Bastian tercen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-25
Baca selengkapnya

Bab 115. Andai Jujur

Mendengar suara Bastian Bobby menoleh ke arah pintu dan menelan ludah."Karena Abang telah menyia-nyiakannya. Arandita berhak bahagia." Bobby mencoba meluapkan kekesalan."Mulai sekarang tidak lagi, aku akan menjamin kebahagiaan istriku, jadi kamu tidak perlu ikut memikirkannya." Bastian menatap Bobby dengan aura dingin."Kupegang janji Abang, kalau sampai ingkar, aku bersumpah akan menculik Arandita dan membawanya pergi jauh dari sini, dan Abang tidak akan melihat lagi Arandita seumur hidup Abang."Arandita terbelalak mendengar ancaman Bobby."Kau tenang saja, aku pastikan kau tidak akan punya kesempatan untuk melakukan itu." Bastian menaruh makanan di brankar dan duduk."Aku suapi ya Sayang," ujarnya sambil membuka bungkus makanan. Arandita melihat ke arah Bobby sebentar lalu mengangguk."Boleh Mas."Bastian tersenyum ke arah Bobby seolah ingin mengatakan bahwa dirinyalah pemenang atas hati Arandita. Bobby hanya membeku kala melihat Bastian menyuapi Arandita dan melihat Arandita men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-28
Baca selengkapnya

Bab 116. Anak Bastian

"Maaf kalau kali ini lancang, sebenarnya saya malas Pak, takut ada fitnah yang macam-macam lagi tentangku. Sekarang keluarga sudah yakin semua kalau saya adalah pria normal hanya dengan mereka mendengar kabar bahwa Nyonya Arandita keguguran. Saya tidak mau dikabarkan macam-macam lagi berkaitan dengan Friska setelah digosipkan yang tidak benar dengan Bapak.""Ya ampun, jadi kamu bersyukur begitu karena kami kehilangan calon bayi kami?! Aku tidak menyangka kau setega itu pada kami berdua." Bastian menggelengkan kepala."Eh, eh, bukan begitu Pak, saya hanya mengambil hikmahnya saja.""Yasudah kalau kamu tidak mau mengurusi Friska, perintahkan siapa saja yang bisa yang bisa menjaga Friska di rumah sakit!" "Siap Pak!"Bastian menghela nafas panjang sebelum akhirnya kembali duduk di samping Arandita. Kembali ia menggenggam tangan sang istri. "Kau istirahatlah!"Arandita mengangguk lalu merebahkan tubuh dibantu Bastian."Mas tidak kerja hari ini?" Bastian menggeleng."Hari ini hari kita. H
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-29
Baca selengkapnya

Bab 117. Buktikan!

"Itu karena Bastian tidak mau menikah denganku padahal waktu itu aku memang tengah hamil dan kamu sendiri menghilang dari kehidupanku. Aku bukan pura-pura mati tapi memang ingin bunuh diri karena putus asa.""Cih, kau pikir aku percaya? Dasar wanita ular." Lean kembali mendorong tubuh Friska dengan kasar lalu beranjak dari sisinya. Sebelum keluar dari apartemen Friska, pria itu mengangkat kaki dan hendak menginjak bayi yang sedang menangis histeris di atas lantai.Rafi hanya melongo menyaksikan tingkah pria itu yang tidak seperti biasa. Di matanya Lean adalah Leo. Terlebih sikap Friska yang begitu tenang saja melihat putranya hendak disakiti."Kalau kau putra Bastian, menyesal aku membiarkanmu terlahir ke dunia. Kau seharusnya mati!" Lean menatap ke bawah sambil menyeringai. Kasih sayangnya pada bayi yang telah dirawat selama ini berubah menjadi kebencian setelah tahu bayi tersebut bukan anak kandung melainkan anak dari pria yang merupakan musuh besarnya."Bunuhlah dia agar aku tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-02
Baca selengkapnya

