All Chapters of Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan : Chapter 91 - Chapter 100

144 Chapters

Bab 91. Kecewa

"Baiklah, akan aku pertimbangkan." Arandita berdecak."Kok masih dipertimbangkan sih Mas? Bisa-bisa kamu berubah pikiran nanti."Bastian menatap wajah Arandita lekat sebelum akhirnya mengangguk. "Oke, tapi ini semua demi kamu.""Terima kasih Mas, Aran semakin yakin kalau Mas Bastian orang baik. Aran tambah sayang deh sama Mas Bastian." Arandita mendekap Bastian dengan senyuman manis."Yasudah mandi sana, kecut." Bastian mengendus tubuh Arandita dan pura-pura meringis."Iya deh, oh iya sampai lupa, tehnya diminum Mas.""Siap, makasih Sayang."Arandita mengangguk kemudian bangkit berdiri dan melangkah ke dalam kamar mandi. Bastian berpindah tempat ke sofa bed dengan membawa minumannya. Pria itu duduk lagi sambil menghembuskan nafas panjang. Menatap teh yang masih mengepulkan asap meskipun hampir tak terlihat yang kini ia letakkan di atas meja di hadapannya."Kau benar Aran, aku tidak mungkin membiarkan bisnis keluargaku hancur. Dulu mama susah payah membantu papa untuk mempertahankan
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

Bab 92. Terus Terang

"Bas, aku sudah ingat segalanya." Friska menyambut Bastian di pintu kala pria itu membuka pintu apartemen Friska. Meski penampakan wajah Friska terlihat pucat, tetapi wanita itu memperlihatkan senyuman manis.Bastian menghembuskan napas panjang lalu menatap wajah Friska dengan tatapan tajam."Katanya kamu terjatuh di lantai kamar mandi, tapi kenapa baik-baik saja?" Bastian menatap tubuh Friska dari atas ke bawah yang tidak ada lecet sama sekali."Jadi kamu menginginkanku terluka begitu?" Friska tampak cemberut lalu masuk ke dalam dan duduk di atas sofa dengan kasar."Bukan begitu ...." Bastian mengekor dan duduk di samping Friska."Seharusnya kau tidak menelponku kalau keadaanmu tidak apa-apa. Apa kau tahu saat kamu menelponku aku sedang–"Bastian menggantung ucapan kala mengigat Arandita yang ia tinggalkan dalam keadaan tanggung."Ah dia pasti marah padaku, dia akan berpikir kalau aku hanya ingin mempermainkannya." Bastian memijit pelipisnya. Kepalanya mendadak pusing."Sedang apa Ba
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

Bab 93. Kemarahan Arandita

"Mungkin aku bergaul dengan orang-orang licik sepertimu. Kau lebih licik dariku, kau seperti musuh dalam selimut dalam kehidupan Bastian." "Hahaha! Kau salah Fris, kau mengatakan itu karena kamu belum tahu siapa aku." Pria di depan Friska kembali menyeringai."Salah? Aku tahu segalanya tentangmu ... argh!" Friska langsung mencengkram perutnya yang kram.Wajah Leo tampak pucat. "Kau kenapa?" Tangannya terulur menyentuh perut Friska."Sa–kit, arrgh! sakit sekali." Wajah Friska lebih pucat dari sebelumnya. Tanpa aba-aba Leo langsung menggendong tubuh Friska. Tak ada penolakan dari wanita itu dan Leo membawanya keluar dari apartemen. Setelah memasukkan tubuh Friska dalam mobil, segera Leo memeriksa perut wanita itu dan melepaskan sabuk stagen dengan marah."Kau menyiksa bayi dalam kandunganmu sendiri. Sudah kubilang jangan lakukan ini, tapi demi si Bastian brengs*k itu kau tetap melakukannya. Tahu kan sekarang, dia sama sekali tidak perduli padamu?! Ah cintamu terlalu buta.""Diam Le! I
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Bab 94. Apapun Aku Lakukan Demi Maafmu

"Pekerjaan kantor bukan berarti harus dikerjakan di kantor," kilah Bastian dan Arandita langsung membuang nafas kasar. Ia tidak percaya bukan berarti harus memaksa Bastian untuk berkata jujur. Mulai sekarang Arandita mengambil keputusan untuk tidak ikut campur dengan urusan suaminya."Aku mau tidur, jangan ganggu aku!" Arandita bangkit dari duduknya lalu masuk ke ruang kerja. Di sana ia membaringkan tubuhmu di atas kasur dengan kasar.Bastian di ruang sebelah duduk gelisah, menutup wajah dengan kedua tangan lalu meraupnya kasar. Pria itu bangkit dan berjalan menuju tempat Arandita. Ia berbaring di samping sang istri."Aran, maafkan aku," ucapnya lagi dan tangannya terulur menyentuh pinggang Arandita serta menarik tubuh istrinya ke belakang. Arandita menyentuh tangan Bastian hingga membuat hati pria itu menghangat. Dia yakin Arandita pasti akan segera memaafkan dirinya."Hentikan menyentuhku lagi, beberapa bulan lagi akan sampai pada perjanjian kita. Biasakan diri untuk tidak menyentuh
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Bab 95. Kacau

Arandita mendesah kasar sebelum meletakkan kembali kertas di tangan. Ia memejamkan mata lalu menatap makanan yang telah dihidangkan oleh suaminya itu."Terima kasih Mas, tapi dengan begini bukan berarti aku bisa langsung memaafkanmu." Arandita menunduk kemudian mulai menyendok nasi goreng dan mengunyah. Wanita itu tersenyum mengecap makanan yang dibuatkan Bastian yang ternyata cocok di lidahnya."Tanganmu seperti koki saja Mas," gumam Arandita dengan senyuman tipis lalu melanjutkan makannya hingga tandas. Setelah selesai dia membawa peralatan makan yang kotor ke dapur.Di sana Bik Lin dan Bik Mina terlihat sedang sibuk. Arandita baru ingat ternyata hari ini akan ada kegiatan arisan teman-teman Agresia."Non Agres, ini bahan-bahannya masih kurang. untuk menu yang ini masih butuh banyak–"Agresia mengambil kertas dari tangan Bik Mina dan menatapnya sekilas."Aku akan keluar untuk membeli bahan-bahan yang kurang. Bibi tolong catat bahan apa yang dibutuhkan! Nanti aku bakal minta Bobby unt
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Bab 96. Kesimpulan

"Bob putrimu–""Cih nggak usah ikut campur kamu, ini anakku bukan anak kamu." Agresia menatap wajah Arandita dengan geram. Kebenciannya semakin membuncah karena menganggap Arandita selalu ikut campur."Pergilah Gres dan tinggalkan Annin di sini!"Agresia terlonjak kaget mendengar keputusan Bobby. Dia pun langsung melayangkan protes."Enak aja kamu Bob, aku yang hamil dan melahirkan Annin bukan kamu, lagipula anak ini ada sebelum kita menikah. Jadi mau dituntut kemanapun hak asuh Annin akan tetap berada di tanganku.""Oke, bawalah dia pergi bersamamu, tapi jangan harap aku mengakuinya anak lagi, dan sudah dipastikan dia tidak akan mendapatkan apapun dariku. Pergilah!" Bobby berteriak. Agresia menelan ludah. Jika itu sampai terjadi, tidak ada harapan lagi untuk dirinya bisa kembali ke rumah ini padahal dia hanya ingin menggertak Bobby agar tidak lagi menyalahkan dirinya. Agresia berharap dengan membawa Annin pergi suatu saat Bobby akan menyesal dan mencari mereka berdua serta mengajakn
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Bab 97. Niat Licik

Bastian melirik ke arah Leo dan wanita yang kini juga tengah menatap ke arahnya dengan kedua alis terangkat ke atas."Leo kau bawa teman?" bisik wanita itu di telinga Leo sedangkan matanya terus saja memindai mobil yang dikendarai Bastian.Leo menoleh dan langsung mengernyitkan dahi. Ia merasa tidak datang bersama siapapun. Di menatap dengan teliti mobil tersebut barangkali Friska yang tengah menyusul dirinya."Gawat aku ketahuan." Bastian langsung menghidupkan mesin mobil. Dia yang melihat beberapa anak buah berseliweran di dalam pekarangan rumah tersebut mendadak merasakan ngeri, apalagi suasana rumah itu yang terlihat mencekam ditambah dirinya yang hanya seorang saja.Bastian langsung tancap gas menuju proyek pembangunan yang ingin ia kontrol. Beruntungnya Leo dan wanita itu tidak mengejar ataupun memerintah anak buah mereka untuk mengejar mobil Bastian."Syukur mereka tidak mengetahui tentang mobil ini. Mungkin mereka mengira hanya mobil yang kebetulan lewat dan berhenti sebentar.
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Bab 98. Jebakan Sania