Bab 118. Banyak kejutan

"Oke." Bastian langsung menyanggupi permintaan Arandita. Sepertinya ini adalah cara satu-satunya untuk membuktikan bahwa anak itu bukanlah keturunan Bastian."Raf, bawa bayi itu kemari!""Apa?! Pak Bastian tidak salah bicara?""Kau pikir aku mabuk?!""Ah iya Pak maksud saya apa tidak apa-apa jika Nyonya melihat bayi ini?""Dia yang minta!" Bastian langsung menutup panggilan telepon, sedikit kesal dengan Rafi dan semua tingkah yang dia ambil."Ba–ik Pak," ucap Rafi lalu mulai bersiap-siap untuk ke rumah sakit. Ia langsung meminta bayi Friska yang sedang digendong oleh seorang karyawati."Bisakah kau ikut denganku? Aku takut dia menangis sementara aku menyetir."Apa boleh Pak?""Boleh, masalah izin aku yang urus!"Karyawati itu mengangguk dan mengembalikan bayi dari tangan Rafi. Dengan mobil Rafi, mereka menuju rumah sakit.Di luar ruangan Rafi dan seorang perempuan mengetuk pintu kamar rawat Arandita."Masuk!" perintah Bastian. Setelah Rafi membuka pintu pria Itu menahan agar keduanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-03
Baca selengkapnya

Bab 119. Rencana Jahat Friska

Setelah 3 hari dirawat di rumah sakit akhirnya Arandita diperbolehkan pulang. Tentu saja Bastian sangat senang. Pagi-pagi sekali dia sudah datang ke rumah sakit bersama Bik Lin untuk membantu berkemas."Akhirnya kamu sehat lagi Sayang," ujarnya sambil mendekap tubuh Arandita yang kini tengah duduk di atas brankar. Bibirnya beberapa kali mengecup kening sang istri.Arandita hanya membalas dengan senyuman, meskipun kata dokter sudah sehat, tetapi bibirnya masih nampak pucat. Hal itu membuat Bastian sedikit ragu untuk membawanya pulang."Tapi kita tunggu dokter dulu ya siapa tahu kamu masih belum sehat benar, ya meskipun katanya kemarin kamu boleh pulang hari ini bisa saja dokter berubah pikiran melihat keadaanmu sekarang. Jadi biarkan dokter mengontrol dulu.""Aku tidak apa-apa Mas, sudah sehat kok, kamu jangan terlalu berpikiran yang berlebihan." Arandita tersenyum untuk meyakinkan Bastian padahal semenjak tengah malam Arandita kembali merasakan pusing dan tubuhnya seakan ingin roboh j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-06
Baca selengkapnya

Bab 120. Terbongkar

"Aaaargh, panas!" Teriakan melengking dari ruang rawat Arandita mengundang beberapa orang masuk ke dalam."Mas, aku takut." Arandita memeluk Bastian dengan tubuh bergetar. Wajahnya kembali pucat. Sungguh dia ketakutan dengan kenekatan yang dilakukan oleh Friska."Ada apa?" Beberapa warga di rumah sakit masuk ke dalam dengan rasa penasaran."Ada orang gila yang ingin bunuh diri dan mau mengajak istriku," ucap Bastian dengan geram sambil melindungi tubuh istrinya.Friska menyeringai. Tubuhnya yang melepuh membuat dia semakin dendam pada Arandita. Ia maju ke depan dengan mengabaikan rasa sakit dan panas pada wajahnya. Orang-orang memandangnya dengan jijik dan mundur ke belakang."Tolong hentikan dia!" Bastian meminta semua orang agar menahan Friska sedangkan ia tidak bisa bergerak karena Arandita masih menempel pada tubuhnya masih dengan tubuh yang gemetar. Arandita menyembunyikan kepala di bawah ketiak Bastian dan memejamkan mata. Sungguh dia tidak ingin melihat wajah Friska yang beruba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status