Setelah selesai mereka langsung menuju hotel yang dipesan oleh Sania sebelumnya. Setelah memesan kamar, mereka masuk ke dalam kamar masing-masing. Di sana, di atas kasur empuk Bastian membaringkan tubuhnya yang kelelahan setelah menyetir hampir seharian. Ia ingin beristirahat sejenak dari hiruk pikuk kehidupan. Sayangnya Tenyata hanya tubuh yang bisa santai, tetapi pikirannya masih kacau balau."Papa!" Ia meraih ponsel dan segera menelpon Pramoedya. Rasa penasaran tentang Leo dan wanita yang bersamanya membuat rasa penasarannya semakin membuncah. Apakah benar mereka dendam karena masa lalu sang papa yang kelam? Tapi kenapa sela ini Leo pura-pura baik dan menjadi sahabat dekatnya?"Kalau kamu menelpon hanya untuk menanyakan tentang hal itu, maaf Papa tidak bisa menjawabnya karena pasti ada hati yang terluka."Selalu jawaban itu yang dilontarkan Pramoedya membuat Bastian harus berkali-kali menelan pil kekecewaan. Apa salahnya Pramoedya menjelaskan semuanya, toh Bastian adalah putranya s
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Bab 99. Usaha Sania

Sania menyingkap rok mininya semakin ke atas hingga sampai pangkal paha hingga kulit mulusnya begitu jelas terlihat sementara Bastian semakin gerah, Tubuhnya semakin lama semakin panas dan jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya."Apa yang terjadi denganku?" Bastian bertanya dalam risau, keringat bercucuran dari pelipisnya. Ia menyeka dengan tangan kanan yang tampak mulai gemetar."Sania apa yang terjadi padaku?" "Bapak kenapa?" Sania pura-pura panik, tubuhnya semakin memepet Bastian, membuat pria itu semakin tidak nyaman dan tersiksa."Sania panggilkan aku dokter!" perintah Bastian seperti orang bingung. Bukannya bangkit dan menjalankan perintah sang atasan Sania malah menangkup wajah Bastian dan memainkan jari telunjuk di pipi putih Bastian hingga mencipta gelenyar aneh pada tubuh Bastian.Plak!Bastian memukul tangan Sania dengan keras lalu mendorong tubuh wanita itu hingga terjungkal ke lantai. Meskipun sakit, tetapi Sania tidak akan menyerah. Ia kembali duduk di depan Bas
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Bab 100. Bertengkar

Di rumah, saat Arandita ingin turun ke lantai bawah, ponsel yang berada di saku celananya bergetar. Segera ia meraih dan memeriksa. Setelah dicek ternyata dari Sania. Awalnya Arandita tidak berniat untuk melihat chat yang dikirimkan, tetapi karena iseng plus penasaran, ia membuka video yang dikirimkan oleh Sania.Arandita kaget melihat adegan yang begitu jelas di dalam layar ponselnya."Apa ini?" Arandita benar-benar syok. Kabar itu meluruhkan tubuhnya, ia merosot dan terduduk lemas di atas tangga dengan dada melemas dan aliran darah yang mendidih di otaknya. Sedih sekaligus marah pada Bastian."Ternyata kamu menipuku Mas? Kau ternyata adalah pria yang tidak normal. Kenapa kau tega Mas?!" Arandita menjerit dalam hati. Dia sudah terlalu mencintai Bastian dan kenyataan ini memporak-porandakan hatinya.***"Jadi ini alasannya kamu tiba-tiba berhenti setiap kali ingin menyentuhku," ujar Arandita sambil menepis tangan Bastian yang menyentuh dagu Arandita saat pria itu hendak mencium pipi sa
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